Kini tinggal aku sendiri di ruangan ini sambil menonton acara di televisi. Dua anak menggemaskan itu tiba-tiba muncul dan memelukku erat.
Aku menepuk kursi di sebelah kanan dan kiriku mempersilahkan Jazmyn dan Jaxon untuk duduk di sebelahku.
"Aku senang kau masih ada di sini Selena" Jazmyn mencubit pipiku. Aku mencubitnya kembali sebagai balasannya.
"Dan aku akan mengutukmu jika tadi kau pergi meninggalkan kami" omel Jaxon padaku. Aku mencubit hidungnya juga dengan gemas.
"Hey Justin! Kemarilah" teriak Jaxon ketika melihat Justin keluar dari kamarnya. Justin menatapku lama, aku menunduk karena aku sangat gugup melihatnya.
Justin melangkahkan kakinya menghampiri kami lalu ia duduk di sebelah Jaxon. Justin melirikku sekilas seperti memberi isyarat padaku. Aku tak mengerti dan mengabaikan dia, walaupun sebenarnya aku tak ingin melakukannya.
Jazmyn menyambar remote televisi di meja. "Kita bisa menonton film bersama, Yeay!" Teriak Jazmyn dan mulai menekan tombol.
Aku tak mengerti mengapa Justin masih menatapku. Aku ingin mengatakan sesuatu padanya namun Jaxon terlebih dulu menyuruhku agar menonton film yang mereka pilih.
Akhirnya aku memutuskan menuruti permintaan Jaxon dan Justin juga ikut menonton filmnya setelah aku menurut pada Jaxon. Sejak tadi aku dan Justin hanya diam kecuali Jaxon dan Jazmyn yang terus berkicau selama menonton. Aku juga memergoki Justin yang menatapku diam-diam. Ini sungguh manis, tapi tetap saja aku tak suka karena ia menatapku dengan datar. Bukan tatapan menyenangkan yang kuharapkan selama ini.
Lima menit berlalu aku menonton film bersama mereka. Aku melirik Justin sekilas, ia berdiri dari kursi. "Justin, kau ingin kemana?" Jazmyn memanggil Justin sebelum ia berjalan meninggalkan kami.
Jazmyn yang malang, Justin tak merespon pertanyaan adiknya ini dan ia terus melangkah begitu saja.
"Sabar Jazmyn" bisikku tepat di telinganya.
Jazmyn terkikik mendengar bisikan ku.
"Aku tak memperdulikannya, karena aku tau ia bersikap seperti ini karena ada kau saja""Ha?" Aku mengernyit kebingungan.
"Ya, dia seperti itu karena ada dirimu. Sebenarnya ia suka mengganggu kami. Jika tak ada dirimu di sini, ia selalu menggangguku dan Jazmyn saat menonton televisi. Kami bisa tenang karena ada kau."
Ujar Jaxon tertawa keras."Jika ada dirimu ia tak akan berani mengganggu kami. Lihatlah, sejak tadi dia hanya diam saja bukan?"
Tambah Jazmyn dan ikut tertawa. Aku yang mendengarkan mereka juga ikut tertawa. Jika Justin tau adik-adiknya sedang menertawai dirinya, aku tak bisa menebak bagaimana raut wajahnya sekarang."Dia sungguh jahil, tapi dia juga menyayangi kami" ujar Jazmyn sembari mencomot kentang goreng yang ada di meja.
Aku mengangguk paham. "Tentu, tidak mungkin seorang kakak tidak menyayangi adiknya bukan?" Ujarku, mereka mengangguk senang.
"Apakah Justin pernah tersenyum?" Tanyaku penasaran. Sebenarnya aku tahu bahwa Justin pernah tersenyum.. bahkan sampai sekarang aku masih mengingat senyuman mautnya itu.
Jazmyn menatapku lekat. "Memangnya kenapa?" Tanya Jazmyn terkikik.
"Kau lucu Selena, Memang kau fikir dia manusia es!" Celetuk Jaxon menertawai pertanyaanku. Aku bersumpah ingin menjawabnya "Justin memang manusia es!"
"Jadi Justin pernah tersenyum?" Aku sedikit tertawa dan menunggu jawaban dari mereka.
Jaxon menatapku lama sebelum mengatakan. "Tentu saja"
YOU ARE READING
My Sweatheart Justin
Romance-Selena Marie Gomez Aku memutuskan sekolahku dan memilih bekerja. Sampai aku bertemu dengan mu di suatu tempat dan akhirnya aku terluka karena rahasiamu, aku sangat mencintai mu hingga akhirnya kita memutuskan untuk hidup bersama tanpa mengingat mas...