sejak kejadian 2 bulan lalu dimana Sean mengetahui tentang White, Black makin over protective terhadap White, membuat si bungsu sering merajuk pada sikap protective si sulung.
dan selama dua bulan itu juga Sean tak henti-hentinya mengajak Black berdamai demi mendekatkan dirinya dengan White, untung saja Sean tak tau alamat rumah Black, jika saja Sean tahu, Black pastikan anak itu pasti akan pantengin rumahnya siang malam and Everyday
dan sialnya kini, mereka bertiga, Black, White dan Sean malah dipertemukan dalam satu Universitas, meski ketiganya berbeda fakultas.
Black ada di fakultas teknik, White di fakultas Seni rupa dan terapan, sedang Sean ada di fakultas ilmu politik. dan lebih sialnya lagi, fakultas seni dan fakultas ilmu politik ternyata ada di gedung yang sama, sedangkan gedung fakultas teknik terpisah dua gedung dari gedung fakultas white. sehingga jika ingin mengunjungi White Black terpaksa jalan jauh melewati gedung fakultas kedokteran dan gedung fakultas bisnis, sedangkan Sean mungkin hanya terpisah lantai, tinggal turun atau naik jika pemuda itu ingin bertemu White.
dan karena itulah Black tiap harinya mondar mandir antar fakultas, demi menjaga sang adik dari Sean. seperti hari ini, ini kali keduanya Black ke gedung fakultas White, kini keduanya tengah duduk bersama menyantap makan siang mereka, dimeja lain Sean hanya bisa memperhatikan dengan iri, sial sekali dia tidak bisa mendekati White barang selangkahpun jika ada Black. sungguh Black berlipat kali lebih menyeramkan jika menyangkut White.
"Hey Black! datang lagi" sapa seorang teman kelas White pasalnya 2 jam yang lalu juga Black mengunjungi White
"oh Hay New, iya. aku ingin makan siang dengan adikku" jawab Black santai lalu kembali memasukan sesuap nasi kemulutnya, sedangkan matanya dengan tajam memperhatikan sekelompok mahasiswa yang berbicara sembari mencuri pandang pada adiknya.
Braak!!! suara geplakan meja terdengar memenuhi ruangan, kini semua mata tertuju pada Black yang bagai banteng marah siap menerkam sekelompok mahasiswa yang sudah memperhatikan adiknya sejak mereka memasuki kantin.
"Brengsek!! gambar apa yang kau ambil hah!!??" bentak Black membuat seisi kantin kembali terkejut, termaksud Sean, sial ini pelecehan
"kau mengambil foto White secara diam-diam?!" tanya Sean juga ikut mendekat, bahkan dia mencengkram kerah kemeja seorang mahasiswa itu.
"ti,,, tidak,,, ak,,, aku tid,, dak melak.,,kukan apapun" jawab pemuda itu ketakutan, didepannya Black sudah siap dengan tinjuannya, dan Sean yang mencengkram kuat kerah kamejanya.
"kemarika hp mu!!" pinta Black, namun pemuda itu menolak memberikannya, dan itu membuat dirinya mendapat satu tinjuan dari Sean, dan disusul tinjuan kedua dari Black, tak cukup sampai disitu Black malah merampas hpnya secara tidak manusiawi.
"phi,, cukup.. White malu" rajuk White dengan mata yang memerah menahan tangis, disampingnya New hanya bisa memandang dengan wajah terkejut.
Black dengan cepat menghapus foto White yang ada diponsel pemuda sial itu, kemudian segerah mengejar White yang sudah berlari pergi meninggalkan kantin, sialnya Sean malah sudah lebih dulu mengejar White. sial !!.
"White.... tunggu" panggil Sean begitu berhasil meraih lengan White
White menangis dan itu membuat Sean membungkuk menyamakan tinggi mereka, pelan diusapnya pipi gembul White "tidak apa, Black memang memalukan, tapi dia melakukan itu demi kau" ucapnya lembut menenangkan
"tapi tadi kita jadi tontonan semua orang, sekarang anak-anak sefakultas tahu kalau White pernah mengalami pelecehan, meskipun cuman difoto diam-diam, nanti...." napasnya tersenggal sebab isakannya
"nanti kalau ada yang meniru bagaimana?" tanya White diakhir kalimatnya. Sean tersenyum lembut, sekai lagi dia menghapus aliran air mata di pipi White.
"tidak akan..." ucap Sean santai
"kau pikir siapa yang mau berurusan dengan phi mu itu? kau lihat tadi semua senior bahkan takut memandang wajah marah Black" jelas Sean
"benarkah?" tanya White
belum juga Sean menjawab, tubuhnya sudah lebih duu didorng dengan kasar agar menjauhi White.
"MINGGIR!!" pintah Black tak berperasaan
"ayo pulang White" ajak Black lembut menarik tangan adiknya. White masih sempat menoleh pada Sean
"kau tak apa?" bisik White dengan gerakan mulut yang kentara agar Sean dapat membaca gerakan bibirnya dan mengerti apa yang Ia katakan.
Sean tersenyum memandang kepergian White yang dibawa Black, dia mengangkat tangan membuat tanda Oke membalas pertanyaan White. kini gantian White tersenyum.
"ck, sudah jangan dilihat lagi" ucap Black yang menyadari adiknya masih mengengok kebelakang, Black melepaskan jaketnya menutupi kepala adiknya agar Sean maupun White tidak saling bertatapan lagi.
"perhatikan jalanmu kedepan, bukan kebelakang" lanjutnya puas telah berhasil memisahkan White dan Sean. si bayi besar cemberut, kakanya benar-benar keterlaluan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Garis Biru
Fanfictioncast: Black, White, Sean White memasuki pekarangan rumahnya dengan wajah pucat pasih dan lutut yang bergemetar. perseteruannya dengan Sean di basement rumah sakit tadi sudah cukup menguras tenaga dan otaknya yang sesungguhnya tidak pernah dihadapkan...