🥀| 00.00

65.2K 2.8K 80
                                    

Play Mulmed if you want..

| E. nd |

Aku menitipkan sebuah ingatan untuk kehidupan selanjutnya.

Ding.. Dong..

Bunyi bel istirahat memekikkan telinga, jam yang ditunggu-tunggu oleh semua murid. Setelah mengawali hari dengan pembelajaran yang memberatkan kepala untuk sebagian murid. Tandai, hanya sebagian tentunya.

Sedangkan gadis yang baru sadar dari alam bawa mimpinya itu menguap beberapa kali, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Nyenyak sekali tidurnya.

"Kau sudah bangun?" tanya nada sinis itu mengawali kesadarannya.

"Kau tidak buta kan?" tanya balik gadis itu dengan ketus. Cengiran khas gadis dengan rambut kuncir kuda itu terlihat dengan dua jari berbentuk 'V'.

"Sudah, jangan berdebat. Aku sudah sangat lapar" ujar gadis satunya yang memiliki gaya rambut pendek sebahu dan berkacamata.

Mereka bertiga berjalan keluar kelas menuju kantin di iringi dengan gurauan.

"Apa kau sudah baca novel yang aku pinjamkan?" tanya Rosa memperbaiki kacamatanya.

Elina menguap sesekali, "maaf, sejak kapan aku meminjam novelmu?"

Pletak!

"Shhhs, apa yang kau lakukan?!" ringisnya mengusap-usap dahinya.

"Kau yang kenapa?!" garang Rosa. "Bagaimana bisa kau lupa setelah meminjam novelku selama dua bulan lebih?!" kesalnya.

"Hah? Novel yang mana sih?"

Rosa menghembuskan napasnya frustasi, memiliki teman seperti Elin nyatanya tak seindah imajinasi Spongebob.

"Be calm, girls" ujar Rista menengahi.

"Aku tidak mau tau! Kau harus mengembalikannya pekan ini! Atau aku akan membakar semua koleksi husbu-mu!" ancam Rosa pergi lebih dulu dengan menghentakkan kakinya.

Komuk Elin berubah drastis, oh, salah satu koleksi husbu-nya akan menjadi korban jika ia tidak segera mengembalikan novel gadis berkacamata itu.

"Astaga! Aku benar-benar tidak ingat novel yang mana! Huwaaa!" jerit Elin meremas rambut sepunggungnya.

Membayangkan bagaimana koleksinya hancur dan hangus adalah hal yang paling tak bisa ia terima. Sudah tidak diragukan lagi jika Rosa mengancamnya, ancaman gadis itu akan benar-benar terjadi.

"Yang mana sih!" gerutu gadis yang tengah mencari-cari sesuatu, mulai dari rak buku, meja belajar, lemari pakaian, hingga beberapa barang sudah berserakan di kamarnya.

Gadis itu nampak mengingat-ingat, "bagaimana sampulnya? Judulnya?" gumamnya berpikir keras.

"Aku bahkan tidak ingat pernah meminjamnya! Apalagi bentuknya?!" serunya frustasi.

Elin menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya, tubuhnya lelah karena mencari barang ghaib itu sejak ia pulang sekolah.

Pandangannya menangkap koleksi husbu kesayangannya di dalam lemari kaca, ah, melihatnya saja bisa membuat Elin seakan kembali berenergi dan baterai tubuhnya full.

𝐃𝐚𝐧𝐝𝐞𝐥𝐢𝐨𝐧𝐬 | 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬𝐭 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang