Yeri sangat semangat berangkat ke sekolah. Bagaimana tidak? Ia sekarang telah menggunakan tas baru pemberian aunty Joy.
"Waahh Yeri kamu pake tas baru?" tanya Somi
"Iyaa, ini dali aunty aku"
"Iih keren, bisa berubah warna" kata Mark
"Aku juga pake tas baruu" ada teman Yeri yang tidak mau kalah, Jisung namanya
"Wah tas kamu juga bagus" puji Yeri
"Iyaa dong, ini dari daddy aku" kata Jisung
"Daddy itu apa?" tanya Yeri
"Kamu nda tau daddy?" tanya Tzuyu
"Daddy itu sama kayak papa. Kalau aku manggilnya papa" kata Somi
"Daddy itu suaminya mommy!" jawab Mark
"Nah iya, that's right" kata Jisung
"Oooo gituu" kata Yeri sambil mengangguk, padahal dirinya sama sekali tidak mengerti pembahasan mereka.
"Emangnya kamu nda punya papa?" tanya Somi
"Aku cuma punya mommy, tante wani, tante sipit, sama aunty Joy"
Semua anak yang mendengarnya hanya mengangguk paham.
"Kids! Ayo duduk yang rapih!" Teriakan miss Jennie membuat semua anak-anak kembali duduk di kursinya dengan rapih.
"Miss Jennie!! Miss Jennie!!"
Teriakan Yeri membuat Jennie mengalihkan perhatiannya ke anak itu. Ia pun menghampiri Yeri.
"Ada apa Yeri?"
"Miss, daddy itu siapa sih?"
Mendengar pertanyaan itu Jennie hanya bisa tersenyum, bukannya ia tidak mau menjawab. Hanya saja ia bingung menjelaskannya, dirinya tahu bahwa Yeri ini tidak memiliki sosok ayah.
"Yeri penasaran?"
"Iyaa miss, kok temen-temen Yeri punya daddy? Tapi Yeli nda"
"Ga semua anak punya daddy, yang penting Yeri masih punya mommy. Oke?"
"Okee miss!"
Jennie tersenyum, ia berharap dirinya tidak salah dalam menjawab pertanyaan Yeri. Anak ini memang belum tahu semua hal, sangat sulit untuk dimengerti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah waktunya istirahat, Yeri sedang memakan bekal buatan sang mommy. Semua makanan mommy memang tidak pernah mengecewakan, Yeri menyukainya!!
"Wah makanan Yeri lucu, bentuk beruang" puji Mark
"Hehehe ini mommy Yeli yang buat"
"Yeri enak banget, momy Icung nda pernah bikin bekel buat Icung" kata Jisung
Yeri merasa kasihan melihat raut wajah Jisung. Padahal Jisung termasuk anak yang ceria dan aktif di kelas.
"Yaudah, kita makan beldua. Mau nda?"
Mendengar Yeri berbicara seperti itu, Jisung langsung mengangguk senang. Ia mendekatkan kursinya dengan kursi Yeri.
"Yeri juga bisa makan bekel punya Icung, ini yang buat mbak nya Icung"
"Okee"
Akhirnya Yeri dan Jisung berbagi makanan. Ternyata berbagi itu rasanya sangat menyenangkan. Bahkan teman-teman Yeri yang lain juga saling berbagi. Pada akhirnya mereka makan bersama
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Mommy!"
Yeri berlari ke arah Irene, ia ingin memeluk mommy-nya itu. Sementara Irene disana sudah merentangkan tangannya sambil berjongkok.
Hup
"Aduh, anak mommy kangen sama mommy yaa"Yeri melepaskan pelukannya dan mengangkat kepalanya, untuk melihat Irene.
"Iyaa, kok mommy lama jemputnya?"
"Maaf yaa, tadi mommy ada urusan dulu"
"Oooo"
"Yuk, kita pergi belanja dulu yaa sayang"
Mereka pun pergi ke supermarket terdekat. Karena stok bulanan sudah menipis, Irene ingin berbelanja. Irene memang hanya berbelanja bulanan sekali, dirinya juga disibukkan oleh pekerjaan.
"Mommy! Yeli mau chiki yang itu, boleh nda?"
"Boleh sayang, tapi jangan banyak-banyak yaa"
Yeri mengambil chiki di rak makanan yang tidak jauh dari situ, Irene membiarkan Yeri mengambilnya sendiri. Tetapi chiki tersebut terlalu tinggi untuk digapai Yeri. Ia berusaha melompat tetapi tetap saja tidak bisa
"Ish, kok chikinya tinggi banget sih?!"
Yeri jadi kesal dengan dirinya, ia ingin meminta bantuan Irene tapi tampaknya sang mommy sedang fokus memperhatikan list belanja.
"Dek, sini om ambilin chikinya"
Yeri terkejut ketika seorang pria yang sedang menggendong anak seumuran dengannya, datang menghampirinya.
"Ini dek chikinya"
Bukannya mengambil chikinya, Yeri malah menatap pria itu beserta anaknya.
"Dek, ini chikinyaa"
"Oh iyaa, makasi om!"
"Papa papa, Bona juga mau chiki itu" kata seorang anak perempuan itu
Pria itu mengambilkan chiki untuk anaknya, Yeri hanya bisa melihat interaksi kedua anak dan ayah tersebut.
"Ooo jadi itu papa" - batin Yeri
Sekarang Yeri paham apa yang dimaksud oleh teman-teman sekelasnya tadi.
"Papa?"
Pria itu kembali menengok mendengar Yeri berbicara.
"Om papanya Yeli yaa?" tanya Yeri
"Bukan dek, om bukan papa kamu"
Pria itu tersenyum, mengapa anak ini bisa mengira dirinya adalah ayahnya. Memang polos sekali bocah yang satu ini.
"Yeri!!"
Yeri menengok mendengar teriakan Irene. Ah dirinya, lupa bahwa ia disini bersama sang mommy.
"Yaampun sayang kok kamu lama sih"
"Iya mom, soalnya chiki nya tadi ketinggian. Telus om ini yang bantuin Yeli"
Irene melihat pria itu, lalu membungkukkan badannya.
"Terima kasih" ucap Irene
"Ah iyaa, sama-sama. Saya duluan yaa" pamit pria itu
Melihat pria bersama anaknya itu pergi, Yeri menjadi sedih. Jika dia bukan papa Yeri, jadi siapa papa nya Yeri?
"Yuk, sayang mommy masih mau belanja yang lain"
Yeri pun mengikuti Irene berjalan mencari barang-barang lain. Tubuhnya berjalan mengikuti Irene melangkah, tetapi pikirannya penuh dengan banyak pertanyaan.
"Mommy"
Yeri memanggil Irene, tetapi Irene terlalu sibuk berbelanja sehingga tidak memperhatikan Yeri. Memang, mommy yang satu ini tidak bisa dinganggu gugat ketika sedang belanja.
"Ish, mommy ga dengel Yeli" - batin Yeri
Akhirnya Yeri pun membiarkan Irene berbelanja dan menahan semua pertanyaan yang terbayang-bayang di otaknya. Mungkin sehabis belanja, Yeri bisa bertanya sepuasnya kepada Irene.
helour, akhirnya saya update lagi. setelah sibuk dengan semua lika-liku wamil. jangan lupa vote sama comment yaaa, love lovee 🥨
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionTentang Irene yang harus merawat keponakannya seperti anaknya sendiri... "𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘪𝘯 𝘠𝘦𝘳𝘪. 𝘔𝘢𝘮𝘢 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘯𝘨" ~...