Kedua mata Gelora terbuka, tidurnya terganggu karena suara ricuh, dia mendapati Elkas tengah menyisiri rambut di depan cermin, di lihat dari tampilannya, tampak rapi dan wangi, Gelora beranjak bangun, gadis itu menyandarkan tubuh di sandaran ranjang.
"Mau kemana mas?"
"Eh, kamu udah bangun? Ini, aku mau jalan sama Lessia, kamu nggak papa kan di rumah aja?" Lelaki muda itu berbalik badan, menghampiri Gelora sambil meletakkan sisir di ujung ranjang.
"Aku boleh ikut nggak? Nanti, bapak sama ibu curiga loh, kalo kamu keluar dengan tampilan serapi ini tanpa aku,"
"Em, iya juga, yaudah, kamu siap-siap sana, aku tunggu di depan,"
Elkas berjalan pergi, gadis itu tersenyum lebar, mudah juga menipu suaminya, istri mana yang akan biarin suaminya berduaan dengan wanita lain, ya walaupun, mereka menikah tanpa cinta, tapi, Gelora juga harus menjaga harga dirinya sebagai seorang istri, gadis itu menurunkan kedua kaki dari atas ranjang, dia beranjak berdiri, sementara itu, Elkas tiba di ruang tamu, dia mendapati ibunya tengah menyapu, lelaki muda itu duduk di salah satu kursi.
"Kas, rapi banget, mau kemana?"
"Mau keluar bu sama Gelora,"
"Oh, Gelora kemana aja ya? Kok nggak kelihatan, dia juga nggak ikut makan siang tadi, apa dia sakit?"
"Nggak bu, dia tadi ketiduran setelah beberes barang,"
"Harusnya, kamu bangunin dong pas makan siang, dia bisa sakit lo,"
"Iya bu, lain kali Elkas bangunin,"
"Bu, ngomongin aku ya?" Gelora datang dari dalam, dia berhenti berjalan di dekat Elkas.
"Iya, kamu nggak kelihatan dari pagi, ibu kira kamu sakit,"
"Nggak bu, aku ketiduran,"
"Kamu pasti capek nak, kamu mau makan dulu sebelum pergi?"
"Nggak deh bu, aku makan di luar aja sama mas Elkas,"
"Yaudah, kalian hati-hati,"
Gelora berjalan menghampiri Rona, bersaliman dengan mertuanya itu, Elkas beranjak berdiri, menyusul Gelora, dia bersaliman dengan Rona, Gelora dan Elkas berjalan keluar dari dalam rumah, tanpa suara, mereka turun ke halaman, menghampiri sebuah motor yang terparkir di sana, lelaki muda itu menyodorkan helm pada Gelora, gadis itu menerima sodorannya, Elkas lalu naik ke atas motor sembari memakai helm, Gelora naik ke atas jok belakang, Elkas di depan mulai melajukan motor, meski boncengan, Gelora tetap menjaga jarak dari Elkas.
Selang menit berjalan, mereka hampir tiba di tempat Lessia bekerja, Elkas membelokkan motor ke sebuah halaman perusahaan, dia perlahan menghentikan motor, Gelora turun sambil melepas helm, dia mengambil ponsel dari dalam totebag, lebih baik memesan ojek online terlebih dahulu daripada melihat orang pacaran, pasti, sebentar lagi, cewek itu akan muncul.
"Mas, nanti jalan-jalannya ke mana?"
"Ke taman,"
"Boleh kirimin alamat tamannya ke aku?"
"Buat?"
"Ya, kamu kan boncengan sama Lessi, otomatis aku harus ngojol, jadi, buat kasih alamat tujuan ke ojolnya,"
"Oh, nggak perlu, kamu bawa motor ini aja, aku naik mobil sama Lessi,"
"Oh gitu, yaudah deh bagus, ngirit pengeluaran,"
Seorang wanita muda keluar dari dalam perusahaan itu, wanita itu tak lain adalah Lessia, tanpa permisi, gadis berpakaian modis itu langsung memeluk Elkas, dia menubrukkan kedua pipinya dengan pipi Elkas secara bergantian, Gelora yang menyaksikan hanya bisa bergidik.
"Sayang, aku kangen banget sama kamu," gadis itu kembali memeluk Elkas.
"Iya sayang, aku juga kangen sama kamu,"
"Capek banget deh yang, kemaren malem aku lembur, biar hari ini bisa jalan sama kamu, sekarang, yuk kita berangkat," Lessia menarik Elkas, pasangan konyol itu berjalan pergi, Gelora memandangi dari tempat berdiri.
Elkas menyempatkan menoleh, dia melempar kunci motor pada Gelora, dengan sigap gadis itu menerimanya,
Gelora membalikkan badannya, dia memakai helm sambil naik ke atas motor, lalu, meletakkan helm satunya di tengah pijakan kaki, gadis itu memutar motor berbalik arah, mulai melajukannya pelan, mengikuti mobil yang melaju di depannya, dari situ saja, terlihat kemesraan Elkas dengan gadis itu, Gelora hanya bisa mengalihkan pandangan, di dalam mobil, Elkas membelai rambut Lessia.
22
"Sayang, kenapa kamu ajak istrimu itu? Jadi nggak seru deh, jalan-jalan sore ini," Lessia menyandarkan kepala di bahu Elkas, lelaki muda di dekatnya itu tengah menyetir mobil."Ya nggak papa kali sayang, yang penting, kita bisa jalan-jalan, aku ajak dia juga biar orang tuaku nggak curiga,"
"Curiga kenapa? Kamu nggak bisa ya? Cari alasan yang tepat,"
"Bukan gitu, bapak sama ibuk pasti curiga, kalo aku keluar sendiri dengan tampilan serapi ini, kamu ngalah sendikit nggak papa kan cantik?"
"Yaudah deh, daripada aku nggak bisa jalan sama kamu,"
"Sabar ya," Elkas membelai rambut Lessia dengan cepat.
Mobil berbelok ke halaman sebuah tempat, tempat yang cukup indah, dengan beberapa stand-stand jualan, Gelora menghentikan motor, dia turun dari motor sambil melepas helm, gadis itu berjalan dengan merapikan rambut yang berantakan, kedua matanya melihat Elkas dan wanita itu turun dari mobil, diikuti saja mereka dari belakang oleh Gelora, ketiganya mulai menyusuri tempat itu, Lessia menggandeng tangan Elkas mesra, sesekali dia menyandarkan kepala di bahu kekasihnya itu, dia tersenyum girang meski sedikit risih akan keberadaan Gelora.
Setelah lama berjalan, Lessia mengajak Elkas singgah di salah satu stand, Gelora tetap setia mengikuti sepasang kekasih itu, ketiganya menempati meja yang berada di luar.
"Aku pesenin dulu ya, kalian tunggu sini," ucap Elkas yang belum sempat duduk, lelaki muda itu berjalan pergi.
"Aku heran deh sama mbak, ngapain mbak ngikutin kita terus? Cemburu sama aku?"
"Buat apa saya cemburu sama apa yang sudah saya miliki,"
"Kalo gitu, ngapain coba? Mbak kan di ajak cuma biar Elkas bebas, nggak harus ikut kemana-mana juga kali,"
"Kamu pikir saya bodoh? Mau bagaimana pun, saya istrinya, saya harus tau siapa dan bagaimana orang yang dekat dengan suami saya,"
"Biar apa? Dalam hal pilihan, biarin suka-suka Elkas lah mbak, Elkas yang ngejalanin kok,"
"Gini nih, otaknya selingkuhan, nggak ada sedikit pun pikiran tanggung jawab, dan ya, jika bukan karena harga diri, saya tidak mau meladeni, orang-orang nggak penting kayak kamu,"
"Apaan sih ini, kok ribut-ribut," Elkas kembali datang, dia menyajikan pesanan yang di bawanya.
"Itu loh sayang, istri kamu nyebelin,"
"Gelora, kamu ganggu Lessi ya?"
"Ya ampun mas, nggak ada kerjaan aku, ganggu cewekmu,"
"Ck, ribut lagi, mending pada di makan deh,"
"Oh iya mas, kalo boleh tau, kamu kenal dia dari mana? Kok, dapet cewe gitu amat,"
"Eh, kamu jangan sembarangan ya!" Ucap Lessia dengan nada tinggi, dia berdiri sambil menyodorkan garpu ke arah Gelora.
"Udah-udah, jangan berantem!" Lerai Elkas.
"Santai, aku cuma nanya kok,"
"Gelora, mas minta tolong, jangan buat keributan di sini,"
"Ya ampun mas, apa sih? Aku cuma nanya loh sama kamu, dianya aja yang sewot,"
"Jadi nggak mood makan deh, mas, aku lanjut lihat-lihat tempat ini dulu ya, nanti kalo pulang jangan lupa kasih tau aku," imbuh Gelora.
"Iya, hati-hati,"
Gelora beranjak berdiri, gadis itu berjalan pergi, meninggalkan Elkas dan Lessia berdua, sepasang kekasih itu saling terdiam, keduanya memilih fokus dengan makanan masing-masing.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DARI ORANG TUA
Teen FictionSeorang laki-laki muda yang terjebak dalam hubungan asmara, dia telah menikah tapi, dia masih menjalin hubungan dengan cinta pertamanya, secara terang-terangan di depan istrinya, bahkan, istrinya pernah di ajak makan bersama cinta pertamanya, tapi...