L.I.M.A B.E.L.A.S

191 46 5
                                    

Lelaki dengan perawakan tinggi yang memiliki dada bidang yg sekeras batu itu berjalan dengan raut wajah andalannya.

Tidak ada ekspresi,tidak ada suara,dan tidak ada tujuan.

Hanya berjalan menuju insting tubuhnya sendiri.

"Don't worry"

"Don't worry"

"Im here"

"Im here"

Senandung lelaki tersebut tiba-tiba tanpa ia kehendaki.  Dia mengernyitkan dahinya binggung saat merasa familiar dengan senandung yg tak sengaja ia keluarkan tadi.

Berhenti berjalan, kemudian memerhatikan sekitar, ternyata dia berada di depan sebuah hutan yang memiliki jalan setapak yang tidak terawat.

Perasaan sang lelaki tadi ,dia hanya berjalan di belakang sekolah,kenapa tiba-tiba dia malah sampai di sebuah tepi hutan yang bahkan dia baru mengetahui tempat ini.

Dengan penasaran dia melanjutkan perjalanan tubuhnya untuk terus berjalan ,dan berjalan.

"Don't worry"

"Im here"

"Your not alone"

"Your not alone"

"Akh" menoleh ke arah bawah ,dia menemukan sesuatu seperti mahkluk yg biasa di sebut manusia,yang sedang menelungkup di depan kakinya.

"Im alone"

"Im alone"

"Im alone here mom"

Mata lelaki tadi membelalak saat mendengar gumaman manusia di bawahnya. Mundur, dia sedikit menjauhkan diri.

Memperhatikan,lalu mencoba memberanikan diri untuk membalikkan manusia yang menelungkup itu dengan kakinya.

Perlahan tapi pasti ,manusia itu terbalik menghadap atas. Dengan mata terpejam dan darah yang menutupi sebagian wajahnya, membuat dia seperti mahkluk yang patut dikasihani.

Lelaki tadi mundur dua langkah ke belakang karena terkejut,bahkan sampai terduduk di atas tanah saking lemasnya ia melihat manusia itu.

Tiba-tiba manusia yang menutup matanya tadi membuka matanya yang sudah hitam semua tanpa ada warna putih sedikitpun.

Menghadap ke arah lelaki tadi lalu mengadahkan tangannya untuk meminta tolong.

"Help me from here"

"Please help me from here"

"AKHHHHH" Lelaki itu ketakutan dan mencoba mundur terus kebelakang menghindari mahkluk di depannya itu .

"Tolong!"

"Tolong!" Lelaki tadi terus meminta tolong untuk di jauhkan dari mahkluk tersebut yang terus maju menujunya.

Sesuatu berambut putih yang sedari tadi memperhatikan dari atas pohon mulai bergerak,dengan cepat dia menghampiri lelaki tadi.

"Tutup matamu! Dan kita akan kembali" ujar lelaki berambut putih tadi.

Lelaki tadi berusaha mencoba walau susah , menutup matanya lalu cahaya terang menghampirinya.

"Hah hu hah hah hah hah" Vino terbangun dari tidur berdirinya di depan sebuah pohon.

"Apa ini?"

***

Aca sedang berjalan menuju asramanya. Sungguh hari ini cukup melelahkan baginya yang pergi sekolah hanya untuk jajan.

Dia melangkahkan kakinya dengan malas untuk mencapai kamar asramanya.

Tiba-tiba saja sesuatu mencekal tangannya dari belakang yang tak membuat Aca kaget ,bahkan dia hanya menampilkan ekspresi malas

"Aaa kamcagia" ujarnya malas saat melihat ke belakang.

"Boleh berbicara sebentar nona?" ujar sosok yg mencekal tangannya.

"Gak dulu" balas Aca dan berniat untuk lanjut berjalan.

Tetapi lagi-lagi dia di berhentikan oleh sosok tadi.

"Ini penting"

"Pentingan mana dari pada mata gua yang sudah tinggal 5watt"

"Tolong nona!" Mohon sosok itu.

"Oke-oke, cepetan!" Pasrah Aca membiarkan sosok itu berbicara.

"Tidak di sini nona" ujar sosok itu lagi

"Mau di mana lagi pudin?!" Greget Aca.

"Ikut saya nona" setelah itu Saipudin menggenggam tangan Aca lalu berteleportasi ke tempat yang ia inginkan.

Sampailah mereka di atap sekolah ,dengan semilir angin senja mereka menatap hamparan langit di depan sana.

"Kenapa Pudin?" Tanya Aca lansung saja tanpa basa-basi.

"Nona,apa nona tahu alasan nona masih berada di dimensi ini?" Tanya Saipudin serius pada Aca.

Aca yang tahu ini dalam keadaan serius,ikut mencoba serius "tidak Pudin" jawab Aca.

"Mungkin di pikiran nona ,nona di sini hanya karena masalah sepele seperti kecelakaan nona sebelum ke sini" ujar Saipudin mulai menjelaskan. "Ternyata sebenarnya tidak sesederhana itu nona"

"Nona memiliki alasan tertentu untuk berada di sini" lanjut Saipudin.

"Apa itu?" Tanya Aca mulai penasaran.

"Tanggung jawab"

"Hah?" Aca sedikit binggung. "Emang Aca pernah hamilin orang Pudin?" Tanya Aca polos sambil terkejut.

"Kalo gitu ,maafin Aca ya Pudin" ujar Aca sambil berkaca-kaca.

Saipudin menghela nafas lelah.

"Bukan itu nona" balas Saipudin sabar.

"Lalu apa dong Pudin? Jangan sampai lu gua gibeng neh" ujar Aca mulai tidak sabaran.

Memang Aca si paling banyak Mood. Tukar-tukar Mulu moodnya.

"Itulah yang harus nona cari tahu secepatnya nona,agar nona bisa kembali" jawab Saipudin tanpa dosa yang membuat Aca naik pintam.

"YEEE HARIMAU BABI! KALO GITU NGAPAIN DI KASIH TAHU ANJENG! BIKIN PENASARAN AJE LU AH!"

Sedangkan Saipudin yang terkena semprot Aca lansung terdiam. "Saya salah apa?"

Saking lamanya gak update,jadi lupa nama pemain sendiri 😀.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gua Setan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang