Pria itu mendekati Thalia, mengikis jarak di antara mereka, kemudian mengukung Thalia yang sedang duduk di sofa, menatapnya dalam. "Aku tidak tahu apa kau menyadarinya atau tidak, tapi aku membutuhkanmu, Lady. Kau punya sesuatu yang mungkin aku inginkan."
Thalia diam saja. Dia tidak tahu apa yang di maksud Roan.
"Kekuatan suci." Roan melanjutkan, menunggu respon Thalia. "Lady pasti sudah tahu kalau aku terkena kutukan sihir hitam, makanya sejak seribu tahun yang lalu Grand Duchy Cassavero tidak pernah berubah sedikitpun. Itu karena waktuku terhenti, terkunci oleh kutukan itu sehingga aku tidak menua dan hidup sebagai monster."
"Maksud Anda anjing kaisar, kan?" Thalia langsung membekap mulutnya. "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung peliharaan kaisar."
Thalia panik. Duh bacot gue....
"Tentu saja tidak ada anjing setampan Yang Mulia Grand Duke-"
Bazeeeng! Bacot gue tolonglah jangan bertingkah sekaraaaang....!
"Ma-maksudnya saya tidak menganggap Tuan Grand Duke anjing atau apa-"
Roan tertawa. Suara tawa yang renyah dan keras. Thalia langsung menutup mulutnya sambil merutuki betapa mulutnya masih kurang ajar seperti saat ia hidup di dunia asalnya.
Baru kali ini gue ngerasa nggak bangga sama kecablakan mulut gue....
"Kalau kekuatan suci, beberapa tahun lagi akan ada calon saintes yang datang. Sepertinya dia jauh lebih mumpuni dari pada saya." Thalia mengalihkan pembicaraan. "Saya ini bukan orang yang akan menikahi Yang Mulia Grand Duke. Saya cuma perempuan miskin yang berusaha bertahan hidup sambil membayar hutang orang tua saya."
"Karena kutukan sihir hitam, aku bisa mendengar suara seluruh dunia. Lady bisa selamat malam ini juga karena kekuatan itu. Jika fokus, maka aku bisa mendengar strategi perang dari kerajaan lain sekalipun. Ini baru kusadari hari ini. Lady meredam suara seluruh dunia yang sudah menyiksaku selama seribu tahun." Roan berdeham, tawanya terhenti seketika. "Lady ingat ledakan di ruang kerja Monsta?"
Thalia mengangguk.
"Itu adalah ledakan yang timbul karena kekuatan suci Lady." Roan menatap lurus ke arah mata emerald itu. "Sihir dan kekuatan suci memiliki energi yang bertentangan. Suara seluruh dunia memang bisa diredam dengan kekuatan suci yang besar, tapi sebagai gantinya, mana yang mengendalikan seluruh sihir di tubuhku akan bergerak abstrak. Dengan kata lain, jika dibiarkan begitu saja, maka aku tak ada bedanya seperti bom berjalan. Sihir yang meledak bisa memusnahkan seluruh kontinen."
Thalia terdiam. "Saya tidak terlalu paham, tapi seharusnya bukan saya yang akan menyelamatkan Tuan Grand Duke, tapi calon saintes yang akan datang beberapa tahun lagi."
"Kekuatan suci Lady memiliki energi yang berbeda. Aku sudah bertemu dengan puluhan saintes generasi sebelumnya. Aku tidak bisa menerima kekuatan suci mereka." Roan tidak mau kalah, dia tidak akan melepaskan orang yang bisa meredam suara seluruh dunia tanpa efek apa-apa seperti Elleanor Centaury. "Sebenarnya, kenapa Lady tidak bisa menerima tawaranku?"
Thalia menggigit bibir bawahnya lagi. Roan menatapnya selama beberapa saat, kemudian tangannya terulur, ibu jari Roan menyentuh bibir bawah Thalia sampai wanita itu menatap mata keemasannya yang teduh.
"Jangan gigit bibirmu, Lady, itu kebiasaan buruk. Nanti kau terluka." Roan tersenyum tipis.
Thalia menahan napas, jantungnya lagi – lagi dibuat berdebar tak karuan hanya karena hal kecil seperti itu.
Gilaaa ... ini fan service ala duke-duke di novel apa gimana (>///<)
"Bagaimana kalau kita buat kontrak?" Roan tiba – tiba mengeluarkan kertas dan pena bulu, serta bak tinta. "Kalau memang benar seperti yang kau bilang, akan ada calon saintes yang datang dalam beberapa tahun untuk membantuku bebas dari kutukan, maka mari akhiri kontraknya sampai dia muncul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Seduce The Duke
FantasyWARNING 21+ [SPIN OFF WHO MADE ME A PRINCESS: ROAN STORY] Saat merasuki tubuh seorang figuran novel yang sedang ia tulis, Thalia pikir dia berhalusinasi. Tapi, kehidupan barunya sebagai Elleanor Centaury terlalu nyata dan tragis. Mengetahui masa de...