Babi banget, yang baca banyak tapi yang vote gak sampe setengahnya.
Dahlah, cape saya.
200 vote dan 75 komen, disini banyak sider yg ngelunjak, sangat terlihat karena vote nya jimplang.
.....
Syatara menghela napas panjang saat Evar memeluk tubuhnya erat, tak mengizinkan Syatara pulang ke rumahnya.
"Evar..aku mau pulang, nanti malam datang lagi."
Gelengan ribut Evar berikan "Gak mau! Aku gak mau ditinggal sendirian." melasnya lirih, air mata sudah menggenang dikedua mata sayu indahnya.
Hela napas kembali Syatara berikan, sabar, punya gebetan manja kaya gini harus selalu sabar.
"Nanti sore deh, aku kemari."
"Lamaaaaaa.."
"Oke, aku nginap disini, tapi sore baru kesini lagi."
Mendengar kata menginap, Evar akhirnya luluh, dia melepas pelukannya lalu menatap Syatara sedih.
Memajukan wajahnya kemudian mengecup manja bibir gadis cantik itu.
"Janji ya?"
"Iya cantiknya Syatara."
"Huh, padahal aku ganteng."
"Cantik gini, darimana gantengnya?"
"Dari lubuk hati ku yang terdalam."
Kekehan pelan Syatara berikan, dia mencium lekuk leher Evar dan meninggalkan bekas disana.
"Ntar malam aku mau susu lagi ya."
"Tentu, ini milik kamu."
Syatara tak menyangka, benar, sudah berapa kali dia berkata jika dia tak menyangka bisa sedekat ini dengan Evar, bahkan sampai membuat lelaki ini manja dengannya.
"Udah, aku pergi, kunci pintu yang bener."
"Oke Syatara~"
Baru setelahnya Syatara pergi, dia harus cepat, ini masih jam 12 siang dan kata Daddy nya Syagian belum makan juga.
Magh anak itu bisa kumat, Syatara harus cepat jika tak mau adik binalnya itu masuk rumah sakit lagi.
....
"Kakak..kenapa gak pulang?"
Syatara mengelus rambut adiknya pelan, apa anak ini mengubah warna rambutnya lagi?
2 hari lalu masih berwarna biru gelap, tapi sekarang sudah jadi warna magenta, terlihat cocok karena Syagian memiliki paras imut dan kulit putih.
Tubuhnya pun berisi, dia seperti baby boy seorang wanita kaya raya, padahal nyata nya anak ini hanyalah murid SMA kelas 1 yang berulang kali kena surat panggilan orang tua.
"Kakak di apartemen,"
"Ish, padahal Gian nungguin.."
"Sekarang udah pulang kan, yaudah gausah sedih gitu."
Bibir ranum Syagian mengerucut sebal, dia memeluk Syatara erat dan berusaha memejamkan matanya.
Semalaman Syagian tak bisa tidur tanpa sentuhan Syatara, kebiasaan aneh Syagian sejak kecil.
Dia hanya bisa nyenyak saat Syatara bersamanya dan memeluknya, jika tak ada Syatara, maka Syagian akan bermimpi buruk.
Syatara terus mengelus dan menepuk tubuh Syagian agar adiknya ini tidur, sudah jam 2 siang.
Akan Syatara buat dia tidur nyenyak sampai besok pagi.
Setelah dirasa sudah nyenyak, Syatara segera beranjak keluar karena ada panggilan dari Arka, anak angkat dari Paman Roka.
Paman Roka itu asisten Mommy nya, yang jujur sangat mencintai sang mommy sampai sekarang.
Tapi memilih merelakan Mommynya dengan sang daddy agar mommy bahagia.
Paman Roka masih melajang, jadi dia mengadopsi anak laki-laki yang kini menjadi asisten Syatara.
"Ada apa Ka?" umur Arka dan Syatara juga sama.
Arka memiliki paras tegas dan tatapan mata datar, hanya bersama Syatara saja tatapan itu melunak dan hangat.
"Dia pergi bersama seorang gadis, sempat berpelukan dan bergandengan tangan."
Syatara diam, Arka memang dia tugaskan untuk memantau apartemen Evar, dan inilah laporannya.
"Kau mengenal ciri gadis itu?"
"Ya, dia Gabi, Ketos dimana kamu sekolah Tara."
Syatara mengangguk pelan "Awasi, dan ikuti. Share location, aku akan menyusul."
"Baik, berhati-hatilah."
"Itu sudah pasti, aku kan selalu berhati-hati Arka."
Arka diujung sana tersenyum lembut, hanya suara saja dari Syatara, mampu membuat lutut Arka lemas, dia begitu memuja Syatara.
Dan sedikit terpuruk saat tau Syatara menyukai Evar, tapi kini Arka akan berusaha memisahkan mereka apapun caranya.
Karena dia tak mau bernasib seperti Ayah angkatnya, yang harus memendam cinta sampai diusianya yang sekarang ini.
Arka tak mau menyesal, setidaknya dia mau berjuang untuk cintanya pada Syatara.
Atau tidak dia lebih baik bunuh diri ketimbang melihat Syatara bersama lelaki lain.
Arka tak seperti Roka, dia tak akan bahagia jika Syatara bersama yang lain, karena Arka mau Syatara bahagia bersama dirinya.
Bukan bersama yang lainnya.
🍼Bersambung🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Who Can Lactating [End]
Jugendliteratur"Lo bisa keluarin air susu kan, Evar?" Terkejut? Sudah pasti, bagaimana gadis itu bisa tau kalau dia memiliki air susu!? "H-hah? Kok lo bisa tau!?" "Iya, kemarin gue lihat lo nangis di gudang karena nenen lo nyeri dan keluarin susu." Gawat! Ini Raha...