Blueth ; 04

539 77 17
                                    

"Long, kok diem aja hari ini? Sariawan, ya?" Cowok dengan paras tampan itu menyikut teman sebangkunya yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dibalik buku tebal pelajaran matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Long, kok diem aja hari ini? Sariawan, ya?" Cowok dengan paras tampan itu menyikut teman sebangkunya yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dibalik buku tebal pelajaran matematika.

Namun, bukan pukulan yang biasa ia terima, melainkan bungkam. Iya, cowok yang kerap ia panggil kecil itu bungkam.

Cowok bernama Hilmi itu mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Jelo hanya diam ketika ia ganggu. Untuk memastikan, Hilmi akan menyikut sekali lagi.

"Jelong, kok Lo diem aja, sih? Sakit tenggorokan, ya?" Tegurnya sekali lagi.

"Ck. Bisa diem, gak?"


Hilmi speechless.

Wajah Jelo benar-benar gak karuan.

"Heh! Lo kenapa, njir?!" Hilmi guncang teman sebangkunya itu pelan. "Jelo, kalo mau pingsan ke UKS sendiri, dong! Mandiri! Jangan disini, nanti gue disuruh ngangkat Lo!"

Jelo mendesah malas.

Kepalanya sudah cukup pusing, ditambah kicauan ribut dari Hilmi, lengkap sudah. "Siapa yang mau pingsan, sih? Lo jangan ganggu, kepala gue pusing!" Omelnya.

Hilmi berdiri dari kursi lalu berkacak pinggang layaknya ibu-ibu yang sedang marah. "Pusing tuh balik, ke UKS, atau ke rumah sakit sekalian. Bukan sekolah, kecil!"

Hilmi memutar bola matanya malas.

"Hah, nambah kerjaan gue aja, Lo!" Hilmi benar-benar mengangkat Jelo ala bridal style.


Jelo?

Ya jelas kaget.



Jelo menggeliat dalam gendongan Hilmi yang sialnya punya tenaga lebih kuat.

"Hilmi, turunin!" Protesnya.

Hilmi cuma cengengesan. "Bentar, Lo gue bawa ke UKS biar sembuh. Jadi Lo diem aja, ya?"

Wajah pucat Jelo jadi penuh semburat merah. Ia malu. Malu sekali.

"Hilmi, gue malu. Turunin." Cicitnya.

Jelo mendongak kala tidak mendapat respon dari Hilmi. Dirinya yang sudah kepalang lemas itupun tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan sekuat tenaganya, ia ingin memprotes tindakan Hilmi ini sekali lagi saja.

"Is, Hilmi——"

Jelo bungkam, saat pertama kali melihat perubahan orang yang selama satu bulan ini menjadi teman sebangkunya itu.

Blueth [JEJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang