00 Prolog

219 17 0
                                    

"Sudah ku bilang jangan bicara dengan siapapun selain aku".

Plak

Plak

Plak

Terdengar bunyi tamparan menggema diseluruh ruangan. Entah sudah keberapa kalinya kekerasan fisik diperoleh Ananta sejak menikah dengan Ragan 6 bulan yang lalu. Laki-laki yang dicintainya sejak masa SMA tersebut ternyata menyimpan sisi mengerikan yang baru terungkap setelah menikah.

Apa ini karma untuknya karena secara tidak langsung menjadi pihak ketiga dalam hubungan Ragan dengan tunangannya dulu sehingga mereka berpisah?

Ya, Tuhan baru dua hari yang lalu dirinya mendapat luka disekujur tubuh karena Ragan melihatnya mengobrol dengan tukang sayur di kompleks perumahan dan kini tubuhnya kembali harus mendapat luka.

"Sakit mas...."

Brak

Tubuh Ananta terlempar dan menghantam meja diruang tamu karena tendangan dari Ragan. Bukannya berhenti Ragan justru kembali menjambak rambut Ananta dan berteriak.

"Sakit kau bilang? aku lebih sakit melihat sikap murahanmu itu"

Ragan seperti kehilangan akal dan kemudian membenturkan kepala Ananta ke lantai. Darah mengalir dari luka benturan dikepala Ananta menciptakan genangan darah mengerikan.

Sebengis itu menyakiti, secepat itu pula perubahan sikap Ragan terjadi. Sedetik bisa memukul tanpa berkedip, sedetik kemudian bisa melembut bagaikan orang yang memiliki cinta sejati.

Sakit jiwa ~batin Ananta

"Sayang, sayang, hei buka matamu"

Ragan mengguncang tubuh Ananta yang nampak lunglai dan kehilangan kesadaran.

"Maafkan aku, sayang"

Ananta merasa kepalanya berdengung kencang, pandangannya memburam, suara Ragan pun semakin terdengar samar.

Tuhan jika aku bisa mengulang waktu, aku tidak akan pernah lagi menyakiti hati perempuan lain hanya karena cinta ~batin Ananta yang kian tenggelam dalam kegelapan.






Mengubah ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang