Author's POV
Langkah nya tergesa-gesa, wajahnya terlihat panik. Dia memasuki sebuah bangunan besar Los Angeles Hospital. Langkahnya semakin dipercepat saat ia sudah memasuki bangunan tersebut. Dengan raut wajahnya yang pucat, dibukalah pintu ruangan nomor 12 olehnya, didapati seorang anak kecil perempuan yang terbaring lemas di atas kasur dengan infus di tangannya. Dengan langkah gemetar, Justin mendekati gadis kecil tersebut. Diambilnya kursi lalu ia duduk di sebelahnya.
"Jazmyn, aku berjanji akan menyembuhkan mu secepat mungkin." ujarnya sendu.
Justin's POV
Aku tidak kuat melihat adikku yang terbaring di atas kasur rumah sakit. Tempat yang sangat aku benci. Aku tidak suka bau obat-obatan.
Aku sedikit lega karena aku mendapatkan uang dari Chris, setidaknya aku bisa membayar biaya rumah sakit walaupun menyicil.
Kleekk..
Aku melihat siapa yang datang.
"Justin, aku sudah membawakan makanan untuk Jazmyn" ucap seorang Gadis berambut hitam lurus, tubuhnya ramping dan tinggi.
Justin mengangguk dan mengisyaratkan wanita itu untuk duduk di sebelahnya.
"Aku harus pergi" Ucap Justin saat wanita itu duduk.
"Kau mau pergi lagi? Mau kemana selarut ini?" Tanya nya beruntun.
"Mencari udara segar, aku tak bisa melihat Jazmyn sebelum ia sadar. Sangat sakit untuk melihatnya saat ini" Jawab Justin dengan datar.
Gadis itu menghela nafasnya. "Baiklah, pergilah jika kau ingin pergi. Dokter bilang operasinya akan dilakukan besok, kau harus datang"
Justin mengangguk.lalu pergi meninggalkan wanita itu.
Dia bernama Kendall Jenner, teman kecil Justin, Kendall juga sudah menganggap Justin seperti keluarga sendiri, gadis itu berusia 22 tahun. Dia tinggal satu apartemen dengan Justin.
----
Author's POV
Sementara gadis berambut cokelat gelap itu terus menambah kecepatan larinya untuk menjauh dari gedung tua yang terkutuk baginya. Nafasnya tersengal-sengal, kakinya sudah terasa pegal, ia berharap pria gila tadi tidak mengejarnya. Ia berhenti sebentar, karena kakinya tidak kuat lagi untuk berlari.
"Aku harus melaporkan semua ini ke polisi" Ucap Selena dengan hati yang kesal. Ia berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya.
Setelah itu dia melanjutkan langkah kakinya menuju ke rumah. Ia harus cepat sampai pasti Ayahnya sudah menunggunya dengan cemas.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Jalanan sangat sepi, setelah ia melewati beberapa perkebunan akhirnya ia sampai di komplek perumahan. Dia ingat sekali jalan menuju ke gedung tua itu.
Tiba-tiba.. bruukk!
Selena menabrak sesuatu.. oh bukan lebih tepatnya seseorang. Ia meringis kesakitan, ia berusaha untuk berdiri.
"Kau..?" Ucapnya kaget melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang. Selena menyipitkan matanya untuk memastikannya lagi.
Seorang pria di hadapannya samar-samar menatap nya tajam karena seluruh kepalanya tertutup oleh tudung Hoodie hitam, Selena sempat tak yakin bahwa wajah itu akhirnya terlihat olehnya.
"Kau pria berjaket hitam yang sering kutemui di dekat gang bukan?" Tanya Selena gugup dan sangat takut.
Namun tak ada jawaban dari pria itu. Wajahnya sangat dingin menakutkan.
YOU ARE READING
My Sweatheart Justin
Romance-Selena Marie Gomez Aku memutuskan sekolahku dan memilih bekerja. Sampai aku bertemu dengan mu di suatu tempat dan akhirnya aku terluka karena rahasiamu, aku sangat mencintai mu hingga akhirnya kita memutuskan untuk hidup bersama tanpa mengingat mas...