O9

9 2 0
                                    

Hari ke empat sejak Naomi dinyatakan koma, akhirnya Naomi terbangun dari tidur panjangnya itu. Misa selaku dokter sekaligus wali dari Naomi langsung memberi kabar kepada Nishimura sensei, namun ia juga berpesan agar tidak ada yang boleh datang untuk menghampiri Naomi karena keadaannya yang belum stabil sepenuhnya. Hal itu Misa lakukan karena ia juga tahu bahwa teman-teman kelas Naomi berniat untuk menjenguknya dan meminta maaf setelah Naomi sadar.

"Nana, lihat ini. Mytho membawakan bunga dengan warna ungu kesukaanmu, tetapi dia juga meminta maaf karena belum bisa menjengukmu karena masih harus menghadiri meeting bersama para editor lainnya."

Misa masuk kedalam kamar rawat tempat Naomi berada sambil membawakan bunga yarrow ungu yang dikirim oleh tunangannya untuk Naomi. Misa mendapati Naomi yang sedang duduk bersandar di kasur pasiennya dengan menatap langit melalui jendela, ia berjalan menghampiri Naomi dan meletakkan bunga yarrow berwarna ungu yang sudah ia masukan kedalam vas kaca dan menyimpannya di meja kecil dekat jendela agar Naomi bisa menikmatinya.

Mata saphire yang sebelumnya terpaku pada langit itu beralih pada bunga yarrow segar yang ada didepannya. Mata itu masih sama seperti biasanya, gelap dan kosong tanpa ada cahaya didalamnya. Misa menyadari hal itu dengan jelas, sudah terlalu biasa dengan pemandangan didepannya namun tetap tidak bisa menyembunyikan sorot sedih dari manik caramelnya.

"Nana, kau mau sesuatu?"

Pandangan Naomi masih belum berpaling dari bunga yarrow ungu didepannya, namun bibir kecilnya menjawab pertanyaan Misa dengan pelan, "Aku ingin keluar."

Misa tersenyum kecil dan membalasnya dengan ceria, "Seharusnya kau belum boleh keluar, tetapi karena kondisimu sudah cukup stabil maka kau boleh keluar tetapi harus menggunakan kursi roda. Aku akan mengambilkannya untukmu dan kita akan ke taman belakang rumah sakit."

Tak ada tanggapan apapun, namun Misa tetap keluar dari kamar itu dan meminta perawat mengambilkan kursi roda untuk Naomi. Ia kembali dengan kursi rodanya dan mereka berdua keluar dari ruangan itu menuju taman belakang rumah sakit yang memiliki pemandangan indah dan cukup luas. Taman yang cukup bisa membuat para pasien rumah sakit itu merasa tenang dan sejenak melupakan keadaannya.

Namun setelah beberapa saat mereka sampai di taman itu, Misa mendapat panggilan untuk segera memeriksa pasien yang baru saja datang dan itu membuat Misa harus meninggalkan Naomi bersama perawat lain. Tetapi saat Misa sedang dalam perjalanannya, ia menemukan satu orang yang ia kenal dan meminta orang itu untuk pergi menemani Naomi.

~♥️~

Di lain sisi, Izana yang datang mengunjungi Naomi setelah membenahi pikirannya sendiri tidak mendapati keberadaan Naomi di ruangannya. Akhirnya Izana pergi keluar untuk bertanya kepada perawat di lantai itu dan mendapati bahwa Naomi sudah sadar. Izana memutuskan mencari Naomi yang katanya pergi bersama dokter Misa ke taman belakang rumah sakit.

Sayangnya setelah Izana berkeliling taman itu pun ia masih tidak menemukan keberadaan Naomi, hingga akhirnya Izana memutuskan untuk beristirahat sebentar di kursi taman. Saat kepalanya mendongak keatas, Izana mendapati seseorang yang berdiri di pagar pembatas atap rumah sakit, ia yang awalnya tidak peduli seketika menjadi panik setelah menyadari siapa sosok itu. Ditambah saat Izana mendengar suara seorang perawat yang memanggil nama seseorang yang sangat ia kenali dengan kebingungan. 

Izana memutuskan untuk berlari ke arah tangga darurat yang menuju ke atap rumah sakit yang berada di lantai empat karena merasa jalur itulah yang dapat membawanya lebih cepat dibandingkan lift yang penuh. Izana berlari sekuat tenaga dan menghentakkan pintu atap rumah sakit itu dengan kencang dengan peluh yang memenuhi tubuhnya serta nafas tak beraturan. Namun saat Izana sampai disana, pemandangan yang ia dapati adalah hal yang tidak pernah ia sangka.

"KAU GILA NANA!! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA?!"

"Gila? Aku memang sudah gila sejak kematian Yuki! Sekarang kau bertanya apa yang aku lakukan? SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA, APA YANG KAU LAKUKAN DISINI KAKUCHO?!"

Ya, kalian tidak salah membacanya. Pemandangan yang Izana temukan didepannya adalah dua orang yang ia kenal, tangan kanan kepercayaannya dan gadis yang harus Izana akui sekarang bahwa ia mencintai gadis itu. Kakucho dan Naomi sedang bertengkar, dengan Kakucho yang memegang bahu Naomi. Otak Izana berusaha mencerna semua ini, namun teriakan diantara keduanya membuatnya semakin tidak fokus.

"KAU LAGI-LAGI MENGAGALKAN RENCANAKU UNTUK BERTEMU YUKI, KAKUCHO! KAU MENGAHNCURKAN SEMUANYA!!!"

"Yuki, Yuki, YUKI! KENAPA KAU SELALU MENCOBA BUNUH DIRI KARENA DIA?! YUKI SUDAH TIADA, NAOMI! YUKI SUDAH PERGI MENINGGALKAN KITA!"

Baiklah, Izana mulai semakin pusing dengan semua fakta ini. Sedangkan didepan sana suara tamparan kencang terdengar hingga membuat keadaan hening sekejap sebelum suara melengking seorang gadis kembali terdengar.

"AKU TIDAK PEDULI! JIKA YUKI MATI, MAKA AKU AKAN MENYUSULNYA! KAU TIDAK BERHAK MELARANGKU KAKUCHO!"

Kakucho menunduk setelah menerima tamparan keras dari tangan dan kalimat yang Naomi ucapkan. Izana masih terdiam ditempat, sedangkan Naomi nafasnya memburu karena amarah dalam dirinya.

"Aku salah Nana, maaf.. tapi ku mohon untuk berhenti melukai dirimu." Kakucho berujar sambil memegang tangan Naomi lembut walau segera dikepis oleh Naomi. 

"Kau tidak berhak melarangku melakukan apapun Kakucho! Kau bukan siapa-siapa dalam hidupku!" Naomi berujar dingin sambil kembali berdiri dan hendak melangkah kembali ke pagar pembatas. Kakucho segera bangkit untuk menghalangi Naomi kembali namun langkahnya kurang cepat dari Izana yang kini berada di hadapan Naomi.

"Hentikan Miyamura!"

Naomi yang mendapati Izana dihadapannya dan berusaha menghalanginya seketika kembali marah. Tangannya menunjuk pada Izana dengan mata yang menatap nyalang penuh dengan kebencian, membuat hati Izana merasa sakit seperti saat terakhir kali mereka bertemu diatap sekolah sebelum Naomi dilarikan ke rumah sakit.

"Kau, PERGI DARI HADAPANKU BRENGSEK! SIAPA KAU YANG BERANI MENGHALANGIKU HA?! SEMUA INI TERJADI KARENA DIRIMU! INI SEMUA SALAHMU!! KAU PRIA BRENGSEK YANG MENCOBA MENGHANCURKAN HIDUP SESEORANG YANG SUDAH BERANTAKAN!! MENJAUH DARI HADAPANKU SIALAN!!"

Hati kecil Izana semakin sakit saat melihat keadaan gadis yang ia cintai sangat kacau seperti ini. Izana mencoba menghalangi Naomi dengan memeluknya, namun Naomi mendorongnya dengan keras hingga terjatuh. Naomi kembali mencoba berlari, namun Kakucho segera memeluknya dari belakang.

"Kumohon Nana, hentikan.. Yuki tidak akan menyukainya jika kau seperti ini!"

Naomi berontak dalam dekapan Kakucho dan terus berteriak, "LEPASKAN AKU KAKUCHO! AKU INGIN YUKI! AKU INGIN BERSAMA YUKI! AKU TIDAK INGIN HIDUP DALAM NERAKA INI LEBIH LAMA LAGI, AKU INGIN MATI DAN BERTEMU YUKI!!"

Tak kuat melihat Naomi yang seperti ini, air mata Kakucho pun mengalir tanpa ia sadari. Tangannya memeluk erat Naomi, namun dorongan Naomi yang sangat kuat kembali membawanya menjauh dan melpaskan Naomi. Melihat hal itu, Izana langsung menarik tangan Naomi dengan kencang dan memukul tengkuknya hingga Naomi pingsan dan jatuh kedalam pelukannya. Setelahnya Izana menggendong Naomi untuk pergi dari sana setelah sebelumnya meminta Kakucho untuk mengikutinya.
.
.
.
.

Hollaaa!!!

Setelah semua kesibukan UAS berlalu, akhirnya aku bisa update lagi :')
Gimana, ada yang sudah menduga kah kalau Kakucho ternyata kenal dengan Naomi?
Terus ada yang penasaran gak sih siapa Yuki dan gimana hubungan Naomi sama Izana selanjutnyaa?
Ikutin terus sampai selesai yaaa ✨

See you on next chapter guyss 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang