Ch. 3: Raja Kegelapan Baru (Ⅲ)

24 3 2
                                    

Terangnya cahaya hanya mampu menerangi seperempat langit pada siang hari di wilayah kerajaan kegelapan.

Awan-awan berkumpul membentuk pusaran tak beraturan dengan kecepatan rendah, sehingga dengan tertutupnya jalan sinar matahari membuat makhluk hidup yang tinggal di daerah itu hampir tidak pernah merasakan hangatnya panas matahari.

Angin yang mengembara sepanjang kota membuat salju secara alami semakin terbentuk keras. Iklim seperti ini sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu.

Hal itu pula yang menjadikan alasan banyaknya kebutuhan untuk bertahan hidup yang harus mereka dapatkan dari Kerajaan Api dan negeri tetangga khususnya barang impor dari Kekaisaran Tirai Bambu, maka tidak mengherankan apabila ditemukan banyak barang dengan corak khas alam.

----------------------------------------------------------------------

"Huhhh...." Suara Gazzotta yang baru saja tersadar setelah membuka kedua matanya. Tempat ini.... Batin Gazzotta yang sedang memikirkan sesuatu.

"Hei, kau sudah tersadar bocah," ucap seseorang dari balik jeruji besi dengan seragam yang sebelumnya pernah ia lihat.

Orang yang berada di depan Gazzotta adalah musuh yang Gazzotta hadapi sebelumnya. "Tidur yang nyenyak membuatmu lupa bahwa kau sedang berada di penjara bawah tanah, ya?" tanya orang tersebut.

"...."

"Sekarang hari apa?" tanya balik Gazzotta.

"Hari ini adalah hari pengeksekusianmu," jawab orang itu.

Gazzotta pun langsung berkeringat setelah mendengarnya dan membuat nafasnya tertahan.

"Tcahahahaha bercanda deh," ledek orang itu.

"Hari ini adalah hari rabu, kau sudah tidak sadarkan diri selama satu hari lebih, aku sudah bosan menunggu mu," ucap orang itu.

Yang benar saja, satu hari lagi akan ada pertemuan dengan Kerajaan Cahaya Abadi dan aku harus menghadiri pertemuan itu. Batin Gazzotta.

"Hei, tolong jawab pertanyaanku, bagaimana kau bisa menjadi pasukan hanya dengan usiamu yang masih sangat muda?, aku tebak usiamu 16 tahun," tanya orang itu.

"15 tahun bodoh," jawab Gazzotta.

"Ups ternyata satu tahun lebih muda dari tebakanku, nah apakah ayahmu orang penting hingga kau bisa masuk dunia militer semuda ini?" Orang itu bertanya dan mendekat ke jeruji besi.

"Kenapa kau berpikir kalau aku akan menjawab pertanyaanmu?" Gazzotta kemudian berbalik badan membelakangi orang tersebut.

"...."

"Wahh lencana apa ini, ini emas sungguhan? Siapa yang memiliki lencana bermahkota ini--", Mendengar ucapan tersebut Gazzotta langsung berbalik arah dan menatap ke arah lencana yang dipegang orang itu.

"Itu milikku." Gazzotta mendekati orang tersebut.

Orang itu pun tersenyum kemudian berkata, "Aku tidak percaya, sepertinya lencana ini berharga, bocah sepertimu mana mungkin memilikinya, paling tidak ini miliki majikanmu, kan?"

Gazzotta berdiam diri tidak merespon ucapan orang itu.

"Kalau kau ingin mendapatkan lencana ini, jawab dulu pertanyaanku tadi, bocah"

Sekali lagi Gazzotta tidak menjawab apapun, kemudian orang itu berkata, "Baiklah, namaku Gaitaka,... anggota Pasukan Hantu Malam."

"...."

"Hei hei, tidakkah kau tau betapa mahalnya informasi itu?" Gaitaka kemudian memasukkan lencana tersebut kedalam sakunya. "Aku akan mengembalikan lencana ini besok tepat di sebelah penggalan kepalamu."

PerscativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang