Blueth ; 02

681 92 11
                                    

"Kak, aku turun disini aja, deh!" Ucap Jelo sambil menarik-narik baju Jero yang masih sibuk menyetir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, aku turun disini aja, deh!" Ucap Jelo sambil menarik-narik baju Jero yang masih sibuk menyetir.

Jero pura-pura tuli. Apa-apaan?

Mana tega Jero menurunkan adiknya dipinggir jalan seperti ini. Sekolah mereka masih berjarak seratus meter ke depan, tetapi Jelo malah memaksa untuk turun disini.

Jero mendelik saat adiknya itu masih saja menarik bajunya.

"Dek, Kakak lagi nyetir loh ini, kalo kita amit-amit nabrak gimana coba? Kamu mau kita nabrak?" Ujarnya.

Jelo terdiam sejenak.

Sejenak, benar-benar sejenak.

"Kalo gak diturunin disini, Jelo lompat." Ancamnya sambil memegang tarikan pintu mobil disampingnya.

Jero menggeram pelan, "iya-iya!" Tepat setelah Jelo turun dari mobil, Jero berujar kembali, "kalau ada apa-apa, bilang sama Kakak, ya, Jel!"

Jelo mengangguk lalu memberi isyarat Jero untuk pergi dari hadapannya.

\()()()/


Jelo sekarang berada di tempat yang entah, Jelo juga tidak tahu ini ada dimana. Lalu lalang murid yang seolah tak sadar kalau Jelo juga ada diantara mereka.

Jelo tahu betul, dia itu murid pindahan. Oke, Jelo tahu.

Tapi masa iya dia tidak kelihatan?

"Salah gue pindah pas semester dua? Salah gue yang gak bisa negor duluan? Salah gue karena minta masuk sekolah? Salah aja terus, benernya kapan?" Monolog Jelo sambil memeluk skateboard kesayangannya.

Jelo yang sudah lelah nyerempet pasrah pun mencoba lanjut jalan saja. Siapa tahu tiba-tiba didepannya sudah ada ruang guru, kan? Ah, sungguh indah khayalan Jelo.

"Ini kalau gue jalan lurus mepet-mepet ketemu toilet lah, ya. Rame banget, mau pulang aja." Keluhnya.

Sepuluh menit telah berlalu, namun hasilnya tetap nihil. Tidak ada yang namanya toilet maupun ruang guru. Ini apa harus menyalahkan Jelo lagi, kalau sekolahnya luas?

"Gede banget ampun dah gue!" Marahnya sambil menghentakkan kakinya ke rumput.

Iya, Jelo sudah ada di lapangan belakang sekolah. Sepertinya biasa jadi tempat tanding sepak bola. Kenapa Jelo bisa tahu? Soalnya ada yang sedang bertanding.

"Jel, ngapain Lo bisa sampe sini, hah?!"

Jelo kaget sendiri. Tak usah ditebak lagi.

Elano nih, pasti Elano.

Jelo membalikkan badannya, menatap orang yang mengajaknya bicara. "Hehe, iya, Bang. Tadi lagi cari ruang guru, terus toilet. Eh, malah ketemu Abang El."

Blueth [JEJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang