dua minggu berlalu dan semua aman. White kembali masuk kuliah dihari ke 5 sejak kejadian malam itu, sebab sebelumnya dia bermasalah dengan bokongnya yang sakit, maklum dia masih virgin sampai Black membobolnya. dan Black semakin ketat menjaga adiknya dari Sean dan dari siapapun yang menatap adiknya dengan pandangan memuja.
Selama itu pula Sean sering uring-uringan karena tidak bisa bertemu White dengan leluasa, Sean juga tidak bisa berkunjung kerumah White sebab Black selalu ada dimana White berada. kata Sean mah mereka bukan kembar, tapi benda dan bayangan, jadi barengan terus.
tapi Sean yakin meskipun keduanya adalah benda dan bayangan, tetap ada celah untuk memisahkan keduanya, benda tidak akan memiliki bayangan jika tidak terkenah cahaya, dan kesempatan itu datang pada Sean. White sendirian duduk dibangku taman fakulkas, duduk seperti anak kecil yang menunggu mamanya.
cup. satu kecupan tiba-tiba mendarat lembut kepipi gembul White. pria imut itu menoleh terkejut pada Sean kemudian senyum manisnya mengembang indah.
"Sean...." ucap White senang bukan main, yah dirinya juga merinduhkan kekasihnya ini.
"hay sayang.... sudah lama kita tidak berduaan begini, aku jadi rinduh" ucap Sean dengan wajah sedih. "gara-gara Black nih, makin kesini makin over protectife!" lanjut Sean dengan nada kesal. White tersenyum geli mendapati kekesalan sang kekasih, lalu cup.
satu kecupan singkat di bibir Sean membuat pria tinggi itu terdiam seribu bahasa.
"minta tambah boleh?...." mintanya ketagihan
cup. lagi White mengecup bibirnya
"lagi sayanggg" minta Sean masih ketagihan
cup. satu lagi dan kali ini Sean tidak membiarkan White hanya mengecupnya, dan terjadilah perang lumat dua bibir itu.
White meremas kuat lengan Sean saat merasa sesak napas, Sean yang mengerti segerah mengakhiri lumatan mereka. ditatapnya mata White yang selalu membuatnya jatuh cinta
"I Love You" ucapnya tulus sembari mengusap bibir White yang sudah sedikit membengkak
"Love You Too" jawab White tak kalah tulus plus senyuman mautnya.
"Black ada kelas?" tanya Sean. White mengangguk lemah, tadinya dia sudah membayangkan pulang cepat, dia sudah rinduh tempat tidurnya yang empuk, peng cepat-cepat bobo syantik katanya. namun sayangnnya Black tiba-tiba mengatakan ada kelas tambahan lagi. sial sekali bukan?
"mau jalan?" ajak Sean mantap. White menatapnya ragu, takut kalau ketahuan Black.
"kita kencan, sudah seminggu kita pacaran, tapi belum pernah berkencan.... bagaimana?" tanya Sean lagi, kali ini dengan nada memohon
"tapi phi Black.....?" tanya White ragu
"Black tidak akan tahu, aku janji" ucap Sean pasti. Whitepun menganggukan kepalanya untuk berkencan bersama kekasihnya, benar juga kata Sean, lagi pula dia juga rinduh prianya ini.
***
Kencan mereka dimulai dengan bermain di Time Zone, lalu makan ice cream kesukaan White, jalan-jalan, lalu mencari makanan berat di cafe langganan Sean, dan berakhir dengan berkunjung ke apartement Sean.
"White...?" panggil seorang gadis cantik dari arah dapur. White dan Sean menoleh cepat kearahnya.
"iya memang White......" seruh gadis itu histeris lalu berlari kearah White
"Eugine......" seruh White tak kalah histeris dan berlari kearah Eugine, dan kejadian selanjutnya adalah peluk cium alah bestie dari Eugine dan White yang membakar hati Sean. apa-apaan meraka ini, beraninya peluk cium depan pacarnya langsung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Garis Biru
Fanfictioncast: Black, White, Sean White memasuki pekarangan rumahnya dengan wajah pucat pasih dan lutut yang bergemetar. perseteruannya dengan Sean di basement rumah sakit tadi sudah cukup menguras tenaga dan otaknya yang sesungguhnya tidak pernah dihadapkan...