(Siank yg Alfi tunggu pun akhir nya tiba. Wilis dan Rima menuntun Alfi ke Ruangan Fahri.
Sesampai di sana mungkin Alfi memang tidak bisa melihat keadaan Fahri secara langsung. Tapi ia langsung duduk di bangku Aan sebelah Ranjang Fahri.)"Fahri masih dalam keadaan koma Fi." Ucap Aan.
"Kamu yg sabar ya Fi." Ucap kelvin.(Alfi menggenggam tangan Fahri sambil meneteskan air mata nya.)
"Harus nya aku sadar dari awal. Harus nya aku jujur sama perasaan ku sendiri." Ucap Alfi sambil menangis.
"Udah Fi, aku yakin Fahri pasti ngerti." Ucap Rima.
"Rim, kamu udah pacaran kan sama Fahri.?" Aku gak bisa bohong sama perasaan ku sendiri, aku sayank sama Fahri." Ucap Alfi masih menangis.
"Fi, Rima gak pacaran kok sama Fahri." Jawab wilis.
"Tapi waktu itu.?" Tanya Alfi belum selesai.
"Fi, Rima pacar gue." jawab Aan.
"Aan." Ulang Alfi.
"Iyaa Rima sama Aan udah pacaran Fi." Jelas kelvin.
"Apa lo masih ada rasa juga sama Aan.?" Tanya Rima.(Alfi hanya terdiam mendengar pertanyaan Rima.
Dalam hati nya ia berkata.)"Fahri selalu ada buat gue, dan gue juga udah merasa nyaman saat berada di dekat nya. Sebodoh itukah diri gue, jika gue harus membiarkan orang yg bener bener tulus mencintai gue bahkan sampai dalam keadaan koma seperti ini. Dia rela mempertaruhkan nyawa nya hanya demi, untuk menjaga gue." Batin Alfi berkecamuk.
"Fi, jangan sia sia.in Fahri lagi." Ucap wilis.
"Fi, kalo lo bener bener mencintai Fahri, jangan gantungin dia terus." Tambah Rima.(Tiba tiba ada seorang dokter yg masuk kedalam Ruangan Fahri.)
"Apa kalian bisa keluar sebentar.? Saya ingin memeriksa keadaan pasien." Ucap dokter itu.
"Baik dok." Jawab Aan.(Mereka semua keluar dari kamar itu. Sementara dokter sedang memeriksa kondisi Fahri.)
*beberapa saat kemudian*
"Bagaimana dok keadaan nya.?" Tanya Aan saat melihat dokter itu keluar dari kamar Fahri.
"Dia sudah cukup membaik hari ini." Ucap dokter.
"Dok, sampe kapan Fahri koma kaya gini.?" Tanya Alfi.
"Kamu jangan terlalu banyak Fikiran dulu, karna kamu juga masih perlu istirahat."jawab dokter itu.
"Iya dok, kita pasti akan jaga dia." Ucap wilis.
"Baik lah kalau begitu saya tinggal dulu." Ucap dokter.
"Terima kasih dok." Jawab Aan.(Dokter pun segera berlalu.)
"Fi, kamu juga harus istirahat." Ucap Rima.
"Iya, kita kembali ke kamar ya." Ajak wilis.
"Gue masih mau di sini nemenin Fahri." Jawab Alfi.
"Fi, kamu dengerkan tadi dokter bilang apa.? Kamu juga harus istirahat." Ucap kelvin.
"Iyaa Fi." Sambung wilis.
"Gue sama kelvin bakalan jaga Fahri buat lo Fi." Ucap Aan.
"Iya, kalo ada apa apa sama Fahri, pasti kita kasih tau Fi." Lanjut Kelvin.
"Yaa udah kita balik yaa Fi, kamu mesti istirahat." Sambung Rima.(Alfi pun mengikuti saran sahabat nya.)
•beberapa hari kemudian•
(di dalam kamar yg sunyi sepi Alfi termenung di dekat jendela sedang membayangkan Fahri.)
Alfi : "Hari demi hari ku lewati tanpa hadir mu di sisi ku,
saat rindu menghampiriku
jiwa ini begitu terbelenggu
teringat selalu bersamamu malam-malamku
teringat selalu bersamamu dalam malamkuFahri : " tak terasa ku meninggalkanmu
hati ini pun terasa beku
saat kau tak ada di sampingku
hati ini selalu merasa rindu
teringat indah senyuman mu di wajah cantik mu.Alfi : "Rindu di hatiku ingin selalu bersamamu
saat kau peluk aku, tak ingin ku melepaskanmuFahri : " sayangilah diriku, jangan pernah melupakanku
cintailah diriku dengan sepenuh hatimu