7. Aku bukan binatang!

11 3 1
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Brak

"Awshh" gadis itu meringis karna sikunya terkena hantaman kursi yang dilemparkan oleh si tua bangka itu.

" Kenapa kabur?" Tanyanya lembut penuh kebencian.

Natha meringkuk memeluk lututnya gemetar, gadis itu tak berani mengeluarkan air matanya. Karna semakin ia menangis, maka akan semakin gencar pula wanita itu menyakiti nya.

" JAWAB SAYA! KENAPA KABUR?" Bentak wanita itu seraya mencengkeram erat tengkuk gadis itu dan menghempaskan nya ke dinding.

" Sa-sakiit, Oma" lirihnya mengulum tangis.

Wanita itu berdiri, menatap remeh gadis yang ada dibawah kakinya.

" SAYA KAN SUDAH BILANG, BELAJAR BELA DIRI ANATHA. KAMU PIKIR, SETELAH KAMU DEWASA. KAMU AKAN BAHAGIAH DAN TERBEBAS DARI SEGALANYA? TIDAK BITH TIDAK!"

" APA KAMU PIKIR SAYA MELAKUKAN SEMUA INI ATAS KEINGINAN SAYA? TIDAK ANATHA, SAYA TERPAKSA"

" Belajar bela diri Anatha, bodyguard yang saya bawa berada dibawah naungan iblis itu" lirihnya menormalkan ekspresi.

Hening, Anatha tak mengerti apa yang dimaksud oleh sang Oma.

" Menolong mu, sama saja dengan membunuh diri secara perlahan" ujar wanita itu lagi.

" Pakai! kita ada pemotretan hari ini dikamar pengantin lantai tiga" titahnya melemparkan paperbag yang berisikan pakaian minim isbal, bahkan trekspoks.

Wanita itu keluar dari dalam kamar cucunya, meninggalkan gadis itu sendiri. Ia tau bahwa gadis itu akan menangis.

_________

Brak!

" Aci bila turoooo...." Canda Jeno menenangkan suasana karna telah mengganggu aktifitas belajar Dani dipagi buta ini dengan cara menggebrak meja.

" Tumben Lo dateng cepet?" Tanya Dani heran, karna biasanya curut ini selalu datang terlambat bersama pak bosnya.

" Tau tuh sikutub Utara sama Kenan, pagi-pagi udah konser depan rumah gua. Ampe dikejar-kejar sama emak-emak komplek pakai alat-alat dapur" jawab Jeno menaikkan sebelah kakinya keatas kursi dan bersandar Ke dinding seraya menyempitkan rokok yang sudah ia bakar disisi kiri bibirnya.

Dani menyempitkan matanya heran " Vagenza sama Kenan?" Tanyanya sekali lagi memastikan.

Jeno mengangguk " Kenan tidur dirumah Vagenza, biasa ortunya"

Secarik kopi untuk TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang