[17]

2.4K 365 21
                                    

Kini Jeno tengah mengobati luka di bibir Jaemin akibat perkelahian dengan Haechan tadi. Seakan mengerti situasi, keduanya sama-sama hanya diam tanpa mau membahas permasalahan yang mungkin saja sensitif. Jeno tidak tau kesalahpahaman apa yang terjadi antara Haechan dan Jaemin, tapi Jeno tidak enak ingin bertanya. Saat ini ia hanya fokus mengobati luka Jaemin saja.

Jaemin meringis saat tiba-tiba lukanya terkena cairan antiseptik yang menimbulkan perih, membuat Jeno menggumamkan maaf.

"Maaf. Luka ini harus cepat sembuh karna kita akan segera comeback. Jangan sampai penggemar melihat lukamu, nanti mereka khawatir dan berpikir yang tidak tidak," ujar Jeno sembari melanjutkan.

Keduanya lantas saling berpandangan. Dapat Jaemin lihat tatapan Jeno yang terlihat sedikit sendu dan tidak secerah biasanya, membuat Jaemin merasa iba dan kasihan. Kenapa mereka harus terlibat masalah hubungan langka seperti itu jika pada kenyataannya itu tidak membuat Jeno dan Haechan bahagia secara bebas.

Jeno dan Haechan tidak bisa mengekspresikan perasaan bahagianya menjalin hubungan secara bebas. Mungkin mereka bahagia karena saling mencintai, tapi mencintai secara sembunyi sembunyi justru akan membuat mereka tertekan. Belum lagi ancaman karirnya hancur jika hubungan mereka diketahui.

Sejujurnya Jaemin sangat peduli terhadap keduanya, apalagi Jeno adalah sahabatnya, tapi Haechan justru memandangnya sebelah mata dan menganggap Jaemin adalah penyebab hubungan mereka tersebar.

"Bukan aku orangnya, " cetus Jaemin tiba-tiba sambil menatap Jeno dalam.

Jeno yang tidak mengerti hanya mengerutkan keningnya bingung.

"Apa?"

"Haechan menuduh aku yang menyebar rumor pacaran itu," ucap Jaemin lagi, cukup membuat Jeno terkejut. Ia bahkan tidak pernah terpikirkan itu adalah Jaemin meskipun Jaemin tau.

"Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak mengerti kenapa dia menuduhku. Mungkin karena aku mengetahui hubungan kalian,"

Jeno menghela nafasnya. Ia cukup paham sifat Haechan yang terburu-buru dan suka menyimpulkan sesuatu hanya dengan menggunakan firasat saja.

"Jadi itu sebabnya kalian berkelahi. Maafkan Haechan, ya, " balas Jeno.

Jaemin menggeleng. "Aku juga mengatakan kalimat yang menyinggung Haechan. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk mengatakan itu, mungkin karna efek aku terlalu lelah usai jadwal padat kita. Maafkan aku," Jujur Jaemin, tak ingin sepenuhnya menyalahkan Haechan.

"Kau mengatakan apa?" Tanya Jeno penasaran.

Jaemin terdiam. Ia tidak mungkin mengatakannya pada Jeno karna itu juga sama saja akan menyinggung perasaan Jeno. Seperti kata Haechan, Jaemin tidak mungkin tega menghina orientasi Jeno yang menyimpang karena Jeno adalah sahabat nya.

"Lupakan. Aku tidak sengaja, " jawab Jaemin menghindar.

"Jadi, rumor itu benar kalian berdua yang dimaksud?" Tanya Jaemin kemudian.

Jeno tertunduk lesu. "Aku rasa. Karena aku dan Haechan pergi berdua hari itu " jawab Jeno.

"Aku takut, Na. Takut semuanya akan terbuka dan kalian menjadi korbannya, " ujar Jaemin merasa bersalah.

"Apa kau menyesal menjalin hubungan dengan Haechan setelah mengetahui dampaknya akan seperti itu?" Tanya Jaemin.

Jeno kembali berfikir. Dari awal mereka memutuskan menjalin hubungan itu keduanya jelas sudah tau akibatnya saat mereka terkenal nantinya. Tapi karena alasan perasaan dan mungkin sedikit ego, akhirnya Jeno dan Haechan memutuskan untuk tetap berhubungan dengan cara diam diam. Jeno bingung harus menyesal atau tidak karena didalam lubuk hatinya ia benar-benar tulus mencintai Haechan tanpa peduli karirnya hancur, meskipun ada sedikit rasa takut akan hal itu. Jeno bimbang.

behind the scenes // Hyuckno [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang