Pikirannya kosong. Apakah dia memiliki masalah atau sesuatu di sekolahnya? Jika aku bertanya kepadanya mungkin dia akan menutupi masalahnya dan tidak memberitahukannya kepadaku.
Adikku memiliki sifat yang sama denganku, dia akan menutupi masalahnya sendiri dan tidak memberitahukannya kepada orang lain. Menyimpannya sendiri, itu pasti adalah hal yang sangat berat sekali.
Jika saja aku bisa melakukan sesuatu, pasti aku akan membantu adikku untuk keluar dari masalah tersebut. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, masalah apa yang dimiliki adikku ini?
Biasanya dia selalu tersenyum, tetapi sekarang dia termenung dengan pikiran kosongnya.
Dengan memberanikan diri, aku memegang tangan adikku dengan kedua tanganku lalu berkata.
"Kirino... Apakah kau memiliki masalah atau sesuatu di sekolahmu?"
Adikku kembali mendapatkan kesadarannya. Pasti sangat berat sekali menyimpan masalah itu sendirian.
Ini mengingatkanku akan kenangan masa laluku, selalu menyendiri mengurung diri di dalam kamar sehabis sepulang sekolah dan tidak peduli dengan dunia luar. Penyebab dari semua itu adalah masalah yang ada di sekolahku. Di dalam sekolah aku selalu menyendiri dan tidak memperhatikan orang yang berada di sekitarku. Aku tidak memiliki teman di sekolahku, penyebab dari semua itu adalah kenangan masa laluku yang Selalu mengalami hal buruk. Selama ini aku selalu mengalami kenangan yang pahit dan tidak mendapatkan hal baik sedikitpun.
Selama ini aku selalu memikirkan diriku sendiri dan tidak memikirkan keluargaku. Ayahku selalu pergi bekerja, ibu tiriku bukanlah orang yang begitu baik jadi aku tidak akan memberitahukan kepadanya. Kalau adikku dia selalu baik kepadaku, tetapi aku tidak berani menceritakan kepadanya hal yang selalu aku alami di sekolahku, yang ada malah menambah beban yang ada di pikirannya. Selama ini masalah yang ku alami selalu ku pendam di dalam hatiku yang sangat terdalam. Terkunci dan menumpuk seiring berjalannya waktu. Hal itu mungkin yang akan terjadi kepada adikku selanjutnya.
Melihat wajah kirino, sepertinya dia ingin mengucapkan sesuatu.Kembali dengan wajah tersenyum lalu berkata.
"Tidak ada apa-apa."
Wajahnya kembali tersenyum. Walaupun dia menyembunyikannya, aku masih bisa melihat dengan jelas kalau kau pasti menyembunyikan masalah itu sendirian.
Kembali menatap adikku, dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu lagi.
"Ohh iya, aku harus membersihkan piring bekas makan. Onii-chan, kembalilah ke atas terlebih dahulu."
Dia mengalihkan topiknya, menggantinya dengan yang lain. Sepertinya ini tidak akan berhasil. Mungkin aku harus mencari tahunya sendiri penyebab masalah/beban yang ada di pikirannya.
Aku kembali tersenyum dan membalas kata-kata adikku.
"Aku akan membantumu untuk mencucinya."
Dengan perasaan khawatir, Kirino berkata.
"Ehhh, jangan! Biar aku saja yang mencucinya sendiri!"
"Tidak, sekali-sekali aku akan membantumu. Meringankan beban adikku, itu adalah tugas wajib dari seorang kakak."
Kirino kembali tersenyum kepadaku. Sepertinya di saat yang seperti ini, aku harus menghiburnya dan meringankan pekerjaan rumah yang selalu dikerjakan oleh adikku setiap harinya.
Selama ini yang mengerjakan pekerjaan rumah disaat kala orang tuaku pergi ialah Kirino. Aku merasa malu sebagai seorang kakak diurus oleh adiknya sendiri.
Mulai dari sekarang, aku akan mengurus diriku sendiri dan tidak akan merepotkan adik ku lagi.
Mulai mengambil piring dan pergi menuju arah kiri yang tak jauh letaknya dari tempat kami berada saat ini, disitu terdapat dapur. Kirino mulai mencuci piring dengan yang pertama adalah membilas sisa noda makanan yang ada di piring dengan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invincible God Emperor
FantasyCerita dimulai ketika seorang pemuda yang sedang bermain sebuah game Magic God New World, sebuah game yang dibuatnya sendiri demi kepuasan dan kesenangan untuk dirinya sendiri. Tak disangka dirinya berpindah kesuatu dunia bersama dengan akun dan kar...