Prolog

373 60 213
                                    

Hai guys ^^
welcome to my first story!

Nb: cerita ini gatau alurnya kaya gimana pokona mah ngalir wae.

SELAMAT MEMBACA

___________________


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala kerena denganmu
Bertaut-NadinAmizah

***

Malioboro, 11 Maret 2017

Amara dan Skala berlarian menghindari rintikan hujan yang tiba-tiba mengguyur Jogja sore itu. Tampaknya suasana hati sang langit sedang buruk saat ini. Petir dan angin mulai bersahutan seolah bersekongkol dengan langit untuk merusak senja milik Amara.

Mereka memilih berteduh didepan sebuah toko yang telah tutup. Tidak ada pembiacaraan diantara mereka. Keduanya masih menyesuaikan suhu tubuh setelah kehujanan tadi.

"Kayanya langit punya dendam pribadi sama gue deh La." Amara mendengus kesal. Pasalnya setiap tahun, dihari ulang tahunnya langit selalu menangis dan membasahi seluruh kota. Selalu merusak senjanya bersama Skala, tokoh favoritnya.

Skala hanya tersenyum memandang gadis disampingnya. Amara tetap mengatakan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Gadis itu tetap mengeluh pada langit.

"Jangan marah sama langit."

Amara kembali menghela nafas kasar. "Gue gak marah cuma kesel aja. Masa setiap tahun selalu kaya gini. Gue pengen nikmatin senja bareng lo." Ucap gadis itu penuh penekanan seolah lelah dengan rencana langit yang menyebalkan.

Amara menyukai senja, baginya senja itu spesial. Hanya datang setelah hari yang melelahkan disaat mentari menyembunyikan wajahnya dibalik hamparan samudera. Lalu menggantiķan birunya langit dengan semburat jingga. Begitu indah.

Senja berbicara tentang seribu warna, menuturkan berbagai kisah yang terukir didalamnya. Salah satunya pertemuan Amara dan Skala 7 tahun yang lalu, saat senja datang dan membawa Skala yang menjadi tetangga baru tepat didepan rumah Amara.

"Kenapa harus bareng gue?"

Ditengah rintik hujan, gadis itu menatap manik mata Skala penuh keseriusan "Karena gue butuh lo, seperti Jantung butuh detak."

Skala mengerti gadis itu begitu mencintainya. Selama 7 tahun terakhir ini mereka seperti sepasang sepatu yang selalu berdampingan. Bepergian kesana kemari, bermain dihalaman rumah, berangkat sekolah, duduk dibangku yang sama, menertawai hal- hal kecil, keduanya tumbuh dan melewati sebagian waktunya bersama.

"Jadi kado gue tahun ini, sebagai ganti senja kita yang dirusak langit. Gue minta supaya langit terus menjaga lo, supaya ditahun-tahun kedepannya kita bisa terus sama-sama dan melihat ribuan senja lainnya." Katanya tanpa ragu kemudian tersenyum manis dan mengalihkan pandangannya kembali pada langit yang masih menjatuhkan tetesan air.

Skala terseyum jahil "Kalau jantung gue berhenti berdetak tanpa sepengetahuan langit gimana?"

Amara menoleh. Terdapat keseriusan diraut wajahnya. Ia tahu lelaki itu sedang menggodanya. Tapi, Amara tetap menganggapnya serius "Gue bakal berhenti memandang senja dan mengutuk langit." Gadis itu kemudian tersenyum dan meraih pergelangan tangan Skala. "Tapi kayanya kali ini langit gak akan berhianat."

"Lo yakin?" Tanya Skala.

"Gak yakin. Kan belum negosiasi."

Skala menatap Amara penuh arti. Tampak jelas kekhawatiran disana. Setelah beberapa detik kemudian lelaki itu berkata "Kalau suatu saat langit gak menuhin keinginan lo, akan ada orang lain yang gantiin gue. Gue bakal titipin lo ke gelapnya malam yang bertabur bintang."

"Bintang dilangit malam emang indah. Tapi senja bersama Skala, gak akan tergantikan oleh apapun."

Dan untuk kesekian kalinya, Skala tenggelam dalam legamnya manik mata gadis itu. Amara yang keras kepala dan selalu menyukai Skala sebesar ia menyukai senja.

Hujan mulai reda. Cahaya mentari digantikan oleh gemerlapnya cahaya lampu dijalanan Malioboro. Para pengunjung mulai berdatangan memasuki kawasan teramai dikota Jogja itu.

Saat itu tepat dihari ulang tahun Amara yang ke 17, ia menitipkan Skala-nya kepada sang langit.

______________________________

Senja Milik AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang