Chapter 11

6.4K 561 42
                                    

🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈


Happy Reading :)







Setelah melakukan penerbangan kurang lebih selama 13 jam, song hye kyo akhirnya sampai di Prancis. Ia beserta dua rekan kerjanya yang merupakan komite sekolah tengah menunggu mobil yang akan menjemputnya di bandara.

Song hye kyo mendudukan dirinya dikursi tunggu, dan mengambil ponselnya yang berada dj dalam tas. Ia ingin mengabari lalisa jika dirinya telah sampai dengan selamat.

Namun song hye kyo mengerutkan dahinya dengan bingung ketika ia melihat beberapa panggilan tak terjawab dari lalisa.

"Mobilnya sudah datang" song hye kyo mematikan ponselnya ketika ia mendengar salah satu rekannya berbicara.

Song hye kyo kemudian kembali memasukkan ponselnya kedalam tas dan beranjak dari duduknya untuk segera masuk ke dalam mobil.

Niatnya untuk menghubungi lalisa harus ia tunda terlebih dahulu.

Song hye kyo berencana akan menghubunginya jika nanti ia sudah sampai di hotel.

.
.
.
.
.

Pagi hari di daerah Yongsan-dong, Jennie perlahan membuka kedua matanya saat ia merasa terganggu dengan cahaya matahari yang masuk menembus jendela kamar. Gadis berpipi mandu itu tersenyum ketika hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah seorang wanita berparas indah yang sudah tiga tahun ini menjadi dada-nya, Lalisa manoban.

Senyum gadis berpipi mandu itu semakin mengembang, ketika ia menyadari jika dirinya tidur di lengan wanita yang 18 tahun lebih tua darinya. Mereka tidur saling berhadapan, Dan sebelah tangan lalisa yang melingkari pinggangnya dengan begitu sempurna.

Jennie mencoba mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh wajah lalisa yang masih tertidur, namun ia merasakan sakit yang begitu hebat di tangannya. Sehingga jennie lebih memilih untuk mencuri ciuman di bibir tebal lalisa. Sangat lembut, jennie menyukai bagaimana bibirnya menyentuh bibir lalisa.

Tindakan jennie membuat lalisa terganggu sehingga ia dengan cepat membuka kedua matanya. Dan hal pertama yang lalisa lihat adalah jennie yang tersenyum begitu manis dengan wajahnya yang sanyu.

"Morning, daddy" jennie mencium bibir lalisa kembali namun setelah itu lalisa segera memundurkan wajahnya dari jennie.

Lalisa melihat ke arah pintu dan syukurlah itu tertutup. Seingatnya, semalam ia tertidur dengan membiarkan pintu itu terbuka.

Lalisa kembali menatap jennie, dan menggerakkan tangannya untuk merapikan rambut jennie kebelakang telinga. "Bagaimana dengan tanganmu? Apa masih sakit?"

STEP DAUGHTER | JENLISA [ G!P ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang