28. Mengungkapkan

1.4K 179 8
                                    

Anak yang lahir memang tidak berdosa, tetapi setelah beranjak dewasa.. pilihan ada di tangannya.

•••

Setelah mengantar calon istrinya untuk kembali ke rumah keluarganya, Mew memutuskan untuk menyelesaikan masalah lainnya. Sudah lama dia tidak menyapa asisten lamanya yang berdedikasi bahkan sama sekali tidak mengingatnya dengan jelas.

Berbeda dengan ruangan interogasi lainnya, Mew lebih mencintai kebersihan bahkan ruangan ini hanya di dominasi oleh warna putih.. netra tajamnya bergulir menatap dalam seorang pria yang berlutut kaku di tengah ruangan. Tidak ada kondisi yang memprihatinkan namun mata itu jelas menunjukkan kekosongan nyata.

Tentu saja ini adalah metode penyiksaan dari dalam, menghancurkan bagian terdalam tanpa menggores bagian luar.

Warna putih, hanya ada warna putih di ruangan ini dan semuanya berwarna serupa. Mew bahkan mengenakan pakaian khusus berwarna putih, jika terjadi permainan bukankah warna ini nantinya akan tercemar? Ia tidak ingin itu.

"Apa perkembangannya?"

"Melalui berbagai metode kecuali kekerasan, kami tidak mendapatkan apapun. Bahkan dia bersikeras untuk di hukum mati karena merasa bersalah atas pengkhianatan yang telah di lakukan," Jelas salah seorang bawahannya.

Mew menarik senyum, "Di dunia ini.. tidak ada yang lebih menakutkan dan lebih menjengkelkan dari seorang pengkhianat. Bahkan penjahat terbesar sekalipun ikut membenci pelaku tersebut, katakan padaku apakah hukuman mati itu terlalu ringan?"

"I--itu terlalu ringan tuan."

"Keluarganya berada dibawah perlindunganku, tetapi dia berani melangkah untuk mencapai sisi lawan demi mendapatkan uang lebih banyak. Jika saja alasannya lebih mengesankan maka aku pasti tidak akan memberinya ampun," Mew membawa pisau lipat khusus kemudian merobek cepat bagian bahu Gerald hingga membuat sang empunya menjerit keras.

Rasa sakit tak tertahankan.

Sebuah benda jatuh, Mew mengambilnya dengan tangan kosong kemudian memberikannya pada yang lain. Ia berlutut mensejajarkan tinggi badan kemudian tertawa kecil, "Aku merawatmu sejak dulu. Jangan kira aku tidak mengetahui apapun."

Gerald merasakan ujung matanya telah basah sempurna, dia memang merasakan sakit tetapi jiwanya perlahan-lahan tenang seiring dengan beberapa orang berpakaian medis datang dan merawatnya.

Samar-samar dia bisa mendengar sesuatu dari tuannya yang sudah melangkah keluar.

"Tanamkan chip ini pada anjing, klan Ashter pasti mengira bahwa aku sangat mudah untuk di kelabui."

Dia tidak berkhianat, dia hanya mencoba melindungi tuannya.

.
.
.

Tujuh jam berlalu, efek afrodisiak telah sepenuhnya hilang dan hanya menyisakan rasa haus dari sesuatu yang tidak di ketahui. Namsa duduk di tengah tempat tidur dalan keadaan luarbiasa berantakan bahkan bercak darah bisa dilihat jelas. Seluruh tubuhnya sakit dan jika bergerak sedikit saja.. Namsa mungkin mengira ususnya ikut terjatuh. Dia melihat dua Alpha yang sedang berbenah, mereka memakai pakaian dalam diam tanpa bersuara sedikitpun dan Namsa hanya bisa menggigit lidahnya takut.

Satu hal yang dia sadari saat ini, dirinya pasti sudah di jebak.

Ini masih bar yang sama namun dia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk meminta tolong pada siapapun, tas dan dompetnya masih ada diatas meja.. jelas mereka tidak berada disini untuk merampok.

Namsa merasakan hatinya mendingin, dia takut akan sesuatu yang nantinya menjadi kenyataan.

Dengan gerakan hati-hati ia memakai baju dan berjalan terseok menuju basemen, menangis sendirian bersama penyesalan ditambah ketika melihat kaca wajahnya juga memilki lebam mengerikan tepat di area sudut mata.

ChrysanthemumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang