Chapter 30

3.2K 336 24
                                    

🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈




Happy Reading :)






















Di dalam kamar, rosè dan jennie tengah berpelukan. Sepulangnya dari sekolah, rosè di kejutkan dengan kehadiran sahabatnya yang entah sejak kapan berada di rumahnya.

Begitu ia menginjakan kaki di ruang tamu, jennie dengan cepat berlari ke arahnya dan langsung memeluk dirinya dengan berderai air mata.

Tau jika sahabatnya sedang tidak baik - baik saja, rosè yang saat itu masih dilanda kebingungan akan kehadiran jennie segera mengajak jennie ke kamarnya yang berada di lantai tiga.

Begitu keduanya sampai dikamar, rosè segera mengunci pintu dan jennie tidak bisa lagi menahan tangisnya. Sahabatnya itu segera meluapkan segalanya sehingga ia menangis tersedu - sedu.

Setelah jennie puas menangis dan sedikit tenang, barulah rosè bertanya apa yang terjadi. Dan dengan cepat jennie menjelaskan segalanya.

Tentu saja itu membuat rosè sangat terkejut. Namun bukan kabar kehamilan jennie yang membuatnya terkejut, karena sebelumnya ia memang sudah menaruh curiga jika sahabatnya itu tengah berbadan dua. Tetapi lalisa lah yang membuatnya terkejut, wanita yang begitu di hormati satu sekolah itu belum juga menemui jennie setelah meninggalkannya di rumah sakit. Dan lalisa juga tidak ada di sekolah.

Jennie juga berkata jika lalisa sangat sulit di hubungi.

Perasaan takut seketika menyelimuti hati rosè yang tidak lain adalah sahabat jennie. Ia takut lalisa kabur dari tanggung jawabnya terhadap kehamilan jennie.

Rosè tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika semua itu benar adanya. Namun ia dengan cepat membuang pikiran itu, ia berharap lalisa kini hanya butuh waktu untuk memikirkan jalan agar dapat menyelesaikan segalanya.

"Dia mencampakanku, rosè." cicit jennie.

Gadis berpipi mandu itu semakin mengeratkan pelukannya terhadap rosè. Dan rosè dengan lembut mengusap punggung jennie untuk menenangkannya.

"Dia akan menemuimu. Percayalah padaku, dia tidak akan lari apalagi meninggalkanmu. Dia hanya butuh waktu, untuk itu biarkan saja dulu. Jika dia lari dan pergi darimu, kau tenang saja, aku yang akan mencarinya sendiri walau sampai ke ujung dunia sekalipun. Aku akan menemukannya dan membawanya kehadapanmu" ujar rosè.

Rosè sebenarnya tidak yakin dengan apa yang di ucapkannya. Namun ia tidak ingin jennie melihat keraguannya. Sebisa mungkin rosè harus meyakinkan jennie jika lalisa akan menemuinya dan bertanggung jawab.

Kesehatan jennie adalah yang terpenting sekarang.

"Tapi bagaimana jika memang dia tidak ingin bertanggung jawab? Dia pasti sangat sulit memilih antara aku atau ibuku. Dia sangat mencintai ibuku, aku sangat tau itu" jennie kembali terisak dan rosè segera melepaskan pelukannya.

STEP DAUGHTER | JENLISA [ G!P ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang