Cinta? Apa itu cinta? Bagi Jiwaraksa dia tidak mengenal namanya cinta. Jangankan berpacaran, mencintai wanita diluaran sana saja dia tidak pernah. Jiwaraksa terkenal dengan sikapnya yang dingin tak tersentuh, bahkan senyum ataupun tertawa di depan t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hiduplah seperti lary" –Spongebob dan Patrick.
. .
—02. Perjodohan
Malam ini Keluarga Wijaya sedang berkumpul di ruang keluarga, Ada hal yang harus di bicarakan dengan serius.
"Safa Papi mau ngomong sesuatu sama Safa" Ucap Jeandra pada putrinya.
"Apa pi?" Tanya Safa.
"Safa, Papi ga pernah nuntut apapun ke Safa kan?" Tanya Jeandra, dan Safa pun mengangguk.
"Iya"
"Papi mohon turutin keinginan Papi untuk yang terakhir kalinya" Kata Jeandra.
Safa menatap lekat Jeandra batinnya mengatakan ada yang gak beres. "Papi bilang gini kaya mau meninggal aja" Ucap Safa dengan entengnya.
Refleks sang Mami Jessa langsung memukul lengan sang anak. "Hush ngomongnya, Mami ga mau jadi janda duluan." Kata Jessa.
"Aduh sakit Mi!! Lagian Papi segala ngomong gitu, kan Safa jadi mikir yang aneh-aneh" Balas Safa sambil mengusap-usap lengannya yang sedikit nyeri karena dipukul Mami-nya.
"Pi kalau ngomong mending jangan setengag-setengah Safa jadi mikir yang nggak-nggak" Lanjut Safa.
Jeandra terkekeh melihat kelakuan putrinya persis sekali foto copy-an Jessa waktu masih muda sangat bar-bar. "Okey okey Papi lanjut, jadi intinya Papi mau jodohin kamu sama Anaknya Om Braga. Dan Papi gak nerima penolakan." Ucap Jeandra Final.
Safa syok bukan main, apakah Papinya ini sedang bercanda? Padahal dirinya belum lulus SMA malah di jodoh-jodohin segala.
"Safa gamau di jodoh-jodohin dikira ini jaman Siti Nurbaya kali pi! Pokoknya Safa tetep gamau." Ucap Safa dengan muka cemberut sambil menatap sang Papi.
Jean mendekati sang putri lalu mengusap pucuk kepalanya, "Kamu sekarang aja nolak-nolak nanti kalau udah liat orangnya pasti gak bakal nolak." Ujar Jeandra lalu pergi meninggalkan putrinya.
Safa menatap kepergian Papi-nya. "Secakep apa si orangnya? Jadi penasaran, apa mirip yang di fiksi-fiksi? Kalo ganteng yang kaya di fiksi si langsung nikah aja gapapa ikhlas kok." Batin Safa.
"Mi orangnya ganteng gak" Tanya Safa pada Jessa yang masih duduk disebelahnya.
"Nanti juga kamu tau sendiri" Jawab Jessa tersenyum simpul sambil mengelus tangan putrinya lalu pergi.
Dan kini hanya menyisahkan Safa yang masih terbengong dengan perkataan Papinya tadi.
oOo
"Mas Aksa, Ayah mau bilang sesuatu sama kamu. Ditunggu diruang keluarga ya mas" Panggil Dira pada putra sulungnya.
"Iya bun" Kemudian Aksa menyusul sang bunda keruang keluarga, disana sudah ada Ayahnya yang sedang bermain bersama Kelio Adiknya.
"Ada apa Yah?" Tanya Aksa sambil mendudukan dirinya disofa.
"Mas maukan ikutin kemauan Ayah kali ini aja. Ayah gak pernah nuntut mas yang gimana-gimana, Ayah cuma pengen kamu nikah sama anaknya Om Jeandra." Ucap Braga langsung ke intinya.
"Anaknya Om Jeandra? Om Jeandra wakil Palavos yang seangkatan sama ayah dulu itu." Kata Aksa dan Braga mengangguk.
"Hari Sabtu, nanti pertemuan kamu dengan calon istri. Ayah mohon jangan tolak permintaan Ayah kali ini mas" Kata Braga sambil mengelus-elus rambut Kelio yang berada di pangkuan Braga.
"Calon mu cantik loh mas, bunda waktu itu sempet ketemu anaknya baik, ramah, sopan lagi" Ujar Dira sambil meyakinkan Aksa.
Aksa tampak berfikir sejenak, "kalau memang itu bisa bikin kalian bahagia. Aksa setuju menikah sama anaknya Om Jeandra." Ucap Aksa dengan mantap dan tersenyum simpul. Kedua orang tua Aksa pun ikut tersenyum.
"Gua rela nikah muda demi orang tua bahagia, jadi kenapa ngga? toh orang tua Gua pasti gabakal salah pilih calon menantu apa lagi dia anaknya Om Jeandra." Batin Aksa
. .
#TBC
Part ini agak sedikit pendek jadi harap maklum. Jangan lupa vote, komen dan follownya yaa, Thank you! 💗