» 7 :: Jalan -jalan

275 67 24
                                    

Kali ini Yeri bersama dengan dayang-dayangnya alias ketiga tantenya, pergi ke taman hiburan. Sekaligus menghilangkan rasa penat mereka.

"Tante, aku mau main itu! Yang ada kudanya"

Yeri menunjuk ke arah komidi putar yang ramai dinaiki oleh anak-anak. Wajar jika Yeri juga ingin menaiki wahana tersebut, bahkan orang dewasa pun juga ingin menaikinya bukan?

"Nanti Yeri pusing loh muter-muter" kata Seulgi

"Nda papa, yang penting Yeli mau naik kudanya!"

"Ayok!!" ujar Joy, si paling antusias

Sementara Irene dibelakang hanya mengikuti kemana arah mereka berjalan. Yeri terlalu asyik sampai-sampai melupakan sang mommy.

"Gini amat sih..." keluh Irene

"Ayo dong mommy-nya Yeri! Lama banget sih jalannya" ujar Joy

"Brisiik!!" protes Irene

Faktor U (umur) yang menyebabkan Irene mudah lelah, apalagi diajak jalan-jalan seperti ini. Tetapi jika sudah urusan berbelanja, seharian pun Irene mampu berdiri, berjalan bahkan menari.

"Tantee bantuin Yeli naik!"

Seulgi menggendong Yeri dan mendudukannya di atas kuda. Yeri sangat bersemangat, ia mengangkat kedua tangannya sambil tertawa.

"Yeri, pegangan nanti kamu jatuh" ujar Seulgi

"Oiya, hihihi seluuuu!"

Sudah sekitar 3 putaran mereka masih bertahan di komidi putar. Diputaran kelima Yeri mulai bosan, dan diputaran ke 7 Yeri sudah pusing, bahkan dirinya ingin muntah.

"Yeri udah kleyengan itu, udah yuk turun aja" ujar Joy

Akhirnya Wendy menggendong Yeri yang mulai mabuk angin dan turun dari komidi putar. Irene yang melihat kondisi anaknya seketika panik

"Kok Yeri lemes?! Kalian apain?!"

"Dia pusing karena muter-muter terus"

"Yaampun Yeri"

Irene segera mengambil Yeri dari gendongan Wendy. Anak ini tubuhnya sudah berat, kasihan jika Wendy terus menggendongnya. Bisa-bisa tubuhnya semakin memendek. Padahal Irene juga bertubuh pendek dan kecil.

"Mommy, Yeli mau itu"

Anak kecil jika sudah melihat benda yang diinginkan pasti lupa dengan kondisi fisiknya. Yeri menunjuk ke arah pedagang permen kapas.

"Nanti gigi kamu sakit loh makan itu" kata Irene

"Kakak strict banget sih, ayo Yeri kita beli" ujar Seulgi

Yeri pun gembira mendengarnya, ia segera mengandeng tangan Seulgi dan membeli permen kapas. Irene hanya bisa menggelengkan kepalanya, babu-babu ini terlalu memanjakan Yeri.

"Lain kali kalian jangan manjain Yeri yaa" kata Irene kepada Joy dan Wendy yang berada disampingnya.

"Yaampun kak, cuma permen kapas doang" ujar Joy

"Permen doang? Kalau kita ke mall kalian beliin Yeri mainan yang dia mau. Mending uangnya ditabung, Yeri mainannya juga udah banyak"

"Iya juga yaa"

Jika diingat-ingat, para babu ini memang sering terlena dengan bujukan dari Yeri. Tak jarang mereka membelikan barang apa yang anak kecil itu inginkan.

"Kalau kita ga turutin permintaan dia gimana yaa?" tanya Joy

"Kalian coba aja, soalnya dia belum pernah kayak gitu" usul Irene

"Yaudah, nanti kalau Yeri minta sesuatu kita tolak aja pelan-pelan" kata Wendy

"MOMMY!!

Yeri menghampiri Irene dengan permen kapas yang berukuran lumayan besar dan berbentuk bunga di tangannya.

"Apa sayang?"

"Mommy coba deh, pelmennya enak!"

Irene hanya mencobanya sedikit, maklum orang tua tidak boleh makan yang manis-manis, nanti diabetes.

"Udah bilang makasih sama aunty Seulgi?" tanya Irene

"Udah kok"

Akhirnya mereka pun duduk sambil menikmati permen kapas. Suasana disini sangalah ramai, mereka menikmati moment ini. Pastinya akan berbeda jika nanti Yeri sudah bertumbuh dewasa.

Jika bisa, para aunty ini tidak menginginkan Yeri kecil bertumbuh dewasa. Biarkan badannya terus berukuran kecil agar bisa mereka gendong.

"Yeri" panggil Joy

"Iya aunty?"

"Kalau kamu udah besar mau jadi apa?" tanya Joy serius

"Hmm, mau jadi masak-masak aja. Biar nanti kalo Yeli udah gede, Yeli masakin aunty sama mommy makanan yang enaaaakkk bangeet" Yeri sangat antusias menjawabnya

Keempat wanita dewasa ini tersenyum melihat tingkah Yeri.

"Tumben Joy, nanya yang bermanfaat" ujar Seulgi

"Ga tau, kepikiran aja. Kalau Yeri udah besar, apa kita masih bisa jalan-jalan begini? Trus nanti kalau kakak udah pada punya gandengan semua, aku sendirian dong" Joy menggalau

"Astaga Joy, jangan overthinking" kata Wendy

"Iyaa, lagian Yeri mau jalan sama siapa lagi kalau bukan sama kalian?" sahut Irene

"Yaudah sih! Ini kenapa pada nyalahin aku, kesel deh" gerutu Joy

"Mommy, Yeli pengen pipis" tiba-tiba Yeri menyahut dan akhirnya mereka semua pun ikut ke kamar mandi.


💜💜💜💜💜


Langit mulai gelap, tidak terasa mereka sudah seharian berada di taman bermain ini. Mereka pun bergegas keluar dari taman bermain tersebut. Tetapi....

"Huuuaaaa, Yeli mau naik itu!" teriak Yeri sambil menangis

Irene berusaha menenangkan Yeri. Anak ini terus merengek karena ingin menaiki roller coaster yang dihiasi oleh lampu warna-warni. Tentu saja itu menarik perhatian Yeri, dan ingin menaikinya. Padahal ia belum bisa menaiki wahana tersebut.

"Sayang, itu ga bisa buat anak kecil" kata Irene

"Mommy bohong! Yeli mau naik itu!"

Para aunty ini hanya diam melihat pertengkaran ibu dan anak ini. Akhirnya Seulgi memanggil salah satu karyawan disini untuk membantu Irene.

"Yeri, nih kata mbak nya Yeri belum bisa naik itu" kata Seulgi

"Iyaa adek, soalnya wahananya bahaya buat anak kecil. Jadi adek belum boleh naik yaa" kata karyawan di taman bermain ini

"Tapi itu ga bahaya kok" kata Yeri, dengan rasa sok tahu nya itu.

"Nih coba adek liat kesana terus dengerin" Setelah mbak-nya berbicara seperti itu, lewatlah roller coaster dan terdengar suara teriakan.

"AAAAAAAAAAAAAAA"

Yeri bergidik ngeri dan langsung memeluk Irene ketika mendengar suara itu. Lengkingan suaranya yang keras dan langit yang mulai menggelap membuat Yeri semakin takut.

"Naah kan, orang dewasa aja udah teriak. Apalagi adek yang naik? Nanti bisa nangis" jelasnya

"Ya-yaudah deh, nda jadi naik itu" lirih Yeri

Karyawan tersebut pergi dan Yeri pun menurut dengan Irene. Usaha Seulgi memang tidak sia-sia.

"Bener kan kata mommy? Udah yuk aunty udah pada capek. Kita pulang yaa" kata Irene

"Iyaa" ucap Yeri lesu

"Dasar anak-anak, ahahaha" ucap Joy pelan sambil tertawa.





























Assalamu'alaikum, akhirnya saya up juga. palingan ga ada yg nungguin, udah berdebu nih cerita. yang baca jangan lupa vote sama comment. oke makasih love love, muachh 💋

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang