2. First Meet

28K 1.5K 20
                                    

Stephanie

"Steph? Can you hear me?" Lambaian tangan di depan mata membuatku tersentak, kupalingkan wajahku ke kanan dan mendapati Claire, sahabatku tengah menatapku cemas. Sementara aku hanya tersenyum masam, mengingat sudah lebih dari lima kali Claire membangunkanku dari lamunan seperti tadi.

"Kau yakin ga ada apa-apa? Daritadi kau melamun terus" tanya Claire sambil menumpukan dagunya diatas kepalan tangan.

Aku meneguk bubble tea ku, "Yeah, aku tidak apa-apa. Tenang saja. Aku hanya sedikit khawatir, tugasku belum selesai padahal deadline sebentar lagi" aku berusaha tersenyum, memang sebagian pikiranku mencemaskan tugas yang belum sempat kusentuh sejak kejadian di balkon beberapa hari yang lalu. Dan sebagian lagi tentang buku werewolf itu.

Ah ya tentang buku werewolf, buku itu masih bersamaku hingga sekarang. Entah darimana sebenarnya asal buku itu, aku tidak tahu.

Claire menepuk bahuku, "Kau murid yang pintar, kau pasti bisa menyelesaikan tugasmu dengan baik! Semangat, My Stephie!" Serunya bersamaan dengan dering bel tanda waktu istirahat sudah selesai. Kami berpisah menuju kelas masing-masing.

--
Pukul tiga sore, kegiatan belajar mengajar pun usai. Mrs. Grace menutup kegiatan pembelajaran hari ini. Aku menghela nafas lega, aku sudah tidak sabar pulang ke rumah dan beristirahat di ranjang super empukku.

"Stephie, ehm aku tidak bisa pulang bersama hari ini, karena--" semburat merah menghiasi kedua pipi gembil sahabatku, aku terkekeh.

"Ehm yang sudah punya pacar, sahabat diabaikan" sindiranku membuat pipi Claire makin merah, dia lebih mirip kepiting rebus saat ini.

"A-aku tidak bermaksud begitu, Steph. A-aku--"

"Sudahlah, tidak apa-apa. Aku hanya bercanda tadi. Sana cepat temui Ray, kau tidak ingin kencan pertamamu dengan Ray batal kan?" Claire menatapku dengan binar di matanya.

"Terima kasih Stephie! I love you!!" Serunya sambil berlari menjauh menuju parkiran. Aku hanya terkekeh geli, aku bisa merasakan bagaimana bahagianya sahabatku dengan pacar barunya, Ray. Setelah bertahun-tahun memilih single karena trauma dengan mantan pacarnya.

Pulang sendirian ternyata tidak menyenangkan, perjalanan ke rumah terasa begitu jauh dan membosankan. Biasanya ada Claire yang berceloteh sepanjang perjalanan pulang, tapi sekarang sahabatku berkencan dan aku tidak boleh mengganggunya. Huh mungkin hari-hari berikutnya aku harus terbiasa pulang sendirian. Aku tidak punya teman dekat selain Claire.

"Mine"

Suara itu begitu lirih dan pelan, nyaris berbisik. Kupalingkan wajahku ke segala arah, untuk mencari sumber suara. Tapi nihil, tidak ada seorangpun berjalan di dekatku. Jalanan di kompleks rumah ini memang selalu sepi.

"Tolong jangan menguntit atau aku akan melaporkanmu ke polisi" seruku kesal lalu melanjutkan langkahku menuju rumah. Masih takut sebenarnya, tapi kalau aku diam terus bisa-bisa penguntit itu menangkapku.

"Aaahhk!" Aku memekik saat tubuhku menabrak sesuatu. Dan aku baru menyadari kalau tubuhku menempel pada tubuh seorang lelaki, bisa kurasakan sepasang tangan melingkar di pinggangku.

"Lepaskan aku, jangan culik aku! Tolong! To-mph!" Bibirku terkunci rapat, bibir lain telah membungkamnya. Aku terperanjat, ini ciuman pertamaku!!

Air mataku menetes, ciuman pertamaku telah direngut oleh lelaki yang tidak aku kenal. Padahal aku sudah berjanji pada diri sendiri menjaga ciuman pertamaku untuk suamiku nanti. Aku tidak habis pikir, janjiku telah kandas beberapa detik yang lalu.

"Ma-maaf, Stephie" lelaki yang tak kuketahui namanya ini mengendurkan pelukannya, tapi tidak melepas. Aku menatapnya tajam tepat kearah kedua bola mata hitam kelamnya.

Alpha's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang