» 6 :: Dia

297 62 19
                                    

Pria ini baru saja bangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya, huh tidur kali ini sangat nyenyak. Ia membuka gorden dan disambut oleh matahari yang bersinar.

"Morning~"

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu olehnya. Ia akan pergi menuju negara tempat ia dibesarkan, Korea Selatan...

Ia juga tidak sabar bertemu dengan perempuan yang sangat ia cintai. Sudah sekitar 4 tahun ia tidak bertemu dengannya dan tidak pernah saling menghubungi.

Sebenarnya ia penasaran, mengapa kekasihnya memutuskan kontak dengannya? Apa ia sudah menemukan pria baru? Ia terus berpikir seperti itu.

Ia berusaha tegar jika memang benar nyatanya. Melihatnya bahagia, sudah membuat dirinya juga bahagia (mungkin).

"Udah ah, aku harus buru-buru berangkat nih"

Pria itu segera bersiap, ia sudah mengemas barang-barangnya. Dan sekarang ia menuju bandara, sepanjang perjalanan ia tak hentinya melihat kalung yang sudah lama ia beli.

"Kalau kamu pake ini, pasti cantik"

Ah ia benar-benar tidak sabar untuk menginjakkan kakinya di Korea. Semoga ia selamat sampai tujuan.



💜💜💜💜💜



"Mommy!!"

Teriakan Yeri membuat Irene terbangun dari tidurnya. Padahal Irene sedang bermimpi indah.

"Apa sayang?"

Irene mengusap matanya, nyawanya belum terkumpul 100%

"Ih mommy! Yeli udah telat sekolah, ini langitnya udah telang"

Irene tersentak, ia melihat jam dan menunjukkan pukul 9 pagi. Ia telat, Irene langsung segera menggendong Yeri ke kamar mandi dan memandikannya.

Selesai mandi, Irene grusak-grusuk mempersiapkan barangnya dan Yeri. Bahkan dirinya belum sempat merias wajah cantiknya.

"Mommy ayo!"

Ketika ia ingin menghampiri Yeri yang sudah di depan pintu, handphone-nya berdering dan tertera nama Wendy disana.

"Pasti dia mau ngomel" batin Irene

Irene pun mengangkat teleponnya sambil mengunci pintu rumahnya.

"Halo Wen?"

"Kak aku, Joy, sama Seulgi mau ngajak Yeri jalan. Boleh ga?"

Irene terdiam meski disampingnya Yeri sudah merengek terlambat. Ia melihat layar handphone dan tertera disana, bahwa sekarang adalah hari Sabtu.

"Halo kak?"

"Ah i-iya"

"Boleh kan? Kita mau otw nih"

"Boleh kok, yaudah yaa kakak matiin. Ini Yeri lagi rewel"

"Oke kak bye"

Tut!

Irene mematikan telepon, ia menghela napas. Padahal dirinya sudah terburu-buru, tenyata hari ini adalah hari libur. Irene pun kembali membuka pintu rumah dan duduk di sofa

"Mommy! Kok nda jadi belangkat?!"

Irene terkekeh, anak ini mengira hari ini adalah hari biasa. Pagi-pagi sudah dibuat heboh oleh Yeri.

"Sayang, sekarang hari Sabtu"

Yeri terdiam, ternyata ia salah mengira. Padahal dirinya sudah sangat siap untuk berangkat.

"Ehehehe, maaf mom"

"Gapapa kok, yaudah kita ganti baju yuk. Aunty sama tante mau dateng kesini"

"Yeaayy!!"



💜💜💜💜💜



"AHAHAHAHAHA"

Suara tawaan para aunty menggelegar di ruang tamu.

"Kok kamu bisa ngira sekarang hari Kamis?" tanya Wendy

"Nda tau, Yeli ngelasa aja kalau sekalang hali Kamis"

Namanya juga anak-anak, jujur saja Irene agak kesal tadi pagi. Tetapi ia memilih untuk tidak begitu terlalu terbawa emosi dengan Yeri.

"Kapan mau berangkat nih?" protes Joy

"Sabar Joy, itu kak Irene lagi sarapan" kata Seulgi

"Cepetan dong kak!"

"Ish, ini masi jam 10 loh" kata Irene

"Tau nih! Lagian itu baru buka jam 11" kata Seulgi

"Emangnya mau kemana?" tanya Yeri penasaran

"Kepo" kata Joy

"Ih, aunty gitu!"

Yeri cemberut karena Joy tidak ingin memberitahu tujuan mereka pergi. Ia pun bertanya kepada yang lain.

"Tante sipit, kita mau pelgi kemana?"

"Ada deh" jawab Seulgi

Oke, ia semakin kesal dengan kedua manusia yang sedang mengerjainya.

"Tante Endy! Kita mau kemana?"

"Tante ga tau sayang, nanti kita liat yaa"

Setidaknya jawaban itu menenangkan hati Yeri, tidak seperti jawaban yang lainnya. Sangat menyebalkan!!

"Oke deh, tante Endy main yuk"

"Aunty ga diajak?" sahut Joy

"Iya nih, tante sipit juga engga?" kata Seulgi

Yeri hanya mendiamkan mereka dan memilih menarik Wendy ke tempat mainannya berada.

"Ih si bocil ngeselin!" protes Joy, padahal ia ingin ikut bermain dengan Yeri

"Kamu juga Joy" sahut Irene dari dapur

"Iya iyaa, aku mainin mainan Yeri yang lain aja deh"

"Awas nanti kalau ketahuan Yeri, bisa didiemin 1 minggu kamu Joy" kata Seulgi

"Iyaa, makannya kakak juga bantuin bujuk"

"Dih, sendiri aja sana"

Akhirnya Joy sendiri yang memainkan mainan pancing-pancingan ikan milik Yeri. Sedangkan Seulgi hanya bermain handphone sambil rebahan di sofa.



💜💜💜💜💜



Akhirnya pria tampan ini menginjakkan kakinya di Korea Selatan. Sudah penantiannya selama 4 tahun untuk melihat betapa indah dan penuh kenangan di negara kelahirannya ini.

Ia segera menuju apartement barunya, ia akan menetap di negara ini. Karena ia berkuliah di Amerika, dan dipanggil untuk bekerja di Rumah Sakit Korea.

Yaa dirinya adalah seorang dokter, itulah cita-cita yang ia dambakan semenjak zaman kanak-kanak.

"Huh, baru jam segini.... Aku rapih-rapih aja deh"

Pria itu menyusun barang-barangnya, tidak lupa fotonya bersama sang kekasih ia pajang di meja samping kasurnya.

"Aku kangen sama kamu"

Pria ini sudah berusaha mencari keberadaan sang kekasih, tetapi ia tidak menemukannya. Bahkan ia menanyakan teman-temannya, tetapi tidak ada yang tahu keberadaannya.

Ia bingung, mengapa kekasihnya tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi? Dan sampai sekarang dirinya berusaha untuk berpikir positif.

"Aku bakal berusaha nyari kamu"

"Love you Eunbi..."












HOOOLLAAAAAA, maaf saya updatenya kelamaan T_T ini saya teh lagi sibuk mau ujian heuheueheu, gapapa kok saya kuat. jangan lupa vote sama commentnya, love love kalian ❣🥰

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang