Part 04: Pengisi Hati

21.8K 2.1K 408
                                    

Song request: Sakura
By: Faris_R.M

M

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan mengguyur daerah pemerintahan, rintikan air tak henti-hentinya jatuh membasahi apapun yang ada dibawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan mengguyur daerah pemerintahan, rintikan air tak henti-hentinya jatuh membasahi apapun yang ada dibawahnya

Pohon, dedaunan, angin yang ribut dengan suara menenangkan dan bau yang khas membuat suasana terasa begitu nyaman untuk saling berpelukan di dalam selimut yang hangat, saling menatap dengan jantung berdebar dan senyuman malu-malu.

Namun bukan itu yang kini Taeyong dan Jaehyun lakukan, melainkan masih saling menatap setelah ciuman penuh yang Jaehyun berikan.

"Pipi anda memerah."

Taeyong tertegun, mengelus pipinya sejenak dengan jemari lentiknya. Lalu kembali menatap sang Jenderal.

"Jangan tatapan saya seperti itu, anda membuat saya ingin mencium bibir ini lagi." gumam Jaehyun membuat Taeyong menunduk perlahan, ia mengepalkan tangannya didada bidang itu dengan bibir digigit.

Sungguh, ia tak percaya dengan ucapan Jaehyun tadi, walau begitu entah kenapa ia malah menerima ciuman itu.

Jaehyun menyentuh pipi sang queen lembut. "Apa anda bersedia untuk memberikan ruang dihati ini?"

Taeyong tertegun, menghela nafasnya pelan mengingat perjanjian konyol mereka kemarin di gedung putih, dimana jika Jaehyun menang dalam sidang maka ia harus membuka hatinya.

"Mengapa aku merasa kau hanya akan menipu ku nanti?" tanyanya pelan.

Jaehyun terdiam sejenak kala hujan mengguyur atap mobil produksi tahun 1930-an itu.

"Untuk apa saya melakukannya?"

"Kau Jenderal, punya taktik dan perintah atasan. Aku tidak bisa percaya kepada siapapun, apa lagi bocah mentah seperti mu." gumamnya begitu malu dengan usia mereka.

Jaehyun tersenyum. "Tatap saya, lihat apa saya berbohong atau tidak."

Taeyong mengangkat wajahnya, memandang wajah tampan ini dimana rambut yang biasanya disisir begitu rapi yang selalu membuat matanya bosan kini terlihat acak-acakan, terlihat begitu menawan. Tak ada sirat bohong di sana.

Jenderal .J. ✔️[Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang