NEONA|001

11 13 10
                                    


Happy Reading 😚✨










Saka memasuki markas dengan wajah datar seperti biasanya, bedanya wajahnya kali ini terlihat lebih fresh.

"Seger banget mukanya, yah" Celetuk Reza, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Saka.

Dia, Maretza Adnan Raden. Cowo yang tidak punya ketampanan sama sekali, karna sudah tenggelam dengan sikap freaknya. Walaupun demikian, ada beberapa perempuan yang mendaftar menjadi pacarnya.

"Yah?" Koreksi Saka.

"Lo manggil Saka. Ayah?" Tanya Arvan.

"Iya, kenawhy?" Reza menatap sekelilingnya, semua anggota Rebels yang dimarkas tertawa mendengar jawaban polos dari Reza.

"Bukan temen gueh" alay Arvan.

Arvano Bani Magenta, sikapnya sebelas dua belas dengan Reza. Yang membuat beda hanyalah, Arvan banyak disukai perempuan. Bahkan setiap hari, ada banyak coklat dan surat dimeja dan laci miliknya. Tapi Arvan hanya setia dengan Fara. Perempuan yang sudah menjadi mantannya sejak SMP. Setelah lulus SMP, Fara pindah kota.

"Gimana konsepnya jir?! Saka itu ketua kita, bukan bapak kita! Lagian bapak lu juga namanya Yono bukan Saka!" Kesal Rigel yang baru saja beranjak dari tempat duduknya, dan mendekat dengan Reza.

Rigel Dananta Dreydito. Cowo paling dibenci oleh siswa perempuan, karna sikapnya yang ceplas ceplos dan sangat cuek. Sedikit tingkah freak tumbuh didalam diri Rigel, karna sering bergaul dengan Arvan dan Reza. Tapi tetap saja ada yang suka dengan Rigel.

"Gue lihat Yella manggil Neo pake sebutan 'bund, bunda'. Jadi gue kepikiran nih, kalo cewe bisa, harusnya cowo bisa dong. Dan setelah saya analisis dan pertimbangkan, kita juga bisa manggil 'ayah'.

"Goblok!" Sarkas Rion. Jika sudah mendengar suara Rion yang seperti itu, Reza mulai menciut. Selain karna jabatannya, Rion selalu mengeluarkan kata 'goblok' saat mendengar pertanyaan konyol Reza.

Rionndra Kazesy Anggara. Wakil ketua Rebels. Sikapnya sama saja dengan Saka. Dingin, cuek dan sangat egois, bisa dibilang, Rion tipe orang yang sangat gegabah.

"Punya temen gini banget anjir!" Kesal Arvan.

"Setidaknya masih dianggap temen" Kekeh Reza.

Ruangan kembali hening, semua yang didalam markas termenung. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi sepertinya ada dua makhluk goib yang sedang tertawa dipojokkan.

Siapa lagi kalau bukan Arvan dan Reza. Sebenarnya Arvan sedang cerita tentang kisah cintanya dengan Fara dulu, tapi Reza malah menganggap itu lelucon.

"Arvan, kayaknya lu harus move on, dan cari cewe baru. Lo ganteng, pasti ada yang suka!" Reza memberi saran, tapi ia malah mendapat tamparan keras dari Arvan.

"Kalo gue ganteng, gak mungkin Fara minta putus! Lagian gue ganteng pada saat tertentu"

"Pada saat tertentu?! Woy Arvan, lu berak aja ganteng, lu beol aja ganteng, lu buang air besar aja ganteng! Lu ganteng dari sisi manapun!"

"Makasih ejekannya!" Arvan beranjak dari tempat duduk meninggalkan markas dengan wajah cemberut.

"Gara-gara lu, si Arvan ngambek. Tau sendiri kan kalo Arvan ngambek kita gabisa minta hospot!" Ucap Rigel kepada Reza. Walaupun teman-temannya banyak, hanya Arvan yang mau membagi kuotanya pada dua Curug tersebut. Bukan karna pelit, tapi semua orang juga tau kalo temen minta hospot gak bakal berhenti. Apalagi manusia kayak Rigel dan Reza, sehari habis 7 GB!

Wajar pada pelit:)

"Tenang, tinggal kirim foto terbaru Fara, wujud aslinya bakal kembali" Saka menghembuskan nafasnya, ia pikir datang kemarkas membuat pikirannya tenang, nyatanya makin hancur.

NEONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang