Bab 06 - 🔞

1.2K 64 1
                                    

"A-aww!"

Taeyong ikut meringis ketika tanpa sengaja ia sedikit terlalu kuat menekan luka dipelipis anaknya itu.

Jeno sampai mengaduh dan mengernyit dengan tubuh sedikit mengejut.

"Maaf, bubu tidak sengaja. Sakit ya?"

Jeno menggeleng pelan, "cuma sedikit."

Saat ini kedua ibu dan anak itu sedang berada didalam kamar milik Jeno untuk mengganti perban yang membebat dada serta mencopot kain kasa yang menempel pada pelipis anak itu.

Taeyong menaruh kapas yang tadi habis ia pergunakan untuk membersihkan bekas luka jahit dipelipis Jeno, terlihat luka itu sudah cukup mengering walau warnanya masih cukup memerah.

Ibu tiga anak itu lantas mengambil plester ukuran sedang lalu menempelkan benda itu dengan sangat hati-hati ditempat yang terluka.

Jeno memejamkan matanya, walaupun dia bilang tidak sakit tapi tetap saja namanya luka jahit yang belum kering rasanya pastilah akan tetap sakit kalau tersentuh.

Tangannya mengambil kaus biru muda yang tadi dia lepaskan lalu kembali memakainya setelah perban yang membebat dadanya sudah diganti dengan yang baru kemudian turun dari atas kasur dan menyusul ibunya yang sudah pergi dari sana.

Jeno menuruni anak tangga di belakang Taeyong yang sedang membawa baskom kecil berisi air hangat yang tadi di gunakan untuk membasuh punggungnya. Remaja itu melirik keruang keluarga dimana ada kedua saudaranya yang sedang asyik bermain playstation dan ayahnya yang duduk di sofa panjang tepat di belakang kedua saudaranya yang lain.

Jeno ikut duduk diatas karpet bludru bersama Mark dan Seungchan, menonton mereka bermain game survival.

"Sudah diganti perbannya, nak?" Jaehyun bertanya dari belakang.

Jeno menoleh sebentar lalu kembali fokus menonton kedua saudaranya lagi.
"Sudah dad."

Jaehyun mengangguk pelan kemudian menerima sebuah cangkir beisikan kopi hitam yang baru saja Taeyong sodorkan padanya. Perlahan ia menyeruputnya.

Sedang Taeyong mengambil duduk disebelah suaminya setelah sebelumnya ia meletakan sepiring besar potongan berbagai macam buah yang sudah dikupas sebagai cemilan diatas nakas sebelah sofa.

"Ah, aku tertembak! Lindungi aku dari samping kak!" Seungchan heboh saat karakter yang dia perankan diberondong peluru dari belakang oleh pihak lawan.

Mark merengut tajam, "i'am coming bro!"

"Hey, gantian dong. Aku juga ingin main." Jeno menyahut dari balik punggung Mark yang masih sibuk memegang joystick, sesekali mengerjap saat musuhnya muncul dari arah yang tidak terduga.

"Nooo!" Seungchan menjerit saat karakternya harus mati tertembak beberapa kali tepat di kepalanya.

Dia mendengus lalu melempar joystick miliknya kearah Jeno, "nih, lanjutkan kak." Ia mundur dan mengambil sepotong buah pir lalu memakannya.

"Eh, aku baru ingat sesuatu." Si sulung itu bangkit berdiri kemudian melesat naik ke atas dan masuk kedalam kamarnya.

Jeno yang tadinya berniat akan melanjutkan game yang tadi dimainkan oleh Seungchan dan Mark jadi urung dan memilih untuk bermain permainan yang lain.

Setelah beberapa saat Mark kembali muncul dengan sebuah amplop putih di tangannya lalu ia berikan benda itu kepada kedua orangtuanya.

"Nih, ada titipan dari kepala sekolah buat daddy dan bubu."

Jaehyun dan Taeyong saling melemparkan tatapan heran, tapi tetap menerima amplop itu dari anaknya.

Jeno yang menyadari hal itu segera mempause game yang sedang ia mainkan, perhatiannya teralihkan sepenuhnya.

SAVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang