Sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Vira dan Brian juga sudah keluar dari sekolah, sedangkan aku masih harus ke ruang tata usaha untuk mengambil baju seragamku.
Aku kembali menelusuri bangunan sekolah dan akhirnya menemukan ruang tata usaha.
Ketika aku masuk kedalam, masih terlihat beberapa staff administrasi yang masih bekerja.
Aku pun menghampiri salah satu staff tersebut dan menanyakan tentang baju seragam milikku.
Tak lama kemudian, staff itu memberikan aku sebuah plastik yang berisi seragam SMA Rajawali.
Setelah menerima seragam itu, aku langsung menuju keluar gerbang sekolah untuk mencari Pak Dery. Tadi pagi Pak Dery berkata kalau ia akan menjemputku di sebrang gerbang sekolah.
Ketika aku sampai di gerbang sekolah, aku tidak melihat Pak Dery sama sekali.
Aku pun mengeluarkan ponselku dan berniat menghubungi Pak Dery. Namun sayangnya aku lupa bahwa batre ponselku sudah habis.
"Yah, gimana nih. Nggak bisa telfon Pak Dery dong." Keluhku.
Aku yang saat itu masih memikirkan cara untuk menghubungi Pak Dery, tidak sengaja berpapasan dengan Kak Videl.
Ia juga baru keluar dari gerbang sekolah.
Kami hanya saling menatap dan Kak Videl langsung berjalan ke seberang.
Memang sayangsih, padahal aku mau coba berbicara dengannya. Tapi mulutku tidak mau terbuka.
Aku hanya bisa melihat punggung Kak Videl yang semakin lama semakin menjauh.
****
"Haduh, ini Pak Dery kemana ya?"Aku mecari Pak Dery dengan menyusuri trotoar di sebrang sekolah.
Selama aku berjalan di trotoar, aku merasa seperti ada yang mengikutiku. Oleh karena itu sesekali aku menoleh kebelakang untuk memastikan apakah ada orang yang mengikuti atau tidak.
Aku terus berjalan hingga akhirnya sampai di persimpangan jalan yang sepi. Aku melihat ke kanan dan ke kiri, namun tidak terlihat ada orang satupun.
*Krrk*
"HAH?!?!" Mataku tiba - tiba gelap.
Aku menyadari bahwa wajahku ditutupi oleh kain dan sepertinya ada beberapa orang yang berdiri disampingku.
"Ini benerkan anaknya?" Terdengar suara dari salah seorang yang ada disampingku.
"Iya bener, nih liat fotonya. Nggak mungkin salah, dia ini Luna Legan!"
Setelah aku mendengar percakapan itu, kain yang menutupi wajahku seperti akan dibuka karena aku melihat ada cahaya yang masuk dari bawah.
*Plak*
"Eh tolol! Jangan dibuka dulu! Nanti muka kita keliatan!"
"Oh iya ya lupa."
"Ini anaknya mau kita culik buat minta tebusan!"
Cahaya yang tadi masuk dari bawah sela - sela kain mulai menghilang. Kain yang menutup wajahku ini tidak jadi dibuka.
"Tolong!!!" Teriakku.
Aku tidak tau apakah ada yang akan mendengar teriakkanku atau tidak. Tapi setidaknya aku harus mencoba.
"Ehh itu tahan mulutnya biar nggak teriak - teriak!"
"Mhhp mhhp"
Aku sudah tidak bisa berteriak lagi. Mulutku ditahan oleh salah seorang dari penculik ini.
"Masukin dulu kedalam mobil biar kalau teriak lagi nggak ada yang denger!."
Tubuhku dibopong dan dibawa oleh mereka. Aku berusaha meronta - ronta tapi itu tidak menghasilkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK WINGS
Teen FictionBagaimana jika sebenarnya ada makhluk selain manusia yang hidup di Bumi dan memiliki kekuatan yang dapat membunuh hanya dengan menyentuh korbannya? **** Luna adalah seorang siswa pindahan dari Australia yang juga anak seorang pemilik perusahaan terb...