Kelvin mencari Alfi ke semua koridor di kelas. Wilis mencari Alfi ke seluruh penjuru taman. Dan Fahri mencari Alfi keparkiran depan berharap ia akan menemukan Alfi di sana.
Tapi hasil yg mereka dapat kan adalah 'NIHIL' mereka tak menemukan Alfi sama sekali.)(Fahri mengalihkan pandangan nya kelampu merah di perapatan yg ada di depan kampus itu dengan banyak sekali klakson mobil yg mengesend. Tiba tiba pandangan Fahri beralih pada sosok wanita yg sedang menyebrang jalan dengan mata tertutup kain saat rambu lalulintas menyalakan warna hijau. Yg arti nya pengguna jalan tidak boleh berjalan.
Fahri terus memperhatikan wanita itu dan ternyata itu adalah Alfi.
Fahri langsung berlari dengan kecepatan penuh. Saat ia berhasil menghampiri Alfi di tengah jalan tiba tiba ada suara klakson mobil dengan kencang.)
•tin-tin-tin•
(Fahri langsung memeluk Alfi dengan sangat kencang. Dalam pikiran nya "jika kau harus mati, aku akan mati bersamamu".
Setelah itu terdengar suara tabrakkan yg sangat kencang.)~SKIP~
(Terlihat Rima, Wilis, Aan dan kelvin sedang menunggu dengan panik di depan Ruang UGD. Hanya untuk menunggu sang dokter keluar dari ruangan tersebut.)
"Semoga Alfi sama kelvin gak kenapa kenapa yaa." Ucap Rima panik sambil mondar mandir di depan ruang UGD.
"Iyaa, semoga mereka baik baik ajah." Sambung wilis berharap.
"Dokter nya ngapain ajah sih.? Di dalem lama banget." Ucap kelvin mulai khawatir.
"Woyy.. An, kenapa kau malah tenang tenang saja.?" Tanya wilis yg sedari tadi terus melamun.
"Sebenernya apa yg terjadi dengan mereka sih.?" Tanya Aan sambil menyandar dagu nya dengan tangan.(Pintu UGD pun terbuka d n terlihat seirang dokter keluar dari ruangan tersebut.)
"Gimana dok, keadaan mereka.?" Tanya Rima dengan nada panik.
"Dok, mereka baik baik aja kan.?" Sambung kelvin tak kalah panik dengan Rima.
"Luka nya gak parah ksn dok." Lanjut wilis."Mana orang tua nya.?" Tanya sang dokter.
"Orang tua Fahri lg ada di luar kota." Jawab Aan.
"Kalo orang tua Alfi, kurasa ia hanya tinggal dengan kedua adik nya." Ucap wilis.(Semua menatap wilis)
"Emmp.. maksud ku, Mungkin orang tua nya telah berpisah sejak lama." Jelas wilis.
"Lis, kenapa kau tak pern h carita apa apa.?" Tanya Rima."Lalu bagaimana keadaan mereka sekarang dok.?" Tanya kelvin mulai khawatir lg.
"Yg satu sedang koma, akibat dari benturan yg hebat di kepala nya membuat dia mengalami amnesia untuk sementara waktu ini. Dan yg satu lg mengalami gangguan pada penglihatan nya." Jelas dokter panjang lebar.
"Maksud dokter, buta.?" Tanya Rima serius.
"Iyaa." Jawab dokter.
"Tapi itu gak akan berlangsung lama kan dok.?" Tanya wilis panik.
"Yaa, kita lihat saja nanti bagaimana kondisi pasien. Karna sebenar nya masih bisa di selamatkan hanya jika ada donor mata untuk nya." Jawab dokter.
"Dan sampe kapan Fahri koma dok.?" Tanya kelvin memastikan.
"Nanti jika sudah saat nya, dia akan sadar dengan sendiri nya." Jawab dokter.
"Emmp.. baik lah dok." Ucap kelvin.
"Yaa sudah kalau begitu saya permisi dulu, d n jangan lupa selesaikan administrasi terlebih dulu." Ucap dokter dan berlalu pergi.
"Baik dok." Jawab Aan.(Alfi dan Fahri di tempatkan dengan ruangan yg berbeda.
Rima dan wilis menjenguk Alfi. Kelvin dan Aan menjenguk Fahri.)"Lis apa yg harus kita katakan nanti saat Alfi sadar.?" Tanya Rima yg sedang duduk di samping tempat tidur Alfi.
"Gue juga gak tau Rim, pasti nanti dia bilang di sini adalah tempat yg gelap." Jawab wilis yg sedang berdiri di samping jendela.
"Terus giman sama keadaan nya Fahri yaa.? Mau sampe kapan dia koma.?" Ucap Rima yg hanya di jawab dengan gelengan kepala oleh wilis.