Pagi telah tiba, sinar mentari menusuk kulit putih Selena yang masih tertidur. Namun tak lama dari itu, ia terganggu lalu terbangun. Sambil berusaha menahan rasa pusing yang ada di kepalanya ia berusaha berdiri.
"Dad! " Teriak Selena dengan suara seraknya.
Menyadari hal itu Hendric datang dengan cemas. "Kau baik-baik saja bukan? " Tanya nya karena melihat wajah Selena sangat pucat.
"Aku hanya pusing" Ujarnya sembari memegangi kepalanya. Ia berjalan sempoyongan.
Ia mengecek subuh badan Selena, sangat panas. Hal itu membuat Hendric langsung membawanya lagi ke kamar. "Beristirahat lah, kau demam. Dad akan mengambil obat dulu." Ucap Hendric dan segera berlalu.
Sambil memejamkan matanya, Selena teringat Justin dan kejadian malam itu. Matanya mulai memanas, dan akhirnya ia menangis. "Apakah dia hanya berpura-pura mendekatiku? " Ujarnya dalam batin hingga air mata terus mengucur.
Tak lama Hendric datang dengan nampan berisi air minum, mangkuk berisi bubur dan obat.
"Kau menangis? " Tanya Hendric.
Gadis latin itu segera mengusap air matanya. "Tidak, mataku terkena sesuatu" Alibinya membuat Hendric tak percaya. Namun pria paruh baya tersebut pura-pura mempercayainya.
"Dad membuat bubur untukmu. Makanlah setelah itu minum obat, lalu beristirahatlah"
Selena menggeleng cepat. "Aku baik-baik saja Dad. Bagaimana pekerjaan ku? Sudah dua hari aku tak bekerja."
Ucapan itu membuat Hendrick menggelengkan kepalanya. "Dad sudah menghubungi Mr. Jared, tak perlu khawatir." Ucap Hendric lalu menyuapi putrinya dengan bubur"
"Dengar, apakah berandal-berandal itu melukaimu? Apakah dia berbuat macam-macam kepadamu? " Tanya Hendric beruntun dengan nada cemas.
"Tidak Dad, tak perlu khawatir mereka tak menyentuhku sama sekali" Ujar Selena berbohong. Ia ingat bagaimana Chris melempar tubuhnya dengan kasar dan mengikat paksa tangannya. Ia tak Ingin membuat ayahnya cemas.
"Syukurlah, itu berkat Justin dan Jules yang sudah menyelamatkanmu tepat waktu bukan?" Ujar Hendric dan Selena langsung terdiam.
Gadis itu langsung menyudahi makannya dan langsung meminum obatnya. "Aku harus beristirahat dad, kepalaku terasa berat" Ujar Selena secepat mungkin seperti mengalihkan pembicaraan.
Hendrick yang tak curiga langsung membereskan semuanya lalu mengecup kening putri kesayangannya itu. "Jika butuh sesuatu panggilan Dad" Ujarnya lalu pergi.
---
Di sisi lain, restauran dalam keadaan seperti biasanya. Ramai karena banyak pembelinya. Terlihat Jules masih terlihat lincah saat bekerja. Dan tak lupa Alexandra yang selalu menggoda Jules.
"Kau tak bisa diam ya" Cibir Cassie yang sejak tadi memperhatikan Alex menggoda Jules.
"Hei apa urusanmu, kau cemburu?" Balas Alex membuat Cassie tersedak air yang ia minum.
"Aku? Kenapa harus aku? Kau bukan seleraku bodoh" Ujar Cassie lalu ia mengibaskan rambutnya dan pergi.
"Hei kau pikir aku tertarik padamu? Hahaha sama sekali tidak"
Cassie masih mendengar ucapan Alex lalu ia menjulurkan lidahnya.
Jules terkikik melihat kelakuan kedua temannya itu, namun di sisi lain hatinya masih memikirkan Selena karena ia menghawatirkan keadaannya.
Dari jauh, terlihat Bil yang berjalan menuju ke dapur. Jules menyadarinya dan langsung menghampiri. "Ada apa?" Tanya Jules dan Bil tertawa.
"Wohoo sepertinya kau tahu bahwa aku akan berbicara dengamu kawan" Ujarnya.
YOU ARE READING
My Sweatheart Justin
Romance-Selena Marie Gomez Aku memutuskan sekolahku dan memilih bekerja. Sampai aku bertemu dengan mu di suatu tempat dan akhirnya aku terluka karena rahasiamu, aku sangat mencintai mu hingga akhirnya kita memutuskan untuk hidup bersama tanpa mengingat mas...