Bab 27

964 73 0
                                    

"Tidak! Hiks-ini tidak mungkin!"

"Jeno, jangan tinggalkan-hiks bubu, sayang! Jeno-hiks!"

"...Yong...!"

Taeyong mengerjap, ia seperti mendengar suara suaminya samar-samar.

"...Taeyong!"

"Jangan pergi nak-hiks!"

"...Taeyong... Taeyong!"

"Buka matamu nak-hiks, ini bubu!"

"Jung Taeyong!"

DEG!

Taeyong mendadak langsung membuka matanya dengan napas memburu dan keringat dingin yang mengalir lewat pelipisnya, ia menatap wajah panik Jaehyun yang sedang memegangi kedua bahunya. Lelaki cantik itu nampak terhenyak sekali.

"J-Jaehyun!" ia langsung memeluk leher suaminya itu dengan erat. Napasnya masih sedikit tersengal-sengal.

Jaehyun balas memeluk tubuh ramping Taeyong seraya mengelus-elus punggung sempitnya.

"Kau kenapa tidur sampai menangis seperti itu?"

"Aku bermimpi." tukas Taeyong pelan di dekat telinga Jaehyun.

"Mimpi? Soal Jeno?"

Dan Jaehyun hanya mendapatkan sebuah anggukan dari Taeyong yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Lupakan! Itu cuma mimpi, jangan di ingat-ingat lagi!"

Lelaki dominan itu menghembuskan napas berat. Sudah ia duga, saat tadi tiba-tiba saja Taeyong mulai bergerak gelisah dalam tidurnya lalu tak lama ia menangis dan mulai tersedu seraya memanggil-manggil nama anak keduanya itu dengan ribut.

Ini sudah pukul 3 dini hari, waktu dimana semua orang sedang terlelap tidur dengan sangat nyenyak. Jaehyun khawatir suara teriakan Taeyong tadi terdengar oleh Ten ataupun Johnny, apalagi kalau sampai terdengar oleh Mark dan Seungchan, mereka pasti akan sangat khawatir mengenai keadaan ibunya.

Ia mengelus lagi punggung dan belakang kepala Taeyong dengan lembut seraya berbisik pelan.

"Itu hanya mimpi." matanya ikut memejam perlahan, "Jeno baik-baik saja di rumah sakit, dokter pasti sedang menjaganya sekarang. Kau jangan khawatir..."

Taeyong memejamkan matanya dengan lega, dia merasa begitu bersyukur saat mengetahui bila kejadian mengerikan tadi hanyalah mimpi.

"Besok kita akan menjenguk Jeno, kau jangan takut.." bisik Jaehyun pelan. Ia kecup dahi Taeyong dengan lembut seraya melonggarkan pelukannya lalu mencakup pipi ranum isterinya itu.

Di tatapnya wajah cantik bermata bulat itu dengan seksama, "kita memiliki anak-anak yang kuat, percayalah..."

Taeyong tersenyum tulus dan mengangguk pelan. Iya, dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya, mereka memiliki anak-anak yang kuat dan hebat. Semua juga tau itu.

.
.
.
.

Jaehyun memasukan beberapa tas kedalam bagasi mobilnya. Saat ini masih pagi, tapi langit agaknya sedikit mendung dengan awan hitam yang bergelayut manja diatas sana, menggantikan langit biru yang biasa bertengger dengan awan-awan putih seperti kapas yang indah.

Taeyong berdiri disisi kedua anaknya. Mark dan Seungchan sudah siap dengan seragam sekolah mereka masing-masing, kedua bocah remaja itu nampak memandangi Ten dan Johnny yang berdiri mengapit Haechan di tengah mereka sedangkan Hendery berdiri di samping Ten sambil menggendong Louis, salah satu kucing peliharaan ibunya.

SAVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang