Sudah dua minggu berlalu sejak Chanyeol dibebaskan dari penjara. Sehun menjadi lebih pendiam, dia juga lebih jarang tersenyum dan hanya duduk diam sambil membaca buku disudut ruangan. Mark dan yang lainnya sudah berusaha menghibur Sehun, namun tidak satupun dari mereka bisa membuat Sehun merasa lebih baik.
Sehun menghela nafasnya pelan, dia memandang sekekeling, sedetik matanya kembali berair. Dia mengusap wajahnya kasar. Sehun benci dirinya yang sekarang, Sehun benci dirinya yang lemah tanpa Chanyeol, Sehun benci dirinya yang tidak bisa terhibur dengan hal lain, Sehun benci mengakui bahwa dirinya membutuhkan Chanyeol. Pria itu membuat Sehun ketergantungan akan dirinya. Sehun mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa menghargai atau setidaknya berpura-pura terhibur ketika Mark, Baekhyun, dan Jongdae berusaha menyenangkan nya. Sehun hanya tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
Sementara yang lain mengutuk Chanyeol dengan sepenuh hati mereka. Mark tidak bisa mengerti lagi jalan pikiran Chanyeol, rasa menyesal menghantuinya karena pernah mendukung mereka. Ternyata pada akhirnya Chanyeol pergi. Seharusnya Mark bertindak sejak awal. Menjauhkan Sehun dari Chanyeol sebisa mungkin agar pria manis itu tidak pernah sakit hati dan menderita seperti ini.
Baekhyun sendiri merasa marah sangat marah kepada Chanyeol. Menurut Baekhyun, Chanyeol telah kehilangan otaknya. Baekhyun yakin sepenuh hati bahwa pria jangkung itu mencintai Sehun. Semua hal yang dia lakukan untuk Sehun, bagaimana cara dia menenangkan dan mengkhawatirkan Sehun, bagaimana cara Chanyeol selalu berusaha memenuhi keinginan Sehun, dan bagaimana caranya memuja Sehun saat mereka bercinta. Baekhyun tau mereka sudah melakukan hubungan seksual, menurutnya semua yang berada di dalam sel itu juga tau. Bagaimana mungkin mereka tidak terjaga saat Sehun sekeras itu saat dia sedang tinggi?
Jongdae adalah yang paling tenang diantara yang lain. Jongdae tidak tau pasti alasan Chanyeol pergi, satu hal yang Jongdae bisa pastikan, Chanyeol akan kembali. Pria itu tidak bisa tanpa Sehun, cepat atau lambat Chanyeol akan kembali menginjakkan kakinya disini. Mereka hanya perlu menunggu.
"Kim Jongdae."
Suara berat sipir membuat seluruh mata menatapnya, sipir tersebut berdiri angkuh diambang pintu menatap penuh hina pada tahanan yang berada didalam sel.
"Aku disini." Jongdae berdiri dan menghadap sang sipir dengan kepala menunduk. Sejak Chanyeol pergi, mereka seakan kehilangan seluruh hak istimewa. Mereka diperlakukan sama seperti tahanan lainnya, untungnya hal itu tidak berlaku untuk Sehun.
"Kau dibebaskan hari ini. Seseorang membayar denda dan menjamin mu untuk keluar. Cepat kemasi barangmu."
Jongdae terperangah, wajah terkejut nya menghasilkan dengusan dari sipir tersebut. Tidak berbeda dari Jongdae, Mark dan yang lainnya juga nampak sangat terkejut.
Siapa yang menjamin Jongdae?
"Cepatlah! Keluargamu sudah menunggu."
Jongdae mengangguk. Pria itu berlari ke arah yang lain, memberikan pelukan erat kepada teman-teman nya. "Mark-ah aku akan sering berkunjung oke." Anggukan adalah jawaban yang Jongdae dapat dari Mark. Mata anak itu berkaca-kaca, rasanya masih tidak nyata. Setelah Chanyeol, sekarangJongdae juga meninggalkan mereka.
Hei, bukannya dia harusnya merasa senang? Salah satu temannya akhirnya terbebas dari jeruji besi.
"Baekhyun-ah aku akan sering mengunjungi nenek Byun. Kau jagalah yang lain dengan baik disini."
Baekhyun mengangguk, memeluk Jongdae sekali lagi. "Terimakasih Kim Jongdae."
"Jellybean... Paman Jongdae ingin pamit, Paman akan sering-sering mengunjungimu..." Jongdae berlutut dihadapan Sehun. Tangannya mengusap perut besar Sehun dengan pelan dan lembut, kemudia mendaratkan kecupan disana. "Sehun-ah berhentilah bersedih, jellybean tidak akan senang kau seperti ini." Dan Jongdae memeluk Sehun erat, membiarkan pria itu menumpahkan sedikit airmata dibahunya.