stsp - chapter 20

14 1 0
                                    

Della tersenyum melihat chat Nathan yang hanya satu kalimat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Della tersenyum melihat chat Nathan yang hanya satu kalimat.

| jadi ke sini?

Dia pun membalasnya cepet,

| iya.
| gue aja yang langsung ke apartemen lu, kang
| ga ush dianterin.

| oke deh. klo ada apa-apa kabarin y.


Mungkin dua minggu mereka nggak ketemu sama sekali secara langsung. Lama juga ya. Dua-duanya sibuk dengan urusan masing-masing sih.

Della masih berkutat dengan tesisnya, sedangkan Nathan juga sibuk dengan urusan kegiatan belajar-mengajar di kampus. Walaupun mereka masih satu kampus, tapi memungkinkan juga untuk mereka nggak ketemu satu sama lain.

Ini kedua kalinya Della melakukan aktivitasnya dengan orang yang sama yaitu Nathan.

Mereka masih bercumbu di kamar dalam keadaan berkeringat walaupun Nathan udah ngecilin suhu udaranya. Nggak lama Nathan bangkit dan menyuruh Della jongkok di hadapannya.

Cowok itu membuka risleting celananya dan menampakkan penis yang besar dan tegak serta berurat.

Della bingung bagaimana cara memainkannya ini. Ditambah keringatnya yang terus mengucur, membuat badannya terlihat licin.

"Bingung?" tanya Nathan dan Della mengangguk.

Sebenernya dia bisa membayangkannya. Tapi kalau dipraktekan langsung, mendadak Della nggak bisa berbuat apa-apa.

Nathan tertawa kecil. Dia meraih tangan Della ke penisnya dan mengocoknya perlahan. "Kamu kocok dengan perlahan tapi cepat."

Maka Della pun mengocoknya sesuai dengan permintaan Nathan.

Nathan pun mendesah, "Ahh, damn... Can you do it fasterhh...? Good girl... Yeahh, just like that..."

Entah kenapa ketika Nathan ngomong dengan bahasa inggris, semakin terdengar seksi. Dan itu membuat Della semakin bergairah.

Tubuh Nathan semakin meronta-ronta akan kenikmatan ini. Della pun rasanya hampir tersedak karena milik Nathan yang panjang dan besar.

"Sebentar lagi aku mau keluar... Siap-siap, sayang..."

Akhirnya Nathan menyemburkan cairan berwarna putih kental itu dan Della sedikit terbatuk-batuk walaupun dia sempat menelan cairan yang keluar dari penisnya Nathan.

Nathan mengelap mulut Della yang penuh dengan cairan itu dengan tangan. "Maaf," katanya.

"Nggak papa kok," kata Della senyum, masih batuk-batuk.

"Tunggu dulu, gua ambilin minum..."

Nathan muncul membawa gelas berisi air putih dan tissue. Sambil Della minum, Nathan mengelap cairan yang ada di lantai juga yang di mulut Della.

Mereka pun saling lempar senyum sebelum Nathan mencium kepala Della dengan lembut.

"Kang, kamu tegang lagi," kata Della pelan. Ia memegang benda panjang itu yang udah mengeras dan memperlihatkan otot itu.

"Ahhh, Del... terusin... enak..."

Efek dari itu, Della semakin menjadi-jadi. Terus menggoda area sensitif tersebut. Gila, ini cewek bener-bener bikin gue gila. Baru aja diajarin, ternyata prakteknya bukan main, batin Nathan kagum.

Nathan yang udah merasa di atas puncak gairah langsung mendorong Della untuk terlentang di ranjang.

Ia melihat tubuh Della yang udah tanpa busana terlihat menggiurkan. Kejantanannya sangat tegang sekarang, segera minta dipuaskan.

"I can't hold it anmore, babe," katanya dengan suara rendah dan seksi.

Setelah mengatakan demikian, Nathan langsung menancapkan juniornya ke dalam Della yang meresponnya dengan desahan yang luar biasa. Cewek itu merasakan nikmat di saat tubuhnya digoyangkan.

Nathan membuat mereka berdua tenggelam dalam Hasrat yang lebih luar biasa. Desahan mereka semakin lama semakin tinggi.

Kadang lembut, kadang kasar. Tetapi Nathan berusaha untuk nggak menyakiti Della.

Di tengah dia sibuk menaik-turunkan tubuh Della, ia langsung menyambar buah dada itu dengan lahap. Tak lupa ia menyesap dan memainkan puting Della yang sangat nikmat.

Posisi Della dengan kedua tangannya digenggam dengan satu tangan kanan Nathan yang merupakan tangan kanannya yang kuat membuat Della tidak tahan untuk meremas rambut Nathan sebagai tempat pelampiasan kenikmatannya.

"Nnggghhhh..."

"Aahhhhh..."

Desahan mereka memenuhi kamar.

"Gue kangen sama lu, Del...," kata Nathan di sela-sela mereka beraktivitas, masih menaik-turunkan tubuh Della dengan penuh nikmat. "Dua minggu nggak ketemu lu... rasanya hampa..."

Della mendengarkan perkataan Nathan sambil melenguh.

"Gue suka sama lu, Ardella... lu mau jadi pacar gue?" tanyanya akhirnya.

Nggak perlu waktu lama untuk Della merespon, perempuan itu langsung mengiyakan. "Gue mau... nggghh, pelan-pelan!"

Dalam balutan sehelai selimut, Della dan Nathan saling berpandangan. Aktivitas mereka udah berakhir setelah berjam-jam lamanya yang membuat keduanya lelah serta penuh keringat.

Della dan Nathan saling tersenyum satu sama lain. Mengingat kalau mereka sering berantem—well, Nathan biasanya yang mulai gangguin Della duluan dan Della merespon.

Tapi nggak bakal disangka kalau mereka saling suka.

"Gue orderin makanan, ya," kata Nathan yang hendak bangun untuk ngambil hapenya yang dia taruh di meja makan. Namun dicegat oleh Della.

"Jangan dulu, Kang. Di sini dulu."

Nathan senang setiap kali Della memanggilnya 'akang' atau 'kang'. Terasa spesial aja sih sebetulnya.

Della menepuk kasurnya, menyuruh agar Nathan kembali tidur di sebelahnya. "Kang, gue—maksudnya, aku boleh minta tolong sesuatu nggak?"

Kayaknya Della harus biasain pakai 'aku-kamu' mulai dari hari ini.

"Apa?"

"Setelah aku pikir-pikir, lebih baik kita backstreet aja... aku nggak mau—"

"Sam tahu, iya, aku juga mikir gitu," kata Nathan termenung. "Aku juga nggak mau temen-temen aku pada tahu kalau kita pacaran. Tapi semuanya pada tahu lama-kelamaan, aku yakin."

Della mengangguk-angguk. 

si tomboy & si playboy - johnny nct🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang