10 🔞

216 10 0
                                    

kecupan itu berubah menjadi ciuman lembut, Black menyesap bibir adiknya berusaha menggoda White, hingga sebuah ide muncul di kepalanya, masih dengan melumat bibir White, Black tersenyum senang.

"kau akan mendapatkan hukumanmu untuk itu" ucap Black dengan suara berat, dia mulai terangsang sekarang.

White memiringkan kepalanya, memandang bingun pada sang kakak "bukankah phi sudah tidak marah lagi?" tanya White

Black mengangguk "aku memang tidak marah lagi, tapi hukuman tetaplah hukuman!" jawab Black lalu segerah menarik tangan White agar segerah masuk kerumah mereka.

"phi.... hukuman apa? White tidak mau dihukum...." rengek White mengikuti langkah sang kakak menuju kamarnya.

Black tidak mau menjawab, dia hanya terus menarik White lalu masuk ke kamarnya yang didominasi warna hitam sesuai namanya. sesampainya didalam, Black mendudukan White ketepi ranjangnya kemudian dia merunduk, kedua tangannya dijadikan menyanggah tubuhnya memposisinya tubuh White berada dalam kukungannya.

Black mengecup lagi bibir White "tenang saja, hukuman ini akan menyenangkan" ucapnya lalu memulat lagi bibir White dengan rakus, sampai-sampai White kewalahan sendiri dibuatnya.

ciuman panas itu terhenti, dengan napas keduanya yang terengah-engah. Black sudah akan berdiri tegak, namun sayang tangan White yang mengalung kelehernya menolak untuk terlepas.

"lagiii...." rengek White dengan suara manja. jujur saja, pertahan Black runtuh seketika, namun syukurlah dia masih bisa membangun pertahannya kembali untuk tidak memakan adiknya saat itu juga.

"tidak sekarang baby..." ucapnya berbisik ketelinga White. pria cantik itu menggeleng tak ingin, malah semakin erat memeluk leher Black.

"mau sekarangg" rengeknya manja. Black memejamkan matanya sebentar, kemudian tangannya terulur menyentuh gerper White lalu melepaskannya. White tersenyum puas, tangan kananya bergerak masuk kedalam Black, membelai lembut dada bidang kakaknya lalu beralih kepunggung.

"White, jangan menggodaku lebih dulu, atau hukumanmu akan bertambah" ucap Black merasa sekamakin terangsang saat tangan kecil White menyentuh tubuhnya.

senyuman White makin melebar seakan menantangnya. "okey kalau itu maumu baby..." ucap Black, lalu mengocok kasar junior White tanpa aba-aba dan tiba-tiba.

sensasi itu membakar White, pria itu menengada sembari mendesah panjang, seakan memberi ruang untuk sang kakak agar mengecup leher jenjangnya yang mulus lembut itu. Black tak ingin membuang kesempatan yang ada, dengan segerah dia menyatukan bibirnya pada heler jenjang menggoda itu, menyesapnya hingga meciptakan warnah merah keunguan disana.

dibawa sama, tangannya bergerak makin liar memainkan junior mungil adiknya. White bergerak mengejar wajah Black, dia ingin menyesap bibir kakaknya, sungguh Black membuatnya gila.

dengan senang hati Black melumatnya dalam dan menuntut, hingga White mundur tanpa aba-aba kemudian berkata "White mau pipisss...." beritahunya dengan suara sexy. Black mengangguk, kemudian tangannya yang tengah mengocok junior White, dia ganti dengan mulutnya yang mengulum dengan nikmat membuat White semakin gila mendesah dan berakhir dengan semprotan spermanya di mulut Black.

setelah orgasme, tubuh White ambruk dan tertidur keranjang Back, tubuhnya masih bergetar hebat, saat Black melepaskan celana panjangnya. Black mendekat kearahnya, mengusap keringat yang membanjiri kening white lalu mengecup bibir White sekali.

"beristirahatlah baby..." ucapnya lembut kemudian bangun dan membuka lemari pakiannya. White menolah saat pintu lemari ditutup kembali.

"phi... itu apa?" tanya White sembari bergerak untuk duduk bersila.

Tiga Garis BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang