chapter 3

1.3K 186 2
                                    

 Levi tak sempat menghindar dari pukulan (y/n) yang mengenai pipinya. Tubuhnya sampai terhuyung menabrak pinggiran meja. Gelas teh terjatuh dan isiannya tumpah menyebar di bawah kursi.

"kapten!"

Jean langsung berdiri menghampiri Levi yang secara mengejutkan dia bisa tumbang oleh seorang perempuan. Hanya sekali serangan pula.

Tangan Levi terangkat, mengusap dagunya yang sekarang terlihat memerah. Dia menggeleng kepada Jean mengatakan melalui gerakan tubuh bahwa dia tidak apa-apa. Levi berdecih. Dia mulai muak dengan sifat (y/n) yang suka cari masalah dengannya.

Lihatlah wajah pongahnya yang kembali muncul. Dimana ekspresi ketakutannya tadi. Levi yakin dia tak salah melihat (y/n) menangis. Menyadari bahwa dirinya ditipu membuat Levi langsung berdiri. Dia tatap perempuan yang sekarang juga menatapnya dengan serius.

Hujan semakin deras. Angin bertiup seperti seruling yang mematikan menggoyangkan api di ujung lilin.

"balasanku untuk tadi siang." Kata (y/n) tanpa merasa bersalah.

Jean meringis. Membayangkan apa yang akan dilakukan sang kapten kepada perempuan kurang ajar ini. Dia pasti akan menghukumnya. Ingatan tentang Eren yang pernah dihajar oleh Levi sampai babak belur terngiang-ngiang dikepalanya. Jean akui wajah (y/n) lumayan manis. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti jika wajah manis itu berubah menjadi penuh memar dan darah.

"aku sudah cukup menahan sabar."

Pandangan mereka berdua tidak ada yang berubah. Masing-masing menyimpan emosi tersendiri. Sesaat kemudian (y/n) menyadari ada yang berbeda dengan lawan didepannya. Auranya terlalu mengerikan. Tangan yang sudah pernah membunuh ratusan titan itu sekarang mengepal sampai buku-buku jarinya menjadi sangat putih.

(y/n) ikut mengepalkan kedua tangannya didepan wajah. Dia sudah siap untuk menyerang. Postur tubuhnya tak lebih sama seperti Levi. Pukulannya tadi sudah berhasil membuat Levi tumbang. Berarti hanya tinggal memukulnya lagi agar dia bisa memenangkan pertarungan ini.

Entah hanya (y/n) saja yang menganggap ini adalah sebuah pertarungan atau memang betulan. Karena sekarang Levi mulai bergerak maju ke arahnya. Jantung mulai berdentum-dentum melihat perbedaan kekuatan yang mulai terasa. Tanpa sadar (y/n) menahan nafas. Tubuhnya tidak bisa bergerak walaupun dia masih bisa membuka mata dan melihat satu pukulan keras melewati wajahnya.

Suara hantaman keras itu berhasil membuat telinganya tuli dalam beberapa detik. Pintu kabin atas dapurnya rusak dan menggantung mengenaskan. (y/n) tidak bisa berkedip melihat wajah Levi yang tepat berada didepannya. Ujung hidung mereka hampir bersentuhan.

"kau tuan rumah yang buruk."

Hanya kalimat itu saja yang keluar dari bibir tipis Levi namun berhasil membuat lutut (y/n) bergetar lemas. Dia terperosot jatuh ke lantai masih terkejut dengan hal yang barusan terjadi padanya. Levi berbalik dan berjalan pergi. Setelah punggung Levi hilang di balik pintu. Jean segera menghampiri (y/n). dia guncang bahu kecil perempuan itu.

"kau baik-baik saja?" ucapnya dengan khawatir.

(y/n) mengangguk lemah. Dia beberapa kali mengerjapkan matanya yang hampir kering karena tidak berkedip. Serangan tadi terlalu kuat. Dia mendongak melihat pintu kabin dapurnya yang telah rusak. Padahal dia yakin daun pintu itu lumayan tebal. Bagaimana bisa pria itu merusaknya hanya dalam sekali pukulan.

"oh, tidak!"

"apa?"

"pelipismu, berdarah."

(y/n) segera mengusap pelipisnya. Benar, ada darah disana. Lengket, merah, dan amis.

Coureuse (AOTxReader)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang