"Sean pasti sedih banget kalo tau kalian kayak gini. Potong lidah gue kalo kalian sampe yakin buat ngelak"ujar Juna saat pada akhirnya mereka berkumpul.
Ulang tahun Juna. Malam itu akhirnya Juna berhasil membawa semuanya berkumpul. Sang adik bahkan pulang atas permintaan nya.
Hening. Tak ada yang berani membuka suara. Mereka sadar jika apa yang mereka lakukan hanya akan membuat Sean sedih jika tau. Tapi mau bagaimana? Mereka tidak bisa menghindari itu. Mereka sedih. Kehilangan.
"Gue tau kita sedih, tapi ini bahkan udah lebih dari setengah tahun. Nggak ada yang minta kita buat lupain Sean. Nggak ada. Tapi Sean pasti nggak mau kita terjebak sama kesedihan ini terus kan? Ayo bangkit"sambung Juna.
"Nggak bisa, kak"kata Juan lemah.
"Bisa! Kalian yang nggak mau. Jadiin semangat Sean jadi semangat kita juga. Gimana dia jalani harinya selama ini, gimana dia senyum haha hehe meskipun hari nya nggak baik"bantah Juna.
"Susah"gumam Ethan.
"Karna kalian nggak berusaha. Mengatas namakan Sean sebagai alasan perubahan kalian ini. Jahat. Sean bukan pembawa sedih. Kita semua tau kayak apa Sean itu"kini Saga yang bersuara, ia lelah melihat teman-teman nya menjadi pendiam dan tertutup secara serempak.
"Kita bisa terusin semangat Sean, kita bisa buat hal baik biar Sean bahagia. Dia masih punya banyak mimpi kan?"tanya Juna.Hening. Tak ada yang berani menyahut lagi karna apa yang Juna dan Saga katakan memang benar. Mereka terlalu berlarut dalam kesedihan, enggan menghilangkan sosok Sean dan memilih untuk terpuruk bersama. Padahal Sean pasti akan marah jika tau apa yang mereka lakukan ini.
Malam itu menjadi malam yang membuat semuanya kembali seperti semula secara perlahan. Juan tidak kembali pada ayah nya, Riki kembali sering berkunjung, dan Ethan dan Jarves mulai sering terlihat berkumpul lagi.
Semuanya membaik, itu yang mereka tau. Tanpa ada yang bisa menebak jika orang yang paling menyayangi Sean masih merasa tak terima dengan apa yang terjadi. Juan melakukan sesuatu. Adik tiri perempuan Ethan adalah target nya. Ini salah, Juan tau tapi ia yang akan menanggung nya nanti. Karna tangan nya sendiri tak mampu membunuh ayah Ethan yang sudah meringkuk di tahanan maka Juan memilih jalan lain, ia membawa seorang lelaki untuk mendekati anak kesayangan lelaki paruh baya itu. Ternyata tak jauh berbeda, adik Ethan sama licik nya seperti sang ayah. Sering kabur setiap malam untuk mendatangi tempat hiburan malam, dan itu memudahkan jalan Juan.
Tertangkap. Perempuan itu menyukai orang yang Juan utus, sangat menyukai. Setelahnya Juan tak peduli, ia hanya ingin merusak anak itu tanpa campur tangannya sendiri. Dan benar, perempuan itu hamil dan menjadi stres karna lelaki nya enggan bertanggung jawab. Tidak akan seru jika hidupnya berakhir bahagia, bukan? Keberadaan nya menghilang setelah beberapa bulan merengek meminta pertanggungjawaban. Juan tidak peduli. Ia hanya ingin melihat bagaimana reaksi ayah kandung Ethan tentang putri nya.
Dan seperti yang Juan harapkan, lelaki tua itu menangis memohon ampun sembari memanggil nama Ethan dan Sean secara bergantian. Putri nya menghilang entah kemana dan istrinya pun meminta untuk bercerai. Juan sengaja menjenguk nya lalu mengatakan apa yang terjadi dengan wajah polos nya. Bersikap seolah dia adalah orang baik yang peduli.
"Itu hukuman buat Lo, brengsek"gumam Juan lirih seraya keluar dari ruang jenguk nya.
.
.
.
"Kamu pasti iri karna nggak bisa ikut kesini kan? Kamu sih, buru-buru pergi. Padahal Bali cantik banget tau, Se"gumam Ethan.Ya, akhirnya ia pergi ke Bali seperti yang di inginkan Sean. Meski sendiri, meski tidak ada Sean, tapi ia merasa Sean ikut serta bersama nya disini. Air laut ditambah suara gemuruh ombak membuat Ethan memejamkan matanya.
Cuti nya tak lagi ia gunakan setelah kepergian Sean beberapa bulan lalu, sekarang ia bertekad memakai nya untuk mewujudkan keinginan Sean. Menolak di temani oleh siapapun karna ia ingin sendiri. Meskipun bayang-bayang Sean akan tetap mendampingi nya.
