chapter 27

15.4K 290 6
                                    

setelah hamil hampir selama 7 bulan, payudara yudha terus menerus terasa sakit, dia ingat bahwa payudara istrinya juga sakit ketika dia hamil beberapa bulan.

sebagai seorang inters*x yudha tidak mengembangkan payudaranya selama masa pubertas, tetapi bahkan jika itu tumbuh sekarang karena kehamilannya bukankah ini terlalu besar? ukuran cup c yang benar saja, dengan tubuh seperti ini bagaimana dia bisa menyembunyikannya dari istrinya ?

bram juga mengkhawatirkan tubuhnya, selama beberapa hari terakhir menantunya telah ditiduri begitu keras oleh gangster kecil itu, ia takut jika putranya yang berharga terluka.

karena yudha memiliki tubuh khusus, mereka tidak dapat mengunjungi rumah sakit besar dan dan memilih untuk mengunjungi rumah sakit yang kecil, bram khawatir tubuh yudha sudah tidak bisa menahan rasa sakit jadi ia memutuskan untuk memeriksanya.

untungnya dia akrab dengan dokter di klinik itu, dulu ketika dinda hamil dia membawanya ke sana untuk pemeriksaan dan sekarang dia juga membawa menantunya ke sana untuk pemeriksaan.

seorang dokter yang berusia sepantaran dengan bram mengatakan kepadanya bahwa dia harus melakukan USG.

yudha sudah tidak asing dengan istilah USG ini, ketika istrinya sedang hamil dulu mereka membutuhkan USG untuk memeriksa jenis kelamin anak mereka, jadi ia tidak kebingungan sekarang tentang hal-hal seperti itu.

selanjutnya, dokter itu membawa keduanya ke sebuah kamar di lantai dua dan memberi isyarat agar bram menunggu di luar.

klinik itu tidak terlalu ramai, setelah yudha memasuki ruangan, ayah mertuanya duduk di bangku panjang di koridor.

sebenarnya yudha agak gugup masuk sendirian, lagipula ini pertama kalinya dia memeriksa dirinya sendiri.

karena dia memakai rok, dokter menyuruhnya untuk mengangkatnya dan melepas celana dalamnya, kemudian dia harus membuka kakinya dan meletakkannya di atas meja.

yudha merasa sedikit malu melihat dokter itu yang menatapnya ekspresi.

dokter itu mengerutkan kening ketika dia melihat bahwa yudha masih berdiri dan melamun,
" apa yang kamu tunggu, cepat berbaring ada pasien lain yang menunggu di luar, apa yang membuatmu malu? pamanmu telah memberitahuku tentang situasimu "

yudha sebenarnya tahu bahwa dia harus melakukan pemeriksaan ini, bahkan istrinya dulu harus rutin diperiksa setiap beberapa minggu sekali, sebelum datang ke sini ayah mertuanya menyebutkan bahwa dokter ini memiliki pengalaman puluhan tahun, jadi apa pun yang dia katakan harus dapat dipercaya.

yudha berbaring di atas meja itu, karena perutnya lumayan besar dia tidak bisa melihat apa yang terjadi di bagian bawahnya, samar-samar dia bisa mendengar dokter mengutak-atik beberapa alat sebelum dengan kuat menahan kakinya agar tetap terbuka lebar, beberapa menit berlalu sebelum yudha akhirnya merasakan sesuatu menyentuh bagian pribadinya, jari dokter itu...dia tidak memakai sarung tangan.

karena dia tidak bisa melihat bagian bawahnya, indera perabanya jauh lebih jelas, dokter tua dan keras itu menggunakan jari kasarnya untuk menggosok penisnya, dia kemudian menggunakan kedua tangannya untuk membuka labianya vaginanya, memperlihatkan dengan jelas daging empuk di dalamnya.

" agak bengkak di dalam sini, apakah kamu baru saja berhubungan seks? "

suara dokter tetap monoton dan terkesan datar, namun itu membuat wajah yudha memerah, precum cabulnya keluar tak terkendali dan penisnya menjadi keras di bawah tatapan tajam dokter itu, dia bahkan merasa lebih malu daripada ketika kepala sekolah melihatnya melakukan hubungan badang dengan putranya, dalam hatinya yudha menyalahkan dirinya sendiri karena kurang menahan diri bahkan dengan perut besar dia masih saja mudah terangsang.

" ngh... baru... baru dua hari yang lalu..." dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

yudha kemudian merasakan hembusan angin hangat menerpa lubang p*ssy-nya, itu nafas dokter, mulutnya begitu dekat... apakah.. apakah dia akan menjilatnya ? meskipun yudha tahu itu tidak mungkin dia diam-diam berharap dan menantikannya, lubang itu menggeliat tak terkendali dan terasa gatal.

" hm, ini sedikit bengkak tapi itu normal, seharusnya tidak alergi." dokter itu sepertinya tidak memperhatikan precum yang dia keluarkan dari penisnya " aku akan memeriksa bagian dalam vaginamu untuk memastikan tidak ada luka ataupun pembengkakan di serviks dan endometrium mu "

setelahnya yudha merasakan benda seperti logam yang panjang dan dingin memasuki vaginanya yang licin.

bram duduk di bangku di luar dan menyadari bahwa meskipun jendelanya tertutup rapat, tirainya tidak tertutup sepenuhnya, dari sudutnya dia bisa melihat tempat tidur di dalamnya.

tidak lama kemudian, dia melihat menantunya dengan enggan mengangkat roknya untuk memperlihatkan pantat besarnya dan berbaring di atas meja, dan membuka pahanya ke arah dokter itu.

dokter itu menyesuaikan beberapa alat yang bram tidak tahu fungsi dan namanya di samping tempat tidur sebelum menahan kaki menantunya terbuka.

melihat tidak ada orang di sekitar, bram mengambil kesempatan untuk diam-diam mendekati jendela dan melihat lebih dekat.

mungkin karena menantunya tidak tahu dia bisa melihatnya dia tidak berusaha menyembunyikan nafsu di matanya, dan bram sangat akrab dengan dokter itu dia yakin dan sangat yakin dengan keterampilan, dan siapa yang tidak tertarik melihat menantunya bram yakin dokter itu juga tertarik padanya.

di kota kecil ini dokter itu telah melihat beberapa wanita hamil seksi yang seperti yudha dan mereka semua sangat bernafsu sepertinya, hanya dengan beberapa pandangan tajam air horny mereka akan mengalir tak terkendali.

bram melihat dokter menyalakan lampu samping tempat tidur dengan punggung menghadapnya kemudian dokter itu berjongkok di antara paha menantunya, dia mengangkat kaca pembesar untuk mengamati kejantanan menantunya, sebelum menggosok dan meraihnya.

kemudian dokter memasukkan probe B-ultrasound ke dalam v*gina yudha dan memperhatikan bahwa yudha tampak kesakitan.

" dokter... sagat gatal di dalam ahh... panas sekali..emmh aku butuh.. kontol besar~" yudha merasa seperti ada api di perut bagian bawahnya, lubang nya semakin terasa gatal dan panas seolah ada sesuatu disana, dia jelas tahu bahwa dia berada di rumah sakit namun dia bertanya-tanya apa yang dipikirkan dokter itu tentangnya.

" kenapa kamu begitu sensitif ? kamu tidak sanggup menahan nya? tunggu saja satu menit lagi." dokter itu berpura-pura dalam kesusahan.

sebenarnya dia suka melihat orang lain kehilangan jati diri mereka sendiri dalam keinginan nafsu mereka, dia bahkan mengoleskan salep afrodisiak ke alat itu untuk menikmati keindahan seperti ini.

" ngh~ ha ah~ dokter... payudaraku seperti akan meledak..tolong gosokkan... ah~ lubang sl*t ku juga terasa sangat ah... gatal~" yudha selalu menjadi orang yang bernafsu, sekarang dengan tambahan obat afrodisiak ia dengan cepat menjadi tak berdaya olehnya.

kakinya terpaku di tempatnya, tangannya yang bebas dengan panik meraih pakaiannya, menggosok payudaranya yang montok, tali rok overall-nya dengan cepat meluncur jatuh, memperlihatkan tubuh putih saljunya kepada dokter.

dokter dengan ekspresi licik menekan payudara yudha dengan lembut dan bertanya dengan nada serius, " benar payudaramu terlihat bengkak, apakah terasa sakit di sini? "

yudha dengan cepat menggenggam tangan dokter yang hendak pergi dan menekannya ke payudara dan menggosok-gosokkan nya.

" sakit saat dibiarkan emh... dan tidak sakit saat ditekan dengan tangan... dokter tolong gosok payudaraku~ p*ssyku juga gatal ahh dokter... bisakah kau menyetubuhiku dengan penismu?"

suami binal 🔞 ( hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang