**44

2.3K 297 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hay...

Maaf ya untuk keterlambatannya huhu😭
Sebelumnya makasih banyak karna udah baca cerita aku, dan maaf kalau ada typo atau kesalahan lainnya ya






















Selamat membaca-!!













***

Malam berganti, pagi yang cerah menyambut Vanya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, walaupun Vano melarangnya untuk masuk sekolah hari ini tapi Vanya tetap bersikeras ingin sekolah karna mengingat sudah sangat sering dia izin apalagi sebentar lagi akan ujian kelulusan

Belum 5 manit Vanya selesai dengan sarapannya tiba-tiba saja bunyi klakson motor didepan rumahnya membuat Vanya yang tengah memakai sepatu sedikit kaget "aish siapa sih pagi-pagi udah bertamu aja" kesal Vanya karna terus mendengar klakson dari arah luar gerbang rumahnya itu

Vanya bergegas menuju gerbang rumahnya dan membuka gerbang tersebut dengan kasar "siapasih masi pagi woi" geram Vanya lalu melihat bahwa yang datang adalah Vano dengan seringai khasnya "pagi sayangnya anoo-!" sapa Vano semangat

"ngapain disini?" tanya Vanya heran "ya jemput tuan putri anyalah" goda Vano sambil menaik turunkan alisnya

"siapa yang nyuruh?"

Vano menuruni motornya lalu menggenggam tangan Vanya dengan senyum yang tak luntur "masa jemput pacar sendiri haru nunggu disuruh dulu sih, yok udah mau siang nih" omel Vano

"mau ngajak kesekolah dengan keadaan pacarnya pake sepatu sebelah gini? Mau bikin malu apa gimana?" celetuk Vanya sambil menunjuk kakinya yang masih memakai sebelah sepatu

Vano menggaruk tengkuknya yang tak gatal "hehe yauda ano tungguin disini anya pake sepatu dulu" cengir Vano

Vanya hanya diam lalu kembali menuju kursi diteras rumahnya dan melanjutkan memakai sepatunya, setelah berpamitan dengan sang bunda Vanya langsung menghampiri Vano yang sudah siap diatas motor dengan helm full facenya

Vanya menjulurkan tangannya berniat meminta helm yang ada pada genggaman Vano, namun bukannya memberikan helm tersebut Vano langsung memakaikan helm pada Vanya "anya bisa sendirii-!" sergah Vanya

"ano juga bisa sayang dan cinta anya dengan cara ano sendiri" jawab Vano tersenyum lebar dan menepuk bahunya agar Vanya segera menaiki motor dengan berpegangan pada bahunya

Vanya yang mengerti langsung menaiki motor Vano "dasar bucin-!" ledek Vanya "i love you too cantiknya anoo-!" balas Vano lalu menarik tangan Vanya untuk memeluknya "biar ga jatoh harus meluk sekalian modus juga pagi-pagi gini kan lumayan dapet gizi lebih buat belajar" sambung Vano

Tentang Kita "ZEVANO" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang