stsp - chapter 19

13 1 0
                                    

Seolah-olah tersihir dengan perkataan Nathan barusan, Della pun menuruti kemauannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seolah-olah tersihir dengan perkataan Nathan barusan, Della pun menuruti kemauannya. Dia menaruh hapenya di meja dengan posisi berdiri supaya Nathan bisa melihatnya membuka baju.

"Wait. Gue ubah dulu jadi mode telepon aja," kata Nathan memutuskan sambungan secara sepihak. Kemudian dia ubah mode menjadi telepon alias suaranya doang. "Udah selesai buka bajunya?"

"Udah."

"Celananya juga udah?"

"Belum."

"Buka semuanya kecuali daleman kamu."

Padahal Della hari itu memakai dalaman warna merah yang baru dibelinya di mall beberapa pekan lalu.

Sayang banget Nathan nggak lihat.

Tapi nggak papa deh. Masih ada hari lain.

"Udah?"

"Udah."

Kini Della hanya memakai dalaman aja. Dia mulai merasa kedinginan karena kain spreinya yang dingin.

"Sekarang kamu mulai raba payudara kamu. Pelan tapi pasti. Bayangin kalau aku ada di situ, nyentuh dan remes payudara kamu, kayak waktu itu..."

Della menutup kedua matanya perlahan. Salah satu tangannya bergerak menuju payudara kanannya Dan dia remas pelan.

"Nggghhhh..." desahnya, menggigit bawah bibirnya dengan sensual. Dia pun memilin puting susunya yang sangat pink, terlihat sangat menonjol.

"Good...," Desah Nathan di seberang sana. Dia menarik napas panjang, kemudian menyaut lagi, "take off your bra and just imagine I was there, sweetheart..."

Kata-kata Nathan memang beneran membuat Della terhipnotis. Della langsung melepas kaitan branya dan melempar bra itu ke lantai.

Dia kembali meremas kedua payudaranya dengan tangannya, sesekali memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut--seakan akan membayangkan penisnya Nathan diletakkan ke dalam mulutnya. Kemudian dia mendesah dan menggelinjang nikmat lagi.

"I imagine you were here too, Del," ucap Nathan dengan suara rendah.

Della membuka pahanya lebar-lebar, seolah-olah memberikan kewanitaannya untuk dilahap oleh Nathan di sana.

"Ahhh..."

Perempuan itu terus mendesah, merasakan betapa nikmatnya permainan jari yang dia mainkan ketika bermain di sekitar kewanitaan dan payudaranya, membuat punggungnya melengkung.

"Della?"

Terdengar Vera mengetuk pintu kamarnya. Della baru sadar kalau dia mendesah agak keras dan lupa masih ada Vera dan mamanya di rumah!

"Shit, shit, shit!" katanya pelan. Dia pun buru-buru duduk, merapikan pakaiannya dengan lengkap—takut kalau Vera mau masuk ke kamarnya. "I—iya gimana, Teh?" tanyanya terbata-bata.

"Oh, nggak tidur ya di dalam? Kirain teteh kamu tidur. Ya udah, lanjut ngerjain tesisnya ya, selamat berjuang!" Kata Vera.

Setelah menunggu Vera agak menjauh, Della menghela napas lega bukan main. Dia mengambil beberapa helai tissue untuk mengelap jarinya yang basah, barulah menjawab Nathan.

"Kang, kayaknya udahan aja mainnya. Di rumah gue nggak aman. Gue hampir ketahuan sama Teh Vera tadi," katanya masih ketar ketir.

Nathan terkekeh, "Ya udah, yang penting udah gue ajarin gimana caranya sex on the phone. You like it?"

"Sedikit sih, tapi masih belum puas," kata Della tersenyum.

Dia pengen banget bilang, can I just see you naked?

Della memejamkan mata untuk menghilangkan pikiran itu. Namun bukannya hilang, bayangan di mana Della melihat tubuh telanjang Nathan waktu itu justru tergambar di pikirannya.

Nathan memiliki kemaluan yang besar, sesuai dengan tubuhnya. Karena leher, batang hidungnya, dada bidangnya, perutnya yang terbentuk dengan sempurna.

"We still have another day to do it," kata Nathan tersenyum juga.

si tomboy & si playboy - johnny nct🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang