Ke esokan harinya Lumine izin tidak masuk sekolah, Lumine mengeluh jika dia sakit perut. Aether berfikir mungkin adiknya sedang datang bulan itu lantas membiarkan adiknya istirahat dirumah.
Berpergian sendiri membuatnya linglung, rasanya tidak ada teman ngobrol sangatlah membosankan. Menaiki kereta seperti biasa namun kali ini kereta sangatlah ramai sekali di isi oleh para manusia yang ingin berpergian di tujuan yang sama atau melewati tujuan itu untuk sampai ke stasiun berikutnya.
Aether jalan kaki menuju sekolahnya ketika sudah keluar dari kereta, rasa sesak di dalam terbayarkan ketika iya berjalan di sekitar area sekolah. Terdapat taman kecil yang memiliki bunga subur, Aether tersenyum bangga.
Aether adalah pengurus garden club, karena hanya sedikit peminat nya sekarang tersisa lah dia dan Lumine yang mengurus taman ini sekarang. Kakak kelasnya yang sudah tamat menitipkan kebun dan taman kepada sang kakak beradik itu, sedikit yang tau jika Lumine mengikuti garden club karena Lumine juga mengikuti Teater club.
Memasuki kelas dengan santai, ia lupa akan satu hal. Dirinya dikejutkan oleh tulisan aneh dimeja miliknya, ntah apa yang dia perbuat tetapi dia tak akan ambil pusing. Aether berniat membersihkan tulisan itu, dirinya ke gudang sekolah untuk mengambil kain.
Tulisan itu tidaklah kenyataan karena orang orang belum tau pasti apa yang terjadi, jadinya dia juga tidak terlalu peduli.
"Jauhi Lumine "
"Kau akan merasakan akibatnya"
"Dasar culun, main rebut pacar orang saja"
"Lumine di pelet ya"Menghela kan nafas yang panjang ia mulai menghapus tulisan dari tinta spidol atau semacamnya dengan cairan yang selalu ada di setiap kelas untuk membersihkan papan.
"Dasar orang orang, sukanya merepotkan saja. "
Ketika dirinya sibuk mendumel beberapa murid lainnya mulai masuk dan terkekeh satu sama lain, Aether segera membereskan alat kebersihannya dan akan di pulangkan ke gudang lagi. Siapa yang rela datang pagi pagi buta hanya untuk membuat hal semacam itu, atau membayar orang lain untuk berbuat seperti itu.
Ketika kembali ke gudang dirinya di kejutka dengan 2 orang di dalamnya, yaitu Childe dan Xiao. Tanpa basa basi ia segera meletakan alat kebersihannya lalu beranjak pergi, ia tidak buta orang orang itu akan bertindak semau nya saja. Saat ini Xiao sudah mengisyaratkan untuk duduk di bangku yang sudah tidak terpakai lagi.
Kenapa Xiao kali ini ikut dengan Childe?
Pintu di tutup oleh Childe, dan Xiao duduk di bangku lain dengan melipat tangannya. Childe sepertinya mengunci pintu agar tidak ada yang keluar untuk saat ini, sedangkan Aether sendiri sudah duduk dan bersikap biasa saja.
"Kau sudah tau kan kesalahan mu sendiri? " Childe membuka suara. Aether menggelengkan kepalanya, "memangnya aku berbuat apa, kalian asal menuduh saja. "
"Awalnya aku masih sabar dan sudah melihat interaksi kalian ini, tetapi kau tetap tidak sadar diri juga. " pandangan Childe menyuram, aura nya terlihat mencengkam dan serius.
Xiao mengisyaratkan kembali kepada Childe untuk tetap diam. "Apa hubungan mu dengan Lumine? "
Xiao cerdas namun ketika Aether mengucapkan mereka adalah Kakak beradik Xiao malah tertawa. "Habis sudah alasan mu untuk bersembunyi Aether, Lumine tidak masuk sekolah, Kau apakan dia semalam?! "
Xiao berdiri dan memijak paha Aether lalu menjambak rambut Aether untuk membuatnya mendongak. " sudahlah Xiao, Lumine pacarku. Kenapa malah kau yang menikmatinya " lerai Childe dengan smirk andalannya.
"Sudah ku bilang.. Aku dan Lumine hanyalah kakak beradik, ugh tolong lepaskan Xiao.. " Aether mengeluh, kali ini menahan tangan Xiao juga untuk meredakan rasa sakit ketika sari sari di kepalamu di tarik.
Childe meletakan kamera ponsel miliknya di meja dan menampakan seluruh isi gudang. Kelas akan di mulai dalam 20 menit dari sekarang namun dirinya masih terjebak di dalam sini dan hanya menunggu keberuntungan nya dan berharap ada yang akan mencarinya.
"Tolong jangan macam macam, kalian sudah mendengar alasanku. " Aether sudah sangat tidak nyaman, terlebih lagi yang Xiao pijak sekarang adalah tempat dimana 'dia' berada. Childe menarik tangan aether kebelakang dan Xiao sudah melepaskan jambakan rambutnya kini melepas jam tangannya. Aether mengira dia akan dipukul, namun dia salah.
Kancing bajunya dibuka dengan santai oleh Xiao, tatapannya ngeri seolah Aether hanyalah alat yang akan ia pakai seperti biasa. Dada Aether sudah terekspos, dia terus memejamkan matanya sembari memohon kepada orang orang di sekitarnya untuk dia berbuat yang diluar batas kemampuannya.
Resleting celana Aether di buka dan Xiao menurunkan celana nya Aether sampai bawah, menampilkan boxer kecil yang Aether kenakan. Childe bersiul, lalu mendorong Aether ke arah Xiao dan ditangkap oleh Xiao dengan santai. Posisi mereka sekarang aether yang berlutut di hadapan Xiao, ketika ingin berdiri dirinya malah dibuat merunduk oleh tangan Childe, jadilah posisi yang sangat ambigu sekarang.
"Aku tidak mau, kumohon lepaskan aku.. Kalian sudah kelewatan, aku tidak bisa! " Aether mulai memberontak, sudah cukup dengan kekerasan fisik namun mereka mau mempermalukan dirinya lagi?!
"Diem! Gua ngaceng sekarang. Gua mau lu tanggung jawab, jujur saja jika badanmu bagus juga dipandang. " Chile menampilkan sedikit rona merah dan mulai melepas celana Aether. Disusul oleh Xiao yang melepas resleting celana dirinya sendiri.
"Hisap lah Aether, ini yang kau mau kan? " Xiao bersuara, Aether menggeleng kuat dan seketika rambutnya di tarik dan kepalanya di todongkan ke arah selatannya Xiao. Masih menutup mulut Aether tetap berusaha menjauh namun ketika Childe menerobos masuk diri Aether dengan jari nya Aether terkejut. Membuka sedikit mulutnya ketika melihat itu Xiao melihat kesempatan juga, langsung memasukan miliknya ke dalam mulut hangat Aether. Dirinya sudah menegang sejak ia melihat dada aether yang terekspos.
Childe mengobrak-abrik isi Aether, Aether menangis. Dirinya tidak Terima di perlakuan seperti ini, terlebih lagi bersama 2 pria sekaligus. Xiao yang melihat itu memaksakan Aether menelan miliknya lebih dalam lagi, tersedak nya Aether dengan desahan yang lolos di dengar oleh kedua mahluk di dalam ruangan itu.
Pandangan Aether sayu,namun matanya tiba tiba melalak kaget saat benda asing yang lebih besar menerobos masuk belakangnya.
"Uhh umh" mulutnya penuh, ia ingin mengatakan sesuatu.
Childe bermain dengan brutal sampai kaki Aether tidak menyentuh lantai karena di angkat oleh Childe, Aether berpegangan dengan Xiao yang kini masih bermain dengan mulutnya Aether.
"Kau sangat payah dalam hal ini" Xiao melunturkan kata katanya setelah itu melepaskan dirinya dari Aether. Dan terjatuhlah Aether dengan posisi menungging karena masih ada Childe di belakangnya.
"Ugh ahh, tolongh.. " tangan Aether menopang badannya sendiri, dengan mulut yang sedikit bengkak akibat perbuatan Xiao tadi. Tangannya menarik angin atau udara sekitar, ia tidak dapat menarik sesuatu disekitarnya.
Yatuhan jangan lagi..
Xiao menginjak tangan Aether
"Aahhk!""kau ternyata sama rendah nya dangan sampah, menyukai apa yang orang lain miliki sangatlah menjijikkan"
Xiao sudah malas dan tidak tegang, dia pergi keluar meninggalkan Aether yang masih di genjot oleh Childe.
.
.
."Ada yg tau Aether kemana? Sudah terlambat 10 menit padahal tas nya masih disini"
"Dia bilang dia mau bolos di pelajaran ibu! " Kaeya berucap santai.
"Astaga anak itu.. "
.
.
.
TbcBonus deh, tp up berikutnya masih gantung Untuk terakhir dulu soalnya bersihkan draf ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope?
RomanceAether adalah saudara kembar dari Lumine si seleb sekolah, namun mereka memiliki lingkungan yang berbeda. Lumine selalu menjadi incaran para ngabers di sekolah nya, berbeda dengan saudara nya, Aether adalah pelajar yang rajin yang memiliki sedikit t...