01 Mengulang Waktu

183 20 1
                                    

Mengerjap sekali,

Dua kali,

Tiga kali,

Pandangan yang awalnya buram kini berangsur-angsur jelas. Terlihat plafon putih dan dinding berwarna ungu muda yang nampak familiar dipandangan Ananta.

Ananta tersentak bangun dan menatap sekeliling ruangan. Ini adalah kamarnya saat masa remaja.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka dan terlihat sosok perempuan cantik tersenyum padanya.

"Eh, tumben anak cantik bunda udah bangun sebelum di bangunin?"

Ananta terpaku menatap sosok bundanya tersebut dan tanpa sadar membuatnya meneteskan air mata.

"Loh loh ko, nangis Tata nangis. Kenapa nak? Ada yang sakit? Kasih tau bunda sayang"

"Ngga ko nda, Tata cuma mimpi buruk tadi"

"Ya ampun, kirain bunda kamu kenapa. Ya sudah siap-siap ya sayang kan ini hari pertama kamu jadi anak SMA katanya udah ngga sabar"

"Iya bunda siap laksanakan"

Setelah bundanya keluar dari kamar, Tata ~panggilan kesayangan dari keluarganya~ beranjak untuk melihat kalender yang ada di meja belajarnya.

13 November 2017

Dirinya kembali ke 11 tahun yang lalu tepat saat memasuki masa SMAnya. Masa dimana dirinya bertemu dengan Ragan.

Ananta bertekad untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Bersama Regan hanya memberinya mimpi buruk dan dikehidupannya saat ini dirinya bertekad untuk tidak lagi bersinggungan dengan sosok tersebut.

"Pagi Ayah, Bunda" Sapa Ananta yang menghampiri meja makan, disana sudah ada Ayah dan bundanya.

"Pagi juga sayang" jawab kedua orang tuanya kompak. Mereka pun memulai acara sarapannya dengan tenang. Ya, orang tua Ananta menerapkan sikap tidak boleh bicara saat sedang makan.

Ananta merupakan anak tunggal di keluarganya. Ananta terlahir dari keluarga yang secara finansial berkecukupan. Ayahnya memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dibidang real estate sedangkan sang bunda memiliki cafe kue karena kecintaanya terhadap makanan manis tersebut. 

Entah apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya di masa lalu saat tau putri semata wayanganya harus meregang nyawa ditangan laki-laki yang menjadi suaminya sendiri.

Pada saat itu memang sejak awal Ayahnya tidak menyetujui hubungannya dengan Ragan. namun entah karena mungkin terlalu menyanyangi putrinya jadi lama-kelamaan pun Ayahnya luluh dan merestui hubungan keduanya.

Karma lagi karena melawan restu orang tua ~pikir Ananta.

💔💔💔

"Sayang, nanti kamu pulangnya minta jemput pak Ahmad ya. Ayah tidak bisa menjemputmu saat pulang"

"Siap Ayah"

Setelah Ananta berpamitan dengan sang Ayah, dirinya turun dari mobil dan menatap pada gerbang yang menjulang dihadapannya.

Adiyaksa Internasional Highschool

Itulah nama yang tertera pada plang yang terdapat pada atas gerbang. Bisa ditebak bukan, ya benar jika sekolah bertaraf internasional tersebut adalah milik Ragan. Ingat nama lengkapnya Raganta Adiyaksa Wiguna. Nama tengahnya sama dengan nama sekolah bukanlah sebuah kebetulan tetapi memang dialah cucu dari pemilik sekolah ini. Ya dengan kata lain dia juga pemiliknya kan?

Tarik nafas, hembuskan

Tarik, hembuskan

Tarik, hembuskan

Setelah merasa siap Ananta mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah.

Ananta kini berkumpul di Aula bersama dengan peserta MOS yang lain. Tidak seperti MOS kebanyakan yang harus membawa atribut merepotkan di Adiyaksa Internasional Highschool tidak ada hal tersebut. 

Peserta MOS hanya diwajibkan menggunakan seragam lengkap saat SMP (Junior Highschool) dan peralatan tulis untuk mencatat hal-hal penting saat kegiatan berlangsung. Kegiatan selama MOS pun terbilang cukup menyenangkan dengan para panitia OSIS yang bersikap cukup ramah.

Setelah pembukaan MOS oleh kepala sekolah, panitia mulai membagi para peserta MOS menjadi beberapa kelompok. Ananta masih ingat dengan siapa saja dirinya bergabung dalam kelompok MOS.

"Kelompok 7 : Bima Anggara, Zero Nugraha, Renata Angela, Ananta Megantara dan Budi Himawan"

Mengulang waktu ternyata membuatnya kembali satu kelompok dengan orang-orang yang masih sama seperti sebelumnya. Sepertinya Ananta harus berusaha keras untuk menghindari takdir buruknya.

Ananta berkumpul dengan ke-4 temannya barunya tersebut. Dikehidupan sebelumnya ia cenderung pasif dan pendiam membuat teman-temannya agak kesulitan berinteraksi dengannya.

Namun kali ini, demi misi mengubah masa depan dirinya sendiri Ananta bertekat untuk mencari banyak teman dan menikmati masa mudanya.

"Hai, kenalin gue Renata Angela. Salam kenal semuanya"

Sama seperti sebelumnya Renata pertama kali yang menyapa semua anggota kelompok dengan senyum cerah dan mengulurkan tangannya kepada Ananta untuk mengajak bersalaman. Dikehidupan sebelumnya karena cenderung pemalu, Ananta tidak cepat merespon uluran tangan Renata sehingga menyebabkan kesalahpahaman.

"Hai juga, Aku Ananta Megantara. Salam kenal juga"

"Aduh gemoy banget sih lu, pake aku-kamu segala"

Renata yang merasa gemas dengan pipi bulat dan cara bicara Ananta dengan semangat mengunyel-unyel pipinya.

Sudah dibilangkan kan Ananta ini memang anak baik, pemalu, sopan, cenderung pasif dan agak susah bergaul dimasa lalu. Namun karena bertekad untuk memperbaiki masa depannya Ananta berusaha untuk tidak lagi bersikap pasif maupun pemalu.

Bodo amat deh malu-maluin yang penting selamat ~pikir Ananta

"Udah-udah itu kasian Ananta pipinya sampe merah gitu Re" Ucap Zero.

"he-he maap ya Tata-ku sayang, gemes soalnya. Eh gpp kan kalo gue panggil lu Tata, soalnya Ananta kepanjangan"

"Boleh ko Rere panggil aku Tata, ayah sama bunda klo dirumah juga panggil aku Tata ko" 

Setelah diberi waktu selama 10 menit untuk saling berkenalan dengan anggota kelompok masing-masing. Seluruh peserta kembali berbaris sesuai dengan kelompoknya untuk melakukan instruksi selanjutnya.

"Untuk kegiatan MOS hari ini akan disampaikan oleh ketua OSIS Adiyaksa Internasional Highschool. Jadi untuk para peserta diharap tenang dan mendengarkan dengan baik" Ucap salah satu panitia OSIS.

Ruangan seketika hening dan kemudian pintu samping Aula terbuka menampakan sosok laki-laki dengan jas seragam khusus anggota OSIS memasuki ruangan. 

Derap langkahnya mengisi keheningan ruangan. Semua mata terfokus kepada sosok tersebut. Sosok rupawan yang mungkin saja membuat setiap orang berpikir jika Tuhan sedang tersenyum saat menciptakannya.

Seluruh ruangan terbius oleh pesona sosok tersebut kecuali Ananta.

"Selamat datang mimpi buruk, aku akan melawanmu sekuat tenaga"

💔💔💔

Bersambung. . . 

Terimakasih untuk yang membaca cerita ini, gimana pendapat kalian?

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣

Vote & comment 💬


Mengubah ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang