Bab 2

3.3K 568 10
                                    

Happy reading, semoga suka.

Kisah ini sudah tersedia sampai tamat di Karyakarsa ya.

Juga ada Paketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juga ada Paketnya

Kalian boleh follow akun KK saya di : carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian boleh follow akun KK saya di : carmenlabohemian

Dan sekarang, KK pakai koin ya tapi secara garis besar tidak ada perubahan. Kalian tinggal isi KOIN dan bisa dibayar pakai Shopeepay, dana dll, seperti biasa juga.

Dan better kalian buka langsung dari browser websitenya, ga perlu pakai aplikasi. Langsung ke : www.karyakarsa.com

Bisa beli dan baca langsung dari web saja.

Contoh cara beli koin:

Pilih jumlah

Pilih metode bayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pilih metode bayar

Pilih metode bayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Klik konfirmasi

Finish the steps

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Finish the steps

And happy reading

Luv,
Carmen

________________________________________

Charlotte tidak akan berbohong. Ia memang tertarik pada bosnya - Dalton. Tapi hey, siapa yang tidak akan tertarik dengan pria itu, bukan? Hanya saja tentu Charlotte mengerti posisinya dan ia selalu menjaga hubungan mereka agar tetap profesional. Untuk beberapa alasan, ia juga enggan memiliki hubungan romantis dengan pria itu. 

Dalton memang bujangan. Tapi apa pria itu termasuk tipe eligible? Bagi Charlotte, jawabannya adalah tidak. Pria itu adalah mesin, pekerja keras, workaholic, seperti robot yang diprogram sebenarnya. Dia sudah berada di kantor pagi-pagi, jam 6, paling telat jam 6.30, dan Dalton baru akan meninggalkan kantor larut malam untuk pergi ke gym, jika masih sempat. Pria itu memang berotak brilian, sangat mencintai pekerjaannya, berdedikasi dan bila dia sudah membulatkan tekad, Dalton akan mengejarnya sampai dapat. Hukum sepertinya adalah ideologi hidup pria itu, agamanya, istrinya, kekasihnya, pusat dunia Dalton. Dan pria itu hanya peduli pada kasusnya, bagaimana meruntuhkan grup-grup perusahaan besar yang suka berbuat curang dengan membahayakan lingkungan. Pria itu sangat bernafsu dengan kasus-kasus semacam itu.

Sepanjang waktu Charlotte mengenal Dalton, ia bisa menghitung dengan jari berapa kali Dalton datang terlambat, terlihat sedikit berantakan atau masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin, maka Charlotte tahu kalau pria itu baru saja menghabiskan malam bersama seorang wanita. Lalu biasanya, beberapa hari kemudian, Charlotte akan menerima telepon dari seorang wanita, suara mereka akan terdengar seolah putus asa dan menahan isak, memohon untuk berbicara dengan pria itu. Sementara Dalton sama sekali tidak peduli dengan mereka. Pria itu hanya tidak punya waktu untuk sebuah hubungan. Dia mungkin hanya ingin bersenang-senang sejenak tapi tidak ingin terikat dalam sebuah hubungan formal. 

Jadi bisa dimengerti, bukan? Mengapa Charlotte tidak ingin menjalin hubungan dengan bosnya itu walaupun ia tertarik pada Dalton. Ia sudah pasti tidak mau menjadi salah satu wanita tersebut jadi Charlotte menjaga batas itu dengan baik. 

Satu lagi, Charlotte juga tidak siap dengan sebuah hubungan. Ia masih berusaha menyembuhkan hatinya, bahkan setelah beberapa tahun, pengalaman itu masih membuatnya enggan membuka diri. Benjamin, mantan kekasihnya dulu, pria itu sangat mirip dengan bosnya. Bagi Ben, karir pria itu adalah segalanya. Charlotte sudah pasti tidak ingin secara sukarela mengulang cerita lama, tak peduli semenarik apapun seorang Dalton Crawford atau sebesar apapun rasa tertarik Charlotte padanya. 

Malam itu, ia pulang larut malam dari kantor setelah menyelesaikan semua tugas dari pria itu. Saat tiba di apartemen, Charlotte mengepak apa-apa yang harus dibawanya sebelum mandi lalu tidur. Ia pasti tidak mau bangun terlambat besok paginya. 

Pagi berikutnya, setelah menjemput bosnya itu, mereka langsung berangkat ke bandara. Tak lama, Charlotte sudah duduk bersebelahan dengan Dalton dalam penerbangan New York menuju Los Angeles.

Entah kenapa, ia merasa perjalanan kali ini akan terasa berbeda. Well, biasanya ia juga selalu menemani pria itu dalam perjalanan bisnis, tapi selalunya hanya penerbangan singkat, ke Washington, ke Chicago, ke kota-kota sekitar. 

Perjalanan kali ini adalah California, penerbangan yang lebih panjang, dengan pesawat yang membawa mereka menjauh dari kota dan dari rutinitas mereka, menjauh dari dunia mereka sehari-hari dan Charlotte sadar bahwa mereka akan menghabiskan lumayan banyak waktu bersama, hanya berdua, di kota yang terkenal indah, dan gemerlap, kota yang lingkungannya hangat dan sensual. Charlotte tahu ini bukan liburan, tapi ia juga mengepak pakaian musim panasnya, membawa bikini dan sunscreen, dua hari di pantai yang hangat dengan pria itu di dekatnya. Charlotte sadar resikonya. Ia tidak tolol, ia tahu apa yang mungkin saja terjadi jika ia membiarkan hatinya mengalahkan pikirannya. Namun, Charlotte tidak akan membiarkan hal itu terjadi, bukan?

Strictly professional, that’s how it’s gonna be.

Taking The Boss to The BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang