Bab 7

2.7K 522 13
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa ya (adult romance 21+)

Untuk Karyakarsa, kalau mau melakukan pembelian seperti biasa (pakai ewallet dll) buka via web ya: www.karyakarsa.com

Untuk top up koin juga lebih murah di websitenya.

Yang 560 koin itu ada dua novel di dalamnya ya, paket.

Enjoy

Luv,
Carmen

__________________________________________

Dalton tidak bisa tidur semalaman, ia juga tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya semalam.

Bagaimana bisa? Ketika wanita yang selama ini menjadi obsesinya berjalan keluar dari kamar mandi dengan kaus tipis dan celana pendek, semua konsentrasi Dalton buyar. Ia tidak tahu apakah wanita itu sengaja karena Dalton bisa melihat bayangan puncak payudara Charlotte yang menekan bahan kaus itu dan juga bebas memandangi kaki jenjang Charlotte yang tidak tertutupi celana pendeknya itu. Semua ketenangan yang berhasil ia kumpulkan, semua kepura-puraan dan sikap tak pedulinya langsung goyah ketika berhadapan dengan Charlotte yang tampak setengah telanjang di hadapannya.

Dalton merutuk di dalam hati walaupun wajahnya berusaha menampakkan sikap normal. Well, ia tahu kalau Charlotte tidak punya pilihan, mereka terpaksa sekamar karena hal-hal di luar kontrol, wanita itu tak membawa pakaian tidur seminim ini untuk menggodanya, juga tak mungkin meminta wanita itu mengenakan pakaian kerjanya untuk tidur – selain tidak nyaman, tentu saja itu sama saja seperti mengaku pada mereka berdua bahwa Charlotte memberinya pengaruh.

Karena ia sudah kehilangan fokus, Dalton tahu tidak ada gunanya melanjutkan pekerjaannya. Setelah yakin kalau wanita itu sudah tertidur, ia meletakkan semua pekerjaannya di meja kerja kecil yang tersedia lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat kembali ke kamar, Dalton tergoda untuk mencoba tidur di sofa namun tempat kecil itu sungguh tak nyaman dan membuat benaknya lebih sibuk karena ia tak mampu terpejam. Menghela napas pelan, ia bangkit dan menuju ke sebelah ranjang yang kosong.

Untuk satu jam berikutnya, ia hanya bisa berbaring diam di samping Charlotte, menatap wanita itu sesekali sambil mendengarkan napas teraturnya.

Sial! Wanita itu tertidur begitu nyenyak. Apa cuma ia sendiri yang begitu terpengaruh dengan kedekatan mereka?
Keesokan paginya, Dalton memutuskan bahwa semua ini harus dihentikan. Ia tidak bisa terus begini, berbagi kamar dengan Charlotte, seranjang dan setiap malam harus tersiksa. Ia harus melakukan sesuatu.

Dalton nyaris tidak tidur semalaman. Ketika ia jatuh tertidur karena terlalu lelah, ia akan bangun kembali tak lama setelahnya, bergerak gelisah dan terus mencuri pandang ke arah Charlotte. Entah berapa kali hal seperti itu terulang. Lalu ia dibangunkan oleh alarmnya ketika matahari baru saja terbit di langit yang mendung dan Dalton tak punya pilihan selain bangun, walaupun kepalanya berdenyut sakit dan ereksinya juga terasa begitu keras hingga sakit.

Saat mandi dengan air dingin di kamar mandi hotel, ia melakukannya sambil terus merutuk. Enough is enough! Ia masih harus melalui hari yang panjang, dua belas jam yang panjang sedang menunggunya dan Dalton harus menjernihkan kepalanya agar ia bisa mendapatkan semua pernyataan saksi dan meneruskan kasus ini serta memenangkannya tanpa halangan berarti. Semua itu hanya bisa ia lakukan jika ia FOKUS!

Saat mobil sewaannya bergerak membelah menuju pusat kota, Dalton hanya bisa berharap bahwa malam ini saat ia kembali, mereka akan tidur di ranjang masing-masing.

Taking The Boss to The BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang