CH 3

716 82 16
                                    

Bell pulang sekolah telah usai, beberapa siswa pulang kerumahnya masing masing dan ada juga yang ikut ekstrakurikuler. Aether mendapat kabar bahwa Lumine pulang bersama Ayaka dan bermain di rumah Ayaka, dia menyesetujuinya.

Seperti biasa dirinya berjalan sendirian ke toko bunga boss nya ketika usai sekolah. Berjalan ke stasiun untuk ke Liyue membutuh kan 15 menit.

Setelah keluar dari stasiun Liyue dia pergi ke arah dermaga bawah, disana ada toko kecil yang menjual bunga bunga indah khas Liyue.

"Siang boss, aku ganti baju bentar yaa" Sapaan Aether membuat boss nya terkejut. Tdnya sedang mengguting tanaman hias, mengelus dada nya sebentar boss nya mengangguk lalu melanjutkan pekerjaan nya.

Terkadang Lumine ikut ke toko untuk sekedar promosi, dirinya membuat toko memiliki ke untungan 70% dari biasanya. Lumine menolak untuk di gaji karena dia memang berniat membantu kakaknya.

Aether sekarang sudah menggunakan baju biasa, kaos panjang hitam dan celana se lutut, tak lupa menggukan  celemek coklat terang yang memang khusus untuk dirinya bekerja.

Awalnya boss menolak mereka bekerja karena pendapat dirinya memang sedikit untuk mengaji pekerja, mereka masi mudah sudah mencari pekerjaan. Memang pekerjaan ini cocok untuk anak muda seperti mereka, namun mereka terlihat sudah hampir menyerah ketika me cari pekerjaan, jadi boss meminta hanya salah satu dari mereka dan merekomendasikan cafe yang tak jauh dari toko bunga ini untuk mempekerjakan salah satu dari mereka juga.
Akhirnya mereka memutuskan memilih tempat sendiri, Aether sejujurnya tau pekerjaan cafe lebih berat namun Lumine mengatakan bahwa dia lebih suka suasana cafe jadi dirinya lebih memilih untuk bekerja disana walau tak lama.

Pendapat mereka cukup terbilang karena Lumine selalu diberi Childe uang untuk keperluan dirinya. Uang yang childe berikan itu untuk makan mereka satu sama lain, sedangkan Aether menggukan uang gaji nya untuk membayar sewa apartemen mereka.

"Boss! Biar aku aja yaa" Aether selalu menyuruh boss nya untuk duduk saja selayaknya atasan yang boleh bermalasan. Boss nya menolak dan mengelus puncuk kepala Aether.

"Tidak apa, kamu lebih baik siapkan beberapa pesanan, itu kertas nya ada di meja"

Aether mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.

Tak lama kemudian seseorang datang dan menyapa boss. Boss mengenal orang itu dan menyapa balik. Aether sedikit penasaran siapa orang itu tapi dia belum selesai.

"Tak bertemu Xiao, kau sudah besar aja. Apa kabar mu? " boss menghentikan pekerjaan nya dan menyuruh kedalam untuk duduk.

Anak itu mengangguk, "aku baik paman"

Aether menyadari mereka masuk ke dalam dan terkejut, ketua OSIS sekolah nya ada disini.

"Loh, kenapa kau disini? " Xiao tak kalah terkejut melihat Aether sedang menggunting mawar.

"A-aku bekerja dsini kak"

Boss tambah bingung.
"Kalian saling kenal toh? "

"Tidak"- Xiao " ya"-Aether

"Ah.. -" Aether terdiam, dirinya bodoh sekali.

"Begimana nya yg bener, Xiao kau satu sekolah sama Aether? " boss bertanya kepada keponakannya itu dan di balas anggukan.

"Ah sudahlah, Aether tolong buatkan minum ya" Aether mengangguk dan melesat ke belakang.

Tak butuh waktu lama Aether kembali dengan dua cangkir teh yang harumnya pekat
"silahkan "

Aether menaruh gelas di meja yang tersedia di dekat mereka, lalu kembali ke belakang untuk merapikan peralatan membuat teh nya tadi.

"Jadi.. Kalian  saling kenal?" tanya boss untuk ke 2 kalinya.

"Hanya sebatas kakak dan adik kelas, hanya tidak sengaja bertemu" Xiao menyeruput teh buatan Aether dan meneguk habis isinya. "Paman, aku akan kembali kerumah.. Ayah menitipkan ini kepadamu"

Xiao menyerah kan sebuah kotak yang berukuran sedang dan se amplop yang berisikan beberapa uang.

"Astaga.. Tidak perlu banyak banyak, paman akan mengambil kotaknya saja. " boss mengangkat kotak dan meninggalkan Xiao dengan amplop nya.

Aether hanya menatap dari pintu belakang, dirinya enggan masuk ke percakapan orang orang tersebut. Setelah Merasa di asingkan, Aether lebih memilih sibuk dengan pekerjaan nya, dan ketika dia mengira keponakan dari boss nya itu pergi dia menatap lurus kedepan.

"Semoga tidak ada kejadian aneh lagi, aku sudah cukup muak berada di sekolah dan sekarang ada orang yg tau dimana pekerjaan ku. " Aether menghela nafas, dirinya tidak mau diganggu lagi dengan orang orang aneh yang selalu melakukan tindak kekerasan kepadanya. "Tu orang artis banget deh perasaan, sombong amat"

Tanpa di sadari orang yang Aether sebut ada di bangku sudut ruangan, Xiao diam diam memperhatikan gerak gerik Aether bekerja.

Ketika Aether sibuk menggunting duri duri mawar yang sudah dipesan ada seseorang yg masuk ke dalam toko dan langsung memeluk Aether.

!!!

Xiao terkejut, itu adalah Lumine yang terkenal di sekolahnya. Bahkan Xiao pernah memiliki perasaan kepada Lumine namun keduluan dengna Childe. Gengaman tangan Xiao mengeras sampai kukunya memutih, cukup dengan keduluan oleh Childe tp Lumine malah selingkuh dengan bocah culun itu?!. Xiao memotret interaksi keduanya lalu pergi begitu saja.

Mendengar suara pintu Aether mengira ada pelanggan, namun tidak ada sama sekali. "Mungkin itu orang nakal yg kurang kerjaan kak, ayo kak kita makan dulu" ucap Lumine

Aether dan Lumine duduk di depan toko sembari menyantap roti isi yang dibuat Lumine khusus untuknya, betapa cinta nya Aether kepada sang adik ini.

"Kak, aku ingin putus dengan Childe.. Tapi aku takut alasanku tidak akurat" Lumine membuka  suara. Mendengar hal itu Aether mengangguk "kau sudah tidak menyukai nya bukan? Dan kamu memiliki orang yang mungkin lebih tepat untukmu? "

Bak telepati Aether tau isi pikiran dari hati Lumine, Sang adik menganggukkan kepalanya pelan dan mukanya sedikit memerah.

"Kalau begitu buatlah permintaan maaf terlebih dahulu, semoga dirinya mengerti akan keadaan mu" Aether mengelus kepala Lumine dan mereka tertawa bersama.

.
.
.
.
.
Tbc

Maaf ya, saya hiatus lama banget. Terpuruk oleh keadaan juga, jadinya saya selalu lupa untuk melanjutkan cerita cerita saya yg disini

Hope? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang