1. Hari Pertama

34 1 5
                                    

Mulut menganga lebar di balik tangan kanan yang menutup mulut. Katanya saat kita menguap, maka setan akan tertawa. Perempuan yang masih mengucek-ngucek matanya setengah sadar tersebut tentu tak akan membiarkan dirinya menjadi hiburan setan. Guncangan di area tangannya masih terasa, suara-suara samar yang menyerukan namanya dan menitahkan untuk bangun terus menelusup ke dalam indra rungunya.

Senyum simpul dari perempuan bersurai hitam itu terbit. Ia tahu apa yang harus dilakukan ketika satu-satunya orang yang menjadi keluarganya berhasil membuat tubuh malas itu bangun dari mimpi-mimpi indah yang rasanya ingin dilanjutkan lagi. Lirikan pada jam dinding yang menempel di dinding yang terbuat dari kayu membuatnya sadar, ia harus bangkit dan tak boleh bermalas-malasan jika tak mau mendapat hukuman dari guru piket akibat telat ke sekolah. Perempuan itu langsung berlari menyambar handuk yang digantung di samping lemari baju yang sudah mulai keropos.

"Nenek sudah buatkan sarapan, nanti dimakan, ya!" ucap perempuan yang usianya sudah menginjak kepala lima itu.

"Iya!" teriak perempuan yang sekarang sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Tak ingin membuat nenek tercintanya kecewa, secepat mungkin perempuan itu menyelesaikan ritual mandinya yang hanya terdiri dari 2 kegiatan, mandi dan menggosok giginya. Bergegas berganti dengan seragam putih abu-abu, dasi warna abu yang melilit di kerah baju, ikat pinggang warna hitam di bagian pinggang roknya, dan kaus kaki putih yang membalut kedua kakinya.

Duduk di pinggiran pintu, sembari menyuap nasi goreng ke dalam mulut. Gigi mengunyah, tangannya bergerak untuk merenggangkan tali yang menghalangi jalan masuk kakinya ke dalam sepatu tersebut. Sendok kedua kembali masuk, dan gerakan tangan untuk memasukkan kaki kiri ke dalam sepatu terulang seperti kaki kanannya. Sendok ketiga diisi dengan nasi goreng yang menggunung, lalu memasukkan paksa ke dalam mulut hingga penuh. Tentu saja kunyahannya yang kali ini ia duakan dengan kegiatan mengingkat tali sepatu.

Kembali ia tinggal piring tersebut untuk mengambil botol air minum yang ada di atas meja, meminumnya dengan posisi berdiri dan buru-buru. Bahkan saat air belum tertelan sempurna, perempuan bertubuh mungil itu langsung berlari untuk menghabiskan nasinya yang tersisa tiga sendok lagi. Tak ingin membuang waktu lebih lama, perempuan yang rambutnya diikat satu itu mendorong piring agar melesak masuk ke dalam rumah dan menguncinya. Tak lupa kuncinya ia simpan di bawah pot bunga mawar putih yang tingginya masih satu meter.

Bak pekerja yang akan dipotong gajinya jika terlambat masuk, perempuan itu harus berlari meski kunyahan di mulutnya belum usai saat ia menutup pagar rumah. Walau rumah yang ditinggali hanya sederhana dan mungkin sedikit memprihatinkan, tapi ia sangat bersyukur memiliki nenek yang baik hati seperti Martina. Kelurga satu-satunya yang ia miliki itu kini sudah pergi ke pasar sejak membangunkan sang cucu.

Keseharian sang nenek adalah sebagai penjual gorengan seperti tahu, pisang, bakwan, dan tempe goreng di pasar yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah. Jika sore hingga malam pukul 8, maka beliau akan berjualan di dekat gang rumahnya yang terkadang dibantu sang cucu.

***

Aqila, nama cucu Martina, yang kini sudah hampir sampai di depan gerbang sekolah itu senang bukan main karena gerbang masih terbuka. Setidaknya ia bisa menetralkan sedikit napasnya yang memburu akibat berlari-lari dari rumah, ditambah rasa sakit pada perutnya karena usai makan langsung berlari.

Sayangnya kelegaan itu berlangsung tak lama. Tiba-tiba saja Pak Oswari, selaku satpam sekolah yang entah muncul dari mana sudah menyentuh gagang gerbang untuk ditarik dan ditutup setelahnya. Refleks, kaki Aqila berlari sekuat tenaga untuk menerobos masuk. Saking fokusnya, ia tak menyadari jika ada orang lain yang juga hendak menerobos masuk. Beruntung saja Aqila masih bisa mengerem sedikit laju larinya hingga tak sampai menabrak orang yang sudah berjalan mendahuluinya.

Like SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang