II | Gadis Bernama Amara

171 34 132
                                    

Nothing to say...
But happy reading!

________

_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________

Ingatan adalah mesin waktu.
Menyapa, mengais luka, menemukan kita yang pernah kecewa disatu masa

***

Senja mulai menyebar jingga, menuntun sang surya melangkah ke arah barat. Hamparan awan kemerahan milik sang senja seakan menghipnotis Skara yang masih setia duduk di balkon kamarnya, menghirup sore yang sebentar lagi tergantikan oleh gelapnya malam. Lelaki itu hanya berdiam diri dan menatap kearah langit, mencari ketenangan, memberi kepalanya waktu untuk beristirahat.

Akhir-akhir ini pikirannya dipenuhi oleh beribu pertanyaan. Memori tentang kejadian tadi pagi masih menjadi perdebatan yang cukup rumit bagi Skara. Saat gadis itu berlari dan memeluknya secara tiba-tiba, setiap kata yang ia lontarkan dan suaranya yang tak asing bagi Skara. Terlalu banyak teka-teki yang belum mampu ia pecahan.

"Kala kamu kemana aja selama ini? Kenapa bisa disini? Aku kira ga akan bisa ketemu kamu lagi."

Kala, nama yang gadis itu peruntukan untuk dirinya. Siapa Kala? Apa keterkaitan antara dirinya dan Kala? Skara sudah cukup terbebani setelah kehilangan ingatannya. Dan sekarang misteri tentang gadis itu menambah daftar teka-teki yang harus ia pecahkan.

***

Pagi itu sekolah masih sepi, hanya ada satpam yang berjaga di pos dekat gerbang. Namun Kiera dan Amara sudah berada di Amukti Palapa untuk berkeliling mengamati seisi sekolah. Kiera menjelaskan seluruh struktur bangunan Amukti Palapa beserta fasilitanya.

Amara, sepupu Kiera yang baru datang ke Jakarta beberapa hari lalu. Gadis itu pindah karena sering kesepian dirumah. Papanya sibuk bekerja keluar kota, hingga akhirnya gadis itu tinggal dirumah Kiera supaya ada keluarga yang menjaga.

Amara kini tampak memperhatikan semua pemaparan dari Kiera yang cukup terperinci mengenai bagunan sekolah swasta itu. Bangunan yang terdiri dari beberapa gedung, lapangan yang berada ditengah, letak kantin, aula, ruang musik, perpustakaan, kolam renang dan yang lainnya.

"Nah lo udah hafal kan raa? Pokonya jangan sempe kesasar." Ucap Kiera di akhir kalimatnya. Amara hanya merespon dengan anggukan. Struktur bangunan ini hampir sama dengan SMA lamanya diJogja. Hanya saja bangunannya sedikit lebih besar.

"Oh iya, ada beberapa hal lagi yang perlu gue kasi tau" Kiera kemudian menarik pergelangan tangan Amara dan membawanya kedepan mading yang berada di koridor.

Senja Milik AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang