Dua hari sejak Naomi dinyatakan koma, dan sudah dua hari pula Izana tidak mengunjungi Naomi sejak terakhir kali. Hari itu, setelah Izana pergi dari rumah sakit ia langsung pergi ke markas Tenjiku untuk mencari tahu tentang orang-orang yang membuat Naomi seperti ini. Ia meminta Ran dan Rindou untuk mencari tahunya di sekolah.
"Izana, aku sudah menemukan siapa orang yang telah mencelakai Miyamura Naomi."
Ran dan Rindou menghampiri Izana di atap sekolah ketika jam istirahat. Mereka melaporkan mengenai orang-orang yang telah mencelakai Naomi dan berkata bahwa orang itu sudah dibawa ke markas Tenjiku.
"Aku akan segera ke markas." Izana membalas setelah mendengar semua laporan yang diberikan oleh Ran dan Rindou.
Namun baru saja turun dari atap, Izana sudah dihampiri oleh seorang siswa yang mengatakan bahwa Nishimura sensei tengah mencarinya dan sekarang menunggu Izana di ruang konseling. Mau tidak mau, Izana tetap pergi menghampiri wali kelasnya itu di ruang konseling dan meminta Ran dan Rindou untuk pergi lebih dulu.
Saat sampai di ruangan yang sudah berkali-kali Izana masuki sejak masuk ke sekolah ini, terlihat satu orang yang selalu sama seperti biasanya.
"Kurokawa-san, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu."
"Jika sensei masih akan berceramah mengenai masalahku maka aku akan pergi sekarang."
"Aku sangat ingin membicarakan hal itu denganmu, tetapi kali ini ada hal yang lebih penting. Ini mengenai Miyamura Naomi."
Mendengar nama Naomi yang disebut oleh wali kelasnya itu, Izana langsung terdiam tanpa membalas lagi perkataan sang wali kelas.
"Kurokawa-san, aku yakin kau sudah mendengar mengenai kabar Miyamura Naomi dan kau juga peduli padanya. Maka dari itu aku ingin kau bisa membantu dengan baik dalam masalah ini."
Izana mengernyit tak suka, "Jangan mengatakan hal yang tidak berdasar seperti itu!"
Melihat reaksi Izana, Nishimura sensei hanya mengangkat sebelah alisnya dengan santai dan memberikan jawaban yang membuat Izana tidak bisa lagi mengelak. "Oh, kupikir aku hanya salah lihat saat kau menanyakan ruangan dari pasien bernama Miyamura Naomi dan menjenguknya dua hari yang lalu."
Izana hanya memalingkan muka dengan ekspresi yang semakin terganggu, namun tidak ada lagi sanggahan atas pernyataan tadi.
"Baiklah, Kurokawa-san, aku akan langsung pada intinya. Pada hari yang sama saat Miyamura-san ditemukan, ada yang melihatmu bersamanya menuju ke atap sekolah bersama. Jadi, asumsiku adalah bahwa kau merupakan orang terakhir yang bersama Miyamura Naomi sebelum kejadian itu terjadi karena setelah jam istirahat berakhir tidak ada lagi yang melihat Miyamura-san. Pelaku sebenarnya sudah dikeluarkan dari sekolah sebagai hukuman, tetapi aku perlu kejelasan mengenai apa yang terjadi sebelumnya karena pelaku hanya mengatakan bahwa dia melakukan semua ini karena Izana. Jika ini semua memang karena dirimu, maka bisa kau ceritakan apa yang terjadi diantara kau dan Miyamura Naomi?"
"Tidak ada apapun diantara aku dan Miyamura." Izana menjawab dengan ekspresi wajah yang mengeras setelah mendengar pernyataan bahwa pelaku memang melakukan ini pada Naomi karena dirinya. Perasaan bersalah yang muncul saat melihat Naomi terbaring di Rumah Sakit dua hari yang lalu kembali melingkupinya.
"Jika tidak ada yang terjadi padamu dan Miyamura-san, bisa kau ceritakan padaku tentang apa yang kalian bicarakan saat di atap sekolah?"
"Tidak ada, hanya hal biasa saja."
"Baiklah, sepertinya kau juga tidak mau menceritakan hal yang sejujurnya. Tapi ingat, Miyamura-san dan keluarganya perlu mengetahui alasan sebenarnya dari semua ini Kurokawa-san. Ku harap kau mau menceritakannya pada mereka nanti."
Izana hanya diam tak menjawab, ia keluar dari ruangan itu tanpa mengucapkan apapun dan bergegas menuju markas Tenjiku dengan wajah penuh amarah. Sedangkann di ruang konseling itu, Nishimura sensei memandang kepergian Izana dengan wajah tenang.
"Ku harap kau tidak mengambil langkah yang salah, Kurokawa-san."
Selalu seperti itu, Nishimura sensei memang mengetahui tentang Izana, bahkan tentang Izana yang merupakan seorang berandalan pun beliau mengetahuinya. Tetapi sifatnya sebagai seorang guru yang sangat memperhatikan muridnya membuat Nishimura sensei yang melihat Izana bagai seorang anak yang kesepian tidak bisa meninggalkan muridnya itu begitu saja.
~❤️~
Di lain sisi, Izana yang sudah sampai ke markas langsung masuk ke ruangan dimana orang itu disekap. Gadis beramput orange blonde dengan keadaan yang kacau duduk terikat dengan mulut yang tersumpal kain. Kamiya Sena, orang yang telah membuat Naomi terluka hingga masuk rumah sakit tengah menatap Izana dengan pandangan memuja tanpa peduli dengan keadaannya yang sekarang tengah ada di sarangnya para singa.
Shion yang melihat kedatangan Izana dan melihat gestur Izana yang mengisyaratkan untuk membuka kain yang tersumpal di mulut gadis itu segera membukanya. Kamiya Sena yang akhirnya bisa berbicara masih menatap dengan puja pada Izana.
"Ah~ bagaimana ini.. Izana, akhirnya kau melihatku! Kau menangkapku kemari karena kau ingin bersama denganku kan? Aku juga akan terus bersama denganmu Izana, aku akan memberikan semuanya~"
Semua yang ada didalam ruangan itu bergidik ngeri dan memandang jijik pada satu-satunya wanita disana itu. Shion langsung menjambak rambut Sena untuk memperingatinya.
"Na, Onna. Lancang sekali kau mengatakan itu pada Izana, ha?!"
Seperti tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Shion, gadis itu tetap memandang lurus dengan sorot mata yang memuja pada Izana. Melihat itu, Izana maju selangkah dan memandang rendah pada Sena.
"Gadis rendahan sepertimu, apa yang telah kau lakukan pada Miyamura Naomi?"
Sena mengubah ekspresinya sekilas menjadi datar, namun sedetik kemudian ia kembali menyeringai.
"Gadis penggoda itu? Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan padanya, Izana. Dia yang sudah mengambil milikku lebih dulu, maka aku membalas perbuatannya."
"Mengambil milikmu?"
"Ya! Dia mengambil milikku!!! Kau adalah milikku Izana! Tetapi kau malah tergoda oleh gadis penggoda itu! Aku merasa kesal, aku memperingatinya berkali-kali tetapi gadis itu keras kepala dan bersikap angkuh padaku, jadi aku membalasnya. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku Izana! Aku yang paling mengerti tentang dirimu, aku yang mengetahui semua tentangmu, bahkan tentang dendammu pada Sano Manjirou. Aku tahu semuanya Izana!"
Izana mengepal dengan marah dan melayangkan pukulan keras pada Sena sampai ia terlempar jauh dengan kursi yang masih terikat padanya. Izana menghampirinya dan menjambak keras rambut Sena.
"Dengar! Aku bukan milikmu atau milik siapapun! Kau telah berurusan dengan orang yang salah karena kau melukai Miyamura Naomi! Aku tidak akan membiarkanmu hidup begitu saja!"
Sena menatap Izana dengan sorot marah, "Kenapa Izana? KENAPA KAU SANGAT MEMEDULIKAN GADIS PENGGODA ITU HA?! AKU YANG MENGERTI TENTANG DIRIMU DAN MENGETAHUI SEMUA RAHASIAMU!"
Izana semakin menguatkan tarikan di rambut miliki Sena dan mengatakan hal yang membuat Sena gemetar ketakutan dengan dingin, "Aku tidak peduli kau mengetahui rahasiaku atau tidak, tetapi karena kau sudah berani mengusik gadisku maka aku akan memberikan neraka paling menyakitkan padamu hingga kau sendiri yang akan memohon untuk mati."
Izana melangkah pergi dari ruangan itu setelah memberi isyarat apa yang harus dilakukan anak buahnya pada Kamiya Sena. Suara melengking yang mengerikan terdengar dari dalam ruangan itu, namun tidak ada yang peduli dengan hal itu. Sampai keesokan harinya, Kamiya Sena dinyatakan hilang tanpa jejak sama sekali.
.
.
.
.Hope you like it and enjoy the story~
See U on next chapter guysss✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Fanfiction[ren.ja.na] (n) rasa hati yang kuat. Rasa yang kuat tentang sebuah cara untuk mencintai, menerima, merindu, melepaskan dan merelakan. Kurokawa Izana x OC ┏ Tokyo Revengers © Ken Wakui ┛